LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIK II
PERCOBAAN
I
PENENTUAN
TEGANGAN PERMUKAAN
OLEH
NAMA
:
ASMAN SADINO
NIM
: F1F1 12 092
KELAS :
C
KELOMPOK : II
ASISTEN
: SAKINAH
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2013
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN
A. Tujuan
Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk membiasakan diri dengan konsep dan
pengukuran tegangan muka.
B. Landasan Teori
Tegangan antar muka adalah gaya per
satuan panjang yang terjadi pada antar muka antara fase cair yang tidak dapat
tercampur. Seperti tegangan muka, satuannya adalah dyne/cm. Tegangan antar muka
selalu lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adesi antara dua fase cair
yang membentuk antar muka lebih besar dari gaya adesi antara fase cair dan fase
gas yang membentuk antar muka. Dengan demikian, jika dua macam zat cair dapat
campur sempurna, maka tidak akan ada tegangan antar muka diantara mereka.
Tegangan permukaan merupakan sifat pennukaan suatu zat
cair yang berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang
kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya
tarik-menarik antarmolekul di permukaan zat cair tersebut (Indarniati, 2008).
Sebuah gaya tarik dapat dianggap bekerja pada suatu bidang
permukaan sepanjang suatu garis di permukaan. Intensitas gaya suatu molekular
per satuan panjang sepanjang suatu garis di permukaan ini disebut tegangang
permukaan dan dilambangkan dengan huruf yunani (sigma). Untuk suatu zat cair
tertentu, tegangan permukaannya tergantung pada temperatur dan juga fluida lain
yang bersentuhan di permukaan temu (Munson, 2004).
Tegangan antarmuka antara dua cairan yang berbeda
polaritasnya menunjukkan seberapabesar kekuatan tarik antarmolekul yang berbeda
dari dua fasa cairan tersebut. Tegangan antarmuka menjadi penting diperhatikan
daripada tegangan permukaan, ketika pembahasannya menyangkut sistem emulsi.
Kemampuan molekul surfaktan dalam menurunkan
tegangan permukaan dan antarmuka disebabkan
oleh sifat ampifilik dari surfaktan, yaitu
adanya gugus hidrofilik dan hidrofobik pada
molekul yang sama. Molekul-molekul aktif
permukaan akan terakumulasi pada antarmuka dan menghubungkan dua fasa yang berbeda polaritasnya seperti antara air-minyak, udara air, air-padatan, sehingga akan mempengaruhi pembentukan ikatan hidrogen dan interaksi struktur hidrofilik dan hidrofobik. Efektifitas surfaktan ditunjukkan oleh kemampuannya dalam
menurunkan tegangan permukaan serta tegangan antarmuka dari dua fasa yang
berbeda derajat polaritasnya (Syamsu, 2007).
Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan
dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antarmolekul
cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki
sifat membasahi suatu bahan secara baik. Tegangan permukaan yang tinggi juga
memungkinkan terjadinya sistem kapiler yaitu, kemampuan untuk bergerak dalam
pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya sistem kapiler dan
sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke
jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan
memungkinkan beberapa organisme , misalnya jenis insekta, dapat merayap di
permukaan air (Effendi, 2003).
Gliserol merupakan produk hasil sampingpembuatan
biodiesel yang terbentuk dari trigliserida / minyak nabati dengan proses
transesterifikasi. Gliserol dapat dikonversi menjadi acrolien. Proses konversi gliserol
ini dilakukan dengan menggunakan katalis H-Zeolite. Gliserol produk samping
dari biodiesel ini masih banyak mengandung impuritas seperti metanol.
Sumber energi alternatif sangat diperlukan seiring menipisnya cadangan minyak
bumi yang berasal dari fosil. Salah satu sumber energi alternatif adalah
biodiesel. Kedepan penggunaan biodiesel secara besar- besaran akan menghasilkan
produk samping, gliserol yang berlimpah juga. Karena gliserol juga dapat
dihasilkan dari produk lain, seperti pembuatan sabun mandi dan sebagainya, ini
berakibat pada harga gliserol dipasaran semakin turun. Untuk menghindari
menurunnya harga gliserol maka perlu dilakukan suatu cara untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan mengkonversi gliserol menjadi produk yang
bernilai ekonomis atau bahkan produk bahan bakar (Ulfah, 2010).
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah :
-
Gelas
kimia 100 ml
-
Mistar
-
Piknometer
10 ml
-
Pipa
kapiler
-
Pipet
tetes
-
Timbangan
analitik
2. Bahan
Bahan yang digunkan dalam percobaan ini adalah :
-
Akuades
- Gliserol 20 %, Gliserol 40 %, dan Gliserol 50 %
D. Prosedur kerja
Akuades
|
-
dimasukkan
dalam piknometer
-
ditimbang
-
dikocok
dan dimasukkan kedalam botol gelap
-
dihitung
bobot jenisnya
-
diulangi
pada gliserol 20%, 40%, 50%,
Hasil pengamatan..?
Akuades
|
-
dimasukkan
dalam gelas kimia 100 ml
-
dicelupkan
pipa kapiler dalam gelas kimia
-
ditunggu
hingga kenaikan air konstanta
-
diukur
kenaikan air
-
dihitung
tegangan permukaanya
-
diulangi
pada gliserol 20%,40%, 50%,
Hasil pengamatan...?
E. HASIL
PENGAMATAN
1. Tabel
No.
|
Cairan
|
Densitas (kg/m3)
|
h (m)
|
(N/m)
|
1.
|
Akuades
|
1007 kg/m3
|
45 x 10-3 m
|
0,111 N/m
|
2.
|
Gliserol 20 %
|
1067 kg/m3
|
24 x 10-3 m
|
0,063 N/m
|
3.
|
Gliserol 40 %
|
1142 kg/m3
|
44 x 10-3 m
|
0,123 N/m
|
4.
|
Gliserol 50 %
|
1131 kg/m3
|
44 x 10-2 m
|
0,111 N/m
|
2. Perhitungan
Dik :
Piknometer kosong (Mo) :
9,45 gram
Piknometer + air (M1) : 19,52 gram
Piknometer + Gliserol 20 % (M1) : 20,12 gram
Piknometer + Gliserol 40 % (M1) : 20,87 gram
Piknometer + Gliserol 50 % (M1) : 20,76 gram
a. Akuades
· Massa jenis =
=
= 1,007 gr/cm3
·
=
r.d.g.h
=
. 5x10-4 .1007 . 9,8 . 45 x 10-3
= 0,111 N/m3
b. Gliserol 20 %
· Massa jenis =
=
= 1,067 gr/cm3
·
=
r.d.g. =
. 5 x 10-4 . 1067 . 9,8 . 24 x 10-3
= 0,063 N/m3
c. Gliserol 40%
· Bobot jenis =
=
= 1,142 gr/cm3
·
=
r.d.g.h
=
. 5 x 10-4 . 1142 . 9,8 . 44 x 10-3
=
0,123 N/m3
d. Gliserol 50 %
· Bobotjenis =
=
= 1,131 gr/cm3
·
=
r.d.g.h
=
. 5 x 10-4 .1131 . 9,8 . 44 x 10-2
= 0,111 N/m3
3. Grafik
Grafik
hubungan antara konsentrasi dengan tegangan permukaan
F. Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan
panjang yang di kerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan
kedalam pada cairan,hal tersebut karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya
kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada
permukaan cairan.
Tegangan muka adalah adalah gaya yang terjadi
terjadi pada permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut.
Hal ini disebabkan oleh gaya tarik menarik yang tidak seimbang pada antar
cairan. Tegangan antar muka adalah tegangan muka yang di ukur pada bidang batas
cairan yang tidak saling bercampur. Tegangan muka atau tegangan antar muka
mempunyai dimensi gaya per unit panjang (dyne/cm) atau tenaga per menit
permukaan (erg/cm2). Ada beberapa macam metode untuk pengukuran
tegangan muka dan antar muka, yaitu: metode kenaikan kapiler, metode cincin Du
Nuoy, metode berat tetesan, tekanan gelembung, tetesan sessile dan lempeng
Wilhelmy.
Metode yang
digunakan dalam percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler. Pipa
kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat. Alat
yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan adalah piknometer.
Piknometer digunakan untuk mengetahui kerapatan zat yang diukur dengan cara
piknometer yang bersih dan kering kemudian ditimbang dan diisi dengan cairan
yang akan ditentukan kerapatannya sampai penuh.
Percobaan ini menggunakan air sebagai pembanding. Air memiliki
tegangan permukaan
yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Tegangan permukaan dari akuades lebih
besar daripada tegangan permukaaan gliserol. Apabila larutan gliserol mengalami
peningkatan suhu
dengan jalan pemanasan, maka akan terjadi penurunan konsentrasi akuades dalam
larutan gliserol karena kemungkinan mengalami penguapan, dimana hal tersebut
akan menurunkan tegangan permukaan larutan gliserol secara keseluruhan.
Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah gliserol 20 %, 40 %, 50 %.
Pada air dihasilkan tegangan permukaannya sebesar 0,111 N/m3, pada gliserol 20 % yaitu 0,063 N/m3, pada gliserol 40 % yaitu 0,123 N/m3, pada gliserol 50 % yaitu 0,111 N/m3. Hasil ini menunjukkan bahwa akuades memiliki
tegangan permukaan yang lebih besar dari pada gliserol, hal ini disebabkan
karena gaya tarik antara molekul air besar sehingga tegangan permukaannya juga
besar karena tegangan permukaan dan gaya tarik berbanding lurus.
Tegangan permukaan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jenis cairan, suhu, adanya zat
terlarut, surfaktan, dan konsentrasi zat terlarut. Jika cairan
memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar.
salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa
jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan –
muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut.
Manfaat tegangan permukaan dalam
bidang farmasi yaitu dalam mempengaruhi penyerapan obat pada
bahan pembantu padat pada sediaan obat, penetrasi
molekul melalui membrane biologis, pembentukan
dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk
membentuk sediaan suspensi.
Tegangan
muka ini dalam farmasi adalah faktor yang mempengaruhi adsorbsi obat dalam
bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting pada
sediaan emulsi dan stabilitasnya.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa tegangan
permukaan pada air yaitu 0,111 N/m3, pada gliserol 20 % yaitu 0,063 N/m3, pada gliserol 40 % yaitu 0,123 N/m3, pada gliserol 50% yaitu 0,111 N/m3.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi.
H.,
2003, Teelah Kualitas Air, Kanisius, Jakarta.
Indarniatidan
Frida U.E.,2008, Perancangan
Alat Ukur Tegangan Permukaandengan Induksi Elektromagnetik, Jurnal Fisika dan Aplikasinya,Vol.4, No. 1, Hal 1.
Syamsu dkk,
2007, Kajian ketahanan Surfaktan Metil Ester Sulfonat (Mes) Sebagai Oil Well
Stimulation Agent Terhadap Aktivitas Bakteri Di Lingkungan Minyak Bumi, Jurnal Tekhnologi Pertanian, Vol.3, No. 1 ISSN 1858-2419,Hal 6.
Ulfah. M. dan Sofianti. R.,
2010, Proses Konversi Gliserol menjadi Acrolein dengan Katalis H-Zeolit, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 2, No. 4.
Hal 1.
very nice
ReplyDelete