LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIK II
PERCOBAAN V
DISPERSI KOLOID
DAN SIFAT-SIFATNYA
OLEH
NAMA
:
ASMAN SADINO
NIM
: F1F1 12 092
KELAS :
C
KELOMPOK : II
ASISTEN
: HASRIYANI
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013
PERCOBAAN V
DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA
A.
TUJUAN
Tujuan
pada percobaan dispersi koloid
dan sifat-sifatnya adalah untuk memberikan gambaran tentang sifat-sifat larutan
koloid.
B.
LANDASAN
TEORI
Koloid adalah sistem
disperse, sistem disperse merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa suatu
zat terbagi halus dalam zat lain. Berdasarkan perbedaan ukuran yang
didispersikan, sistem disperse dibedakan atas diapersi kasar, dispersi halus,
dan dispersi molekuler. Zat yang terbagi atau didispersikan disebut fase
disperse, fase intem,atau fase diskontinu, sedangkan zat yang digunakan untuk
mendispersikan disebut fase pendispersi, fase ekstern atau fase kontinu (Sumardjo,
2006).
Koloid mempunyai partikel yang ukurannya berkisar
antara ukuran rata-rata molekul (1m)
sampai batas bawah daya pisah mikroskop optic (1 ).
Dalam suspense akan tetap terdispersi karena terlalu kecil untuk mengendap
karena gravitasi, system koloid misalnya air susu (padatan dalam cairan) atau
asap (padatan dalam gas) (Handyana, 2002).
Mobilitas koloid dipengaruhi oleh perubahan
kimia larutan yang mengubah interaksi gaya- gaya antara permukaan koloid dan
butiran aquifer. Gaya antar muka itu terdiri dari gaya tarik menarik
Londonvan der Waals dan gaya tolak menolak. Hasil netto dari interaksi kedua gaya permukaan tersebut dijelaskan dengan teori DLVO. Agar koloid dapat
bergerak perubahan kimia larutan harus menghasilkan gaya repulsi pada permukaan
koloid dan butiran yang lebih besar dari gaya tarik menariknya. Transport
koloid ini dapat dihambat dengan filtrasi. Karena ukurannya yang relatif besar dibandingkan
dengan larutan, maka koloid mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan unsure
terlarut (Heru, 2012).
Koloid liofilik ini disebut
koloid pelindung. Koloid liofilik umumnya lebih sukar dikoagulasikan
dibandingkan dengan koloid liofobik. Jika suatu koloid liofilik misalnya
gelatin ditambahkan kepada suatu koloid liofobik, missal koloid emas maka
koloid liofobik itu nampak terlindung kuat terhadap daya memflokulasi dari
elektrolit-elektrolit. Kemungkinannya adalah bahwa partikel-partikel koloid
liofilik diadsorbsi oleh koloid liofobik dan memberikan sifat-sifatnya terhadap
kolid liofobik tersebut. (Based J.,dkk. 1991).
Konsentrasi koloid yang tinggi berkorelasi dengan jumlah partikel yang tinggi di larutan sehingga dapat meningkatkan frekuensi tumbukan dari partikel
yang sudah menjadi tidak stabil (terdestabilisasi) dan akhirnya dapat
memperbaiki kinetika flokulasi. Konsentrasi koloid yang tinggi memberikan peningkatan
pada derajat penurunan kekeruhan pada dosis yang sama, dan juga memperlebar
rentang pH operasi terutama pada penggunaan koagulan alum (Winarni, 2003).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada
percobaan dispersi koloid dan
sifat-sifatnya adalah:
·
Batang pengaduk
·
Botol
vial
·
Erlenmeyer
125 ml
·
Gelas
kimia 125 ml
·
Gelas
kimia 600 ml
·
Konduktometer
·
Labu
takar 100 ml
·
Mistar
·
Pipa
kapiler
·
Pipet
tetes
·
Spatula
·
Tabung
sentrifus
·
Timbangan
analitik
·
Turbidimeter
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan disperse koloid dan
sifat-sifatnya adalah :
·
Akuades
·
Deterjen
·
Minyak
D.
PROSEDUR
KERJA
Deterjen
|
1. Deterjen
- ditimbang deterjen sebanyak 1 g; 2 g dan 3 g
- dilarutkan dalam aquades dengan menggunakan labu takar hingga tanda tera
- dikocok dan dimasukkan ke dalam botol gelap
- diambil beberapa bagian kemudian dimasukkan ke dalam botol vial.
- diukur kenaikan tinggi cairan dengan pipa
kapiler
- dilakukan penentuan tegangan permukaan,
- diukur
konduktivitasnya dengan menggunakan konduktometer
Hasil…?
2. Koloid minyak-air dan air-minyak
Minyak
|
- dimasukkan 25 ml ke tabung sentrifugasi.
- ditambahkan
3 ml larutan deterjen 1%, 2 % dan 3%
- dimasukkan
dalam botol vial
- dikocok
dan didiamkan
- diukur kenaikan tinggi larutan sabun di dalam pipa kapiler
- ditimbang
dan dimasukkan ke dalam tabung’
- diukur tinggi kenaikan cairan dalam pipa kapiler, lalu tentukan
tegangan permukaan.
- ditentukan konduktivitasnyadengan konduktometer
- ditentukan kekeruhannya dengan
turbidimeter.
- dibuatkan hubungan antara konsentrasi dengan
tegangan permukaan, konduktivitas dan kekeruhannya.
Hasil…?
E.
HASIL
PENGAMATAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
a. Deterjen
No
|
Konsentrasi
|
Tinggi Cairan Dalam Botol Vial
|
Tinggi Cairan Dalam Pipa Kapiler
|
|
1
|
1%
|
4 cm
|
5,7 cm
|
1,7 cm
|
2
|
2%
|
4 cm
|
6,5 cm
|
2,5 cm
|
3
|
3%
|
4 cm
|
6,8 cm
|
2,8 cm
|
b.
Koloid
air minyak dan minyak air
-
Berat
Molekul Koloid
No
|
Konsentrasi
|
Berat Botol Vial Kosong
|
Tinggi Cairan Dalam Pipa Kapiler
|
Berat Larutan
(b-a)
|
1
|
1%
|
10,01 gr
|
22,37 gr
|
12,37 gr
|
2
|
2%
|
10,01 gr
|
21,87 gr
|
11,87 gr
|
3
|
3%
|
10,01 gr
|
21,92 gr
|
11,92 gr
|
-
Tegangan
Permukaan Koloid
No
|
Konsentrasi
|
Tinggi Koloid Dalam Botol Vial (h0)
|
Tinggi Koloid Dalam Pipa Kapiler (h1)
|
|
1
|
1%
|
4 cm
|
5,1 cm
|
1,1 cm
|
2
|
2%
|
4 cm
|
3,9 cm
|
0,1 cm
|
3
|
3%
|
4 cm
|
3,2 cm
|
0,8 cm
|
-
Konduktivitas
Koloid
No
|
Konsentrasi
|
Konduktivitas
|
1
|
1%
|
220
|
2
|
2%
|
-
|
3
|
3%
|
-
|
-
Turbiditas
atau kekeruhan koloid
No
|
Konsentrasi
|
Turbiditas
|
1
|
1%
|
-
|
2
|
2%
|
-
|
3
|
3%
|
-
|
F.
PEMBAHASAN
Koloid adalah suatu
keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu kumpulan dari
beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran sekitar 10 Å sampai 2 000 Å
dikatakan berada dalam keadaan
koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel koloid
terdispersi(tersebar) dalam medium pendispersinya. Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase
terdispers, terdistribusi ke seluruh medium kontinu atau medium terdispersi.
Umumnya dibuat tiga golongan ukuran, yaitu dispersi molekuler, dispersi koloid,
dan dispersi kasar. Sistem koloid bisa digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan
interaksi partikel-partikel, molekul-molekul, atau ion-ion dari fase terdispers
dengan molekul-molekul dari medium disperse.
Sifat-sifat koloid
dapat dibagi menjadi Efek Tyndall yaitu penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid, Gerak Brown yaitu
gerak tak menentu partikel-partikel
koloid secara patah-patah (zig-zag), Elektroforesis yaitu pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan
listrik ke masing-masing elektroda,
Absorpsi yaitu peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain, Koagulasi yaitu proses penggumpalan
partikel-partikel koloid, Dialisis yaitu
proses penghilangan ion-ion pengganggu dengan cara menyaring menggunakan membran/selaput semi permeabel,
Koloid pelindung yaitu suatu koloid
yang dapat melindungi koloid tersebut agar tidak terkoagulasi.
Koloid
hidrofobik adalah koloid yang butiran-butiran partikelnya ( fase dispers) tidak
dapat membungkus diri dengan air (medium dispers) sehingga dalam koloid ini
tidak terdapat lapisan solvent yang mengelilingi fase dispers. Sedangkan koloid
hidrofilik adalah koloid yang butiran-butiran partikelnya (fase dispersnya)
membungkus diri dengan air (medium dispers). Peristiwa ini dinamakan solvatasi,
yaitu melekatnya molekul-molekul air pada fase dispers sebagai akibat dari gaya
tarik menarik antara fase dispers dan medium dispers. Sifat sifat koloid
seperti viskositas, pengaruh elektrolit (stabilitas), pengendapan, dan
reversibilitas. Jenis sistem koloid pada percobaan ini adalah termasuk
hidrofilik atau hidrofobik karena solven atau pelarut yang digunakan adalah
air.
Praktikum kali ini, yaitu praktikan
diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat koloid. Pertama-tama praktikan harus
membuat campuran deterjen dengan konsentrasi berbeda-beda yaitu konsentrasi 1%,
2% dan 3%. Dengan mencampurkan 1 g, 2 g dan 3 g deterjen ke dalam 100 ml
akuades. Setelah itu di masukkan ke dalam tabung sentrifus lalu diukur tegangan
permukaannya . dari data hasil pengamatan didapatkan nilai tegangan
permukaannya masing-masing sebesar 1,7 ; 2,5 ; dan 2,8 . Hal yang dilihat
disini adalah semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka nilai tegangan
permukaannya juga akan semakin besar.
Tetapi pada saat diukur nilai konduktivitasnya hanya konsentrasi 1 % yang
terbaca pada konduktometer sedangkan pada konsentrasi 2 % dan 3 % tidak terbaca
pada konduktometer. Hal ini mungkin dikarenakan kekentalan larutan yang diuji
konduktivitasnya mungkin sangat kental sehingga konduktometer yang digunakan
tidak mampu membaca dengan baik konduktivitas larutan tersebut.
Percobaan kedua yaitu melihat sifat-sifat
koloid minyak-air dan sifat koloid air-minyak. Perlakuannya adalah pertama-tama
minyak diambil 25 ml dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifus lalu ditambahkan
larutan deterjen 1%; 2% dan 3% tadi sebanyak 3 ml . Kemudian, diukur nilai
kekeruhan larutan tersebut. Pengukuran turbiditas/kekeruhan larutan deterjen
1%; 2%; dan 3% masing-masing yaitu
dengan menggunakan turbidimeter. Namun, kami
tidak memperoleh hasil turbiditas/kekeruhan koloid karena alat tidak mampu lagi
membaca kekeruhannya. Hal ini dikarenakan konsentrasi larutan dan tingkat
kekeruhannya berbanding lurus, semakin tinggi konsentrasi larutan maka
kekeruhannya juga akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya.
Kesalahan - kesalahan yang terjadi pada
percobaan ini juga dapat mempengaruhi data percobaan. Kesalahan yang terjadi
seperti: kesalahan dalam perhitungan waktu alir fluida yang diukur serta
kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.
Kehidupan
sehari-hari kita sering bersinggungan dengan sistem koloid sehingga sangat
penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir semua bahan pangan mengandung
partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi
seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya
juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang termasuk emulsi. Dalam
industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan
sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan
sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat
digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid sangat berguna bagi kehidupan
manusia.
G.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan
ini adalah sifat-sifat koloid yang dapat dilihat pada percobaan
yaitu seperti
viskositas, konduktivitas, pengendapan, dan turbiditas. Sistem koloid pada
percobaan ini adalah termasuk hidrofilik atau hidrofobik karena solven atau
pelarut yang digunakan adalah air.
DAFTAR
PUSTAKA
Bassett J.,dkk. 1994. Buku Ajar Vogel. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta
Handyana. A. 2002. Kamus Kimia. Balai Pustaka; Jakarta
Heru, S. dan
Suryantoro. 2012. Pengaruh Ukuran
Butir Koloid Terhadap Deposisi Koloid Pada Tanah Sekitar Fasilitas Penyimpanan
Lestari Limbah Radioaktif. Jurnal
Teknologi Limbah Radioaktif. Vol. 2
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta
Winarni. 2003. Koagulasi Menggunakan Alum Dan Paci. MAKARA TEKNOLOGI. Vol. 7
2. Analisis Data
a. Tegangan
permukaan detergen
Dik
:
r
= 0,5 mm = 0,05 cm
d
= 1,23 g/cm3
g
= 9,8 m/s2
h1
= 1,7 cm ; h2 = 2,5 cm ; h3 = 2,8 cm
Dit
:
· Tegangan
permukaan detergen pada h1 ?
· Tegangan
permukaan detergen pada h2 ?
· Tegangan
permukaan detergen pada h3 ?
Penyelesaian
:
· Tegangan
permukaan detergen pada h1 = 1,7
cm
ˠ = r.h.d.g
ˠ = 0,05 cm x 1,7 cm x 1,23 g/cm3 x 9,8 m/s2
ˠ = 0,51 g/cm.m/s2
ˠ = 0,51 gms-2/cm
ˠ = 0,51 dyne/cm
· Tegangan
permukaan detergen pada h2 = 2,5
cm
ˠ
= r.h.d.g
ˠ
= 0,05 cm x 2,5 cm x 1,23 g/cm3 x 9,8 m/s2
ˠ
= 0,75
g/cm.m/s2
ˠ
= 0,75
gms-2/cm
ˠ
= 0,75
dyne/cm
· Tegangan
permukaan detergen pada h3 = 2,8
cm
ˠ
= r.h.d.g
ˠ
= 0,05 cm x 2,8 cm x 1,23 g/cm3 x 9,8 m/s2
ˠ
= 0,84
g/cm.m/s2
ˠ
= 0,84
gms-2/cm
ˠ
= 0,84
dyne/cm
b. Tegangan
permukaan minyak – air
Dik :
r = 0,5 mm =
0,05 cm
d = 1,23 g/cm3
g = 9,8 m/s2
h1 = 1,1 cm ; h2 = 0,1 cm ; h3 = 0,8 cm
Dit :
·
Tegangan permukaan
koloid pada h1 ?
·
Tegangan permukaan
koloid pada h2 ?
·
Tegangan permukaan
koloid pada h3 ?
Penyelesaian :
·
Tegangan permukaan
detergen pada h1 = 1,1
cm
ˠ =
r.h.d.g
ˠ =
0,05 cm x 1,1
cm x 1,23 g/cm3 x 9,8 m/s2
ˠ =
0,33 g/cm.m/s2
ˠ =
0,33 gms-2/cm
ˠ =
0,33 dyne/cm
·
Tegangan permukaan
detergen pada h2 = 0,1
cm
ˠ = r.h.d.g
ˠ
= 0,05 cm x 0,1
cm x 1,23 g/cm3 x 9,8 m/s2
ˠ
= 0,03
g/cm.m/s2
ˠ
= 0,03
gms-2/cm
ˠ
= 0,03
dyne/cm
·
Tegangan permukaan
detergen pada h3 = 0,8
cm
ˠ
= r.h.d.g
ˠ
= 0,05 cm x 0,8
cm x 1,23 g/cm3 x 9,8 m/s2
ˠ
= 0,24
g/cm.m/s2
ˠ
= 0,24
gms-2/cm
ˠ
= 0,24
dyne/cm
3.
Grafik
1. Grafik
hubungan antara konsentrasi koloid dan tinggi kloid dalam pipa kapiler.
2. Grafik
hubungan antara konsentrasi koloid dan turbiditas/ kekeruhan koloid.
3.
Uraian bahan
· Air suling (Dirjen POM,1979 : 96)
Nama
resmi :
Aqua Destilatta
Nama
lain
: Air suling / aquadest
RM/BM
: H2O/18,02
Pemerian
:Carian jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak mempunyai rasa.
Penyimnpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
· Minyak Kelapa (Dirjen POM,1979 : 56)
Nama resmi : Oleum cocus
Nama latin : Minyak kelapa
RM/BM : -
Pemerian :Jernih tidak berwarna, kuning pucat, bau
khas, tidak tengik
Kelarutan :Larut
dalam 2 bagian etanol (95%) pada suhu 60oC, sangat mudah larut
dalam kloroform p dan dalam eter p.
Penyimpanan :Dalam
wadah tertutup baik, terlindungi cahaya, sejuk.
0 comments:
Post a Comment