LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIK I
PERCOBAAN
IV
PENENTUAN
BERAT MOLEKUL POLIMER KITOSAN MENGGUNAKAN VISKOMETER OSTWALD
OLEH
NAMA
:
ASMAN SADINO
NIM
: F1F1 12 092
KELAS :
C
KELOMPOK : II
ASISTEN
: NUR SALIMAH TAANO
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2013
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER KITOSAN MENGGUNAKAN
VISKOMETER OSTWALD
A. Tujuan
Tujuan dari
percobaan ini adalah mempelajari berat molekul polimer kitosan menggunakan
viskometer ostwald.
B. Landasan Teori
Viskositas
merupakan pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem dibawah stress
yang digunakan. Makin kental suatu cairan, makin besar kekuatan yang diperlukan
untuk digunakan supaya cairan tersebut dapat mengalir dengan laju tertentu
(Martin, 1993).
Viskositas suatu fluida
merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang
mampu menahan aliran fluida sehingga dapat dinyatakan
sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai kuantitatif
dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan
gaya tekan per satuan luas terhadap gradient kecepatan
aliran dari fluida. Metode yang tidak merusak untuk mengukur nilai viskositas
cairan juga dikembangkan dengan metode gelombang
ultrasonik, yaitu mengukur cepat rambat gelombang
ultrasonik pada cairan. Semakin cepat rambat gelombang
semakin tinggi viskositas cairannya (Warsito, 2012).
Viskositas kitosan diukur menggunakan Ubbelohde dilution viscometer. Viskositas
terbagi tiga jenis yaitu viskositas spesifik (ƞsp ),
kinematik, dan
intrinsik
(ƞ). Viskositas spesifik dihitung berdasarkan perbandingan antara kecepatan aliran
suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh dengan
mempertimbangkan densitas
larutan.
Viskositas spesifik dan kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Viskositas
intrinsik dihitung dari perbandingan antara viskositas spesifik dengan konsentrasi
larutan (ƞsp/C) yang diekstrapolasi sehingga nilai konsentrasi
larutan mendekati
nol. Dengan demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh terhadap viskositas intrinsic
(Emma, 2012).
Kitosan adalah hasil proses deasetilasi
dari senyawa kitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan golongan
Crustaceae seperti udang dan kepiting. Bila dikonsumsi di dalam tubuh manusia
Kitosan bisa berfungsi menyerap lemak. Kemampuan Kitosan untuk menyerap lemak
tergantung pada derajat deasetilasinya. Kitosan
merupakan senyawa dengan rumus kimia poli (2-amino-2-dioksi-β-D-Glukosa) yang
dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat. Saat ini
terdapat lebih dari 200 aplikasi dari kitin dan kitosan serta turunannya di
industri makanan, pemrosesan makanan, bioteknologi, pertanian, farmasi,
kesehatan, dan lingkungan (Hargono, 2008).
Penggunaan suhu yang terlalu tinggi diatas
150°C menyebabkan pemecahan ikatan polimer (depolimerisasi) rantai molekul
kitosan sehingga menurunkan berat molekul kitosan. Sedangkan pada suhu di bawah
100°C, pemutusan gugus asetil tidak berlangsung sempurna dan membutuhkan waktu
lebih lama. Deasetilasi akan berlangsung mulai dari permukaan kitin, lalu
memasuki struktur amorf, dan secara bertahap deasetilasi terjadi sampai ke
struktur kristalin kitin. Pada proses deasetilasi ini terjadi reaksi hidrolisis
dengan larutan basa melalui reaksi adisi oleh ion OH–,
reaksi eliminasi dan serah terima proton. Pelepasan gugus asetil dari kitosan
menyebabkan kitosan bermuatan positif dalam larutannya, yang mampu mengikat
senyawa bermuatan negatif seperti protein, anion polisakarida membentuk ion
netral (Siti, 2010).
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah :
- Statif dan klem
- Viskometer Ostwald
- Labu takar 100 ml
- Erlenmeyer 125 ml
- Filler
- Gelas kimia 50 ml dan 100 ml
- Tabung sentrifugasi 50 ml
- Corong
- Spatula
- Pipet ukur 25 ml
- Pipet tetes
2. Bahan
Bahan yang digunkan dalam percobaan ini adalah :
- Akuades
- Kitosan 0,01 g/100ml, 0,04 g/100ml, 0,06 g/100ml, 0,08
g/100ml
- Asam asetat 2 %
D. Prosedur kerja
|
-
Ditimbang sebanyak 0,01 g/100 ml, 0,04 g/100ml, 0,06 g/100ml, 0,08
g/100ml
- Ditambahkan dengan asam asetat
-
Diencerkan dengan akuades sampai 100 ml
-
Dimasukkan dalam tabung sentrifugasi
-
Dikocok
-
Dimasukkan dalam botol gelap
- Dilakukan perlakuan yang sama pada kitosan 0,04 g/100ml, 0,06
g/100ml, 0,08 g/100ml
Hasil….?
- Dipipet sebanyak 50 ml
- Dimasukkan ke
dalam tabung sentrifugasi
- Dikocok hingga larut
- Ditambahkan asam asetat kocok hingga larut
- Dipipet sebanyak 15 ml
- Dihisap sampai garis m (batas atas)
- Dibiarkan mengalir sampai batas n (batas
bawah)
-
Dicatat waktu akhirnya
- Dilakukan triplo
- Dihitung
viskositas relative, viskositas spesifik dan viskositas reduksinya
Hasil…?
E.
Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan
Larutan
|
Konsentrasi
(g/ml)
|
Waktu
|
t
rata-rata
|
ηrel
|
ηsps
|
ηred
|
||
I
|
II
|
III
|
||||||
Asam
asetat 2 %
|
0,02
|
6,45
|
7,06
|
8,38
|
7,29
|
-
|
-
|
-
|
Kitosan
1%
|
0,01
|
8,85
|
8,96
|
9,34
|
9,05
|
1,24
|
1,96
|
196
|
Kitosan
4%
|
0,04
|
13,41
|
13,79
|
13,61
|
13,60
|
1,86
|
3,45
|
86,25
|
Kitosan
6%
|
0,06
|
14,75
|
14,88
|
14,84
|
14,82
|
2,03
|
3,85
|
64,16
|
Kitosan
8%
|
0,08
|
12,09
|
11,94
|
12,05
|
12,03
|
1,65
|
2,94
|
36,75
|
2. Perhitungan
a.
ηrel tiap bahan
Kitosan
2% = = = 1,24
Kitosan
4% = = = 1,86
Kitosan
6% = = = 2,03
Kitosan
8% = = = 1,65
b.
ηsps tiap bahan
Kitosan 2% = ηrel-1 = 2,96 – 1 = 1,96
Kitosan 2% = ηrel-1 = 2,96 – 1 = 1,96
Kitosan
4% = ηrel-1 = 4,45 – 1 = 3,45
Kitosan
6% = ηrel-1 = 4,85 – 1 = 3,85
Kitosan
8% = ηrel-1 = 3,94 – 1 = 2,94
c.
ηred tiap bahan
Kitosan
2% = = = 196
Kitosan
4% = = = 86,25
Kitosan
6% = = = 64,16
Kitosan
2% = = = 36,75
3. Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Kitosan
Dengan Nilai ηred
F. Pembahasan
Viskositas
merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan
didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu
fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.
Kitosan
adalah polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Kitosan
merupakan suatu senyawa poli (N-amino-2 deoksi β-D-glukopiranosa) dan juga asam
asetat sebagai pelarut. Kitosan
dapat berfungsi sebagai adsorben terhadap logam dalam air limbah karena kitosan
mempunyai gugus amino bebas dan hidroksil berfungsi sebagai situs chelation
dengan ion logam guna membentuk chelate.
Sedangkan Polimer adalah
molekul raksasa dimana yang paling sedikit seribu atom terikat bersama oleh
ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang, atau
jaringan tiga dimensi.
Percobaan
ini menggunakan viskometer Ostwald dalam menentukan berat molekul polimer
kitosan, yang mana pada metode ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang
dibutuhkan oleh suatu cairan pada
konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer.
Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta
perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode
viskometer Ostwald ini dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserin) ke dalam
alat viskometer melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke
B sampai garis atas. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing
perlakuan di ulangi tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai
yang mendekati benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya
secara pasti. Dari ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan.
Percobaan
ini cairan yang akan ditentukan berat molekul polimernya adalah kitosan yang
mempunyai konsentrasi yang bervariasi yaitu 0,01 %, 0,04 %, 0,06 % dan 0,08 %. Bahan lain yang digunakan adalah asam asetat 2 %, yang
merupakan pelarut dari kitosan. Dimana dimensi polimer sangat dipengaruhi oleh
pelarut yang digunakan, kemudian ukuran ataupun rantai makromolekul juga
dipengaruhi oleh adanya efek interaksi pelarut dengan polimer.
Hasil yang
diperoleh pada percobaan ini, sampel diukur waktu alirnya dilakukan sebanyak
tiga kali (triplo) telah diukur asam asetat dan hasil rata-rata yang didapatkan
sebesar 7,29 detik, Kitosan 0,01 selama 9,05 detik,
Kitosan 0,04 selama 13,60detik, Kitosan 0,06 selama 14,82
detik, dan kitosan Kitosan 0,08
selama 12,03 detik. Menurut teori bahwa semakin tinggi konsentrasi dari larutan
kitosan maka semakin lama pula waktu
yang dibutuhkan untuk mengalir (berbanding lurus) karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya
semakin tinggi pula. Namun pada percobaan ini terlihat bahwa ketidakstabilan
nilai vikositas larutan, jadi dapat disimpulkan bahwa percobaan ini telah
mengalami kesalahan.
Kesalahan–kesalahan
yang terjadi pada percobaan ini juga dapat mempengaruhi data percobaan.
Kesalahan yang terjadi seperti: kesalahan dalam perhitungan waktu alir fluida
yang diukur serta kesalahan yang dilakukan oleh praktikan itu sendiri
misalnya kurang
telitinya praktikan melakukan praktikum sehingga waktu yang dihitung kurang
tepat.
Pemanfaatan
kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial dalam
industri pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan limbah dan penjernihan
air. Dalam bidang pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam pengawetan pangan,
bahan pengemas, penstabil dan pengental, antioksidan serta penjernih pada
produk minuman. Selain itu, kitosan banyak diaplikasikan sebagai pangan
fungsional karena dapat berfungsi sebagai serat makanan, penurun kadar
kolesterol, antitumor serta prebiotik. Oleh karena itu, sangat penting untuk
kita khususnya sebagai calon apoteker untuk mempelajari pemanfaatan dari
kitosan tersebut.
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan berat molekul polimer kitosan yaitu dengan menggunakan viskometer
Ostwald dan makin tinggi viskositas larutan akan makin kental dan lebih sulit
mengalir, demikian sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
N.R., dan Amiruddin. Penuntun Praktikum
Farmasi Fisik. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Emma, dkk. Viskositas Dan Berat Molekul Kitosan Hasil
Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan K29-14. Jurnal Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Vol.
1. No. 3, Hal. 6.
Hargono, dkk, 2008, Pembuatan Kitosan dari Limbah
Cangkang Udang serta Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol lemak Kambing, Jurnal Reaktor, Vol. 12, No. 1, Hal. 54.
Martin, A., dkk, 1993, Farmasi Fisik, Edisi III, Jilid 2, Universitas Indonesia, Jakarta.
Siti, dkk.
2010. Pembuatan Dan Karakterisasi Edible
Film Dari Komposit Kitosan-Pati Garut (Maranta Arundinaceael) Dengan
Pemlastis Asam Laurat. Jurnal Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Vol.
13, No. 1, Hal. 12.
Warsito,
dkk. 2012. Desain Dan Analisis Pengukuran Viskositas Dengan
Metode Bola Jatuh Berbasis Sensoroptocoupler Dan Sistem Akuisisinya Pada
Komputer. Jurnal Natur Indonesia. Vol. 14, No. 3, Hal. 230.
0 comments:
Post a Comment