LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN X
PENENTUAN KADAR AIR
MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK
OLEH
NAMA : ASMAN SADINO
NIM
: F1F1 12 092
KELAS : C
KELOMPOK : V
ASISTEN
: MUHAJRIANTI
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
PENENTUAN KADAR AIR
MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK
A. Tujuan Percobaan
Percobaan
bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan kadar air suatu sampel dengan
menggunakan metode dean stark.
B. Landasan Teori
Air merupakan kandungan penting dalam bahan pangan termasuk makanan,semua
bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda baik itu bahan
makanan hewani maupun nabati. Sebagai media reaksi yang menstabilkan
pembentukan berrpolimer dan sebagainya (Dwijosepputro,
1994).
Kadar air adalah hilangnya berat ketika sampel dikeringkan sesuai dengan
teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan
dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah
menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak mungkin. Selain dengan menggunakan metode
dean stark, dalam penentuan uji kadar air digunakan metode oven, yaitu metode
pemanasan dengan temperatur rendah maupun tinggi (Sudrajat, 2007).
Kadar air dalam suatu bahan sering menyebabkan masalah, diantaranya adalah
sampel mudah berjamur, dalam reaksi kimia yang tidak melibatkan air, adanya air
akan mempengaruhi hasil reaksi, dalam ekstrasi menggunakan pelarut absolut, air
akan menurunkan efesiensi. Untuk menghindari masalah tersebut, kandungan air
perlu diketahui. Penentuan kadar air biasanya dilakukan dengan pemanggangan
sampel dalam oven. Selisih berat antara sampel awal da berat sampel akhir
merupakan berat air (Sahidin, 2009).
Destilasi
adalah proses yang digunakan untuk memisahkan campuran fluida berdasarkan titik
didih yang diikuti oleh kondensasi. Data yang diperlukan dalam penyelesaian
persoalan distilasi adalah data kesetimbangan antara fase liquid dan fase gas.
Bentuk dan sumber data kesetimbangan antara fase liquid dan fase gas
diantaranya dapat digambarkan dalam bentuk kurva kesetimbangan atau diperoleh
dengan cara eksperimen. Dua fasa dikatakan berada dalam kesetimbangan jika
temperatur, tekanan, dan potensial kimia dari masing-masing komponen yang
terlibat di kedua fasa bernilai sama (Ni Ketut, 2010).
Prinsip destilasi adalah memisahkan zat-zat melalui perbedaan titik
didih. Proses destilasi ini menggunakan labu destilasi sebagai destilator,
kompor listrik sebagai pemanas dan erlenmeyer sebagai tempat hasil destilasi
atau destilat. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Penempatan
posisi yang salah dapat menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan menempel
pada termometer dan tidak melewati kondensor untuk melalui proses pengembunan,
tetapi akan kembali pada labu destilasi yang berisi campuran cairan. Akibatnya,
jumlah destilat yang diperoleh tidak maksimal. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat
padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik
didih cairan murni (Ari, 2008).
Tinjaulah pemisahan dari sikloheksana dan toluene. Ketika
di destilasi dalam alat destilasi sederhana, pencampuran dari dua cairan ini
mulai mengalami pemisahan seberapa mana di atastitik didih dari sikloheksana
dan berhenti mengalami destilasi seberapa mana di bawah titik didih dari
toluene seluruh bagian dari destilasi tercampur dan sedikit pemisahan dari dua
komponen didapat. Pemisahan dapat lebih baik didapatkan dengan mendestilasi
ulang dari tiap bagian. Jika pendestilasian ulang diulang sesering mungkin, dua
komponen dari pencampuran akan terpisah secara perlahan (Fessenden, 1986).
Penentuan
kadar air dengan menggunakan temperature yang tinggi atau waktu pemanasan yang
lama, harus diperhitungkan dengan melihat keadaan alami bahan makanan yang akan
dianalisa. Umumnya secara komersil dan rutin dalam pengukuran kadar air
digunakan metoda dengan waktu yang cepat. Untuk cairan rumen metoda yang
biasanya digunakan adaalh metoda toluene. Penentuan metoda ini dibandingkan
dengan metoda oven lebih baik, dimana kecepatan hidratasi dapat diukur secara
visual dan penentuan yang sempurna dapat dilihat yaitu apabila tidak terjadi
tetes air lagi (Sofyan, 1983).
Dalam metode
Dean & Stark apparatus dilakukan reaksi kondensasi dengan jalan
refluks atau pemanasan sampel yang akan ditentukan kadar airnya dengan pelarut
selama 12 jam menggunakan katalisator asam. Biasanya pelarut yang
digunakan adalah benzena dan toluena. Pada saat pemanasan atau proses refluks
tetesan air yang keluar dari hasil reaksi merupakan campuran dari pelarut dan
air yang terkandung dalam sampel (Sumantri, 2005).
C. Alat dan Bahan
- Alat
-
Gelas kimia
-
Batang pengaduk
-
Blender
-
Elektromantel
-
Erlenmeyer
-
Gelas ukur
-
Pisau
-
Seperangkat alat dean stark
-
Statif dan Klem
-
Timbangan
Analitik
- Bahan
-
Toluena
-
Tomat 50 gr
D. Prosedur Kerja
Seperangkat
Alat Dean Stark
|
-
Dirangkai
-
Digambar
Tomat
|
-
Tomat halus
|
-
Ditimbang 50 gram
-
Dimasukkan dalam labu alas bulat pada rangkaian alat dean stark
-
Ditambah 30 mL toluena
50 gr tomat+ 30 mL toluena dalam
rangkaian Dean stark
|
-
Dipanaskan sampai menghasilkan cairan (air dan toluena) pada alat Dean stark
-
Diukur volume air yang dihasilkan
-
Kadar air Wortel = 15,2 %
|
E. Hasil Pengamatan
1.
Gambar alat Dean stark
2. Perhitungan
Massa tomat :
50 gram
V toluena :
30 mL
V air : 2,5 mL
Massa jenis air :
1 gr/mL
Massa air :
2,5 mL x 1 gr/mL
:
2,5 gr
% kadar air :
:
= 5 %
F. Pembahasan
Air merupakan kandungan penting dalam
banyak bahan (termasuk bahan dasar herbal). Semua bahan herbal mengandung air
dalam jumlah yang berbeda-beda. Air mempunyai kemampuan untuk
melarutkan banyak zat-zat organik. Air sering terkandung dalam minyak mentah
atau crude oil sebagai fasa cair bersama dengan minyak atau gas yang terlarut
didalamnya. Banyaknya
air dalam suatu bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut.
Air
permukaan dan air produksi mengandung sejumlah zat yang dihasilkan oleh kontak
air dengan tanah dan batuan formasi sehingga air melarutkan sejumlah komponen
dari tanah dan batuan formasi tersebut. Selain itu air mengandung padatan yang
tersuspensi dari gas yang terlarut. Molekul air terdiri dari satu atom oksigen yang berikatan dngan dua
atom hidrogren. Perbedaan elektronegativitas antaera H dan O mengakibatkan sisi
H molekul air bermuatan + dan sisi O bermuatan – Air sebagai bahan yang dapat
mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam bahan pangan.
Kandungan air suatu bahan sering
menyebabkan masalah diantaranya adanya sampel yang mudah berjamur, dalam reaksi
kimia yang tidak melibatkan air, adanya air akan memperngaruhi hasil reaksi,
dalam ekstraksi menggunakan pelarut absolut, air akan menurunkan efisiensi
ekstraksi. Penentuan kadar air biasanya dilakukan dengan metode dean stark.
Metode dean stark dilakukan dengan cara memanaskan sampel dengan pelarut
senyawa organik yang mana senyawa organik yang digunakan adalah teluena.
Dean stark merupakan alat yang
digunakan untuk menampung destilat yang terdiri dari dua lapisan yang tidak
bercampur satu sama lain. Alat ini biasa digunakan pada destilasi yang
menghasilkan air, jika sampel yang akan dihitung kadar airnya dapat bercampur
pada suhu tinggi dan tidak bercampur pada suhu rendah.
Percobaan ini menggunakan pelarut
organik teluena sebab titik didih teluena tidak begitu jauh dengan titik didih
air, perbedaan massa jenis yang cukup signifikaan dengan air, serta merupakan
senyawa aromatik yang sederhana. Titik didih teluena diperkirakan adalah 110
oC -115 oC dan titik
didih air adalah 100 oC. Ketika teluena dicampurkan dengan tomat
yang merupakaan sampel pada percobaaan ini, teluena terabsorbsi ke dalam tomat,
sehingga ketika pemanasan air yang terkandung dalam tomat akan menguap bersama
dengan pelarut, yaitu teluena.
Percobaan ini, akan dilakukan pengujian
kadar air dalam sampel tomat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat ditentukan
dengan menggunakan metode destilasi Dean Stark. Metode Dean Stark hampir sama
dengan metode destilasi biasa. Prinsip Dean Stark yaitu menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai
titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat bercampur dengan air
serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air.
Mekanisme kerja dari percobaan ini
dimulai dengan pemanasan sampel yang telah dicampurkan dengan pelarut yang
bertujuan untuk menguapkan pelarut bersama-sama dengan air. Teluena sebagai
pelarut merupakan senyawa non polar, sedangkan air adalah senyawa polar, tetapi
pada keadaan panas keduanya dapat tercampur. Hal ini disebabkan karena ketika
dipanaskan, teluena menjadi tidak stabil dan terjadi reaksi adisi yaitu
pemutusan ikatan rangkap dan membentuk ikatan hidrogen dengan air. Tentu dalam
hal ini teluena mengalami peningkataan kepolaran dan dapat bercampur dengan
air.
Pemanasan yang menghasilkan uap
kemudian dilewatkan pada kondensor dan terjadi peristiwa kondensasi. Peristiwa
kondensasi atau pendinginan ini menyebabkan terjadinya pengembunan uap menjadi
cair yang kemudian ditampung pada alat dean stark. Air merupakan senyawa polar,
sedangkan toluen merupakan senyawa nonpolar. Pada saat pemanasan, terjadi
regangan (molekulnya goyang) sehingga memicu terbentuknya momen dipol
(tingkatan van der wals). Regangan tersebut membuat toluen dapat berikatan
dengan H2O sehingga toluen dapat menarik air dari tomat. Pada alat
dean stark terjadi pemisahan antara air dan pelarut (teluena). Perbedaan
kepolaran menyebabkan keduanya berpisah pada saat keadaan dingin sehingga
tidaak bercampur.
Uap air dan zat-zat lainnya akan
menuju kondensor. Uap air dan zat-zat lainnya kemudian didinginkan sehingga
lebih mudah mengalir menuju alat Dean Stark penampung destilat. Setelah
dikondensasi, air dan toluene akan berpisah kembali. Toluen akan mengikat
senyawa volatil lainnya. Terlihat bahwa terjadi lapisan antar kedua cairan
dimana air berada di bawah dan toluen dan zat lainnya berada di atas. Cairan
yang membentuk dua lapisan pada alat dean stark diketahui bahwa di bagian bawah
adalah air dan di bagian atas adalah teluena. Hal demikian terjadi karena
adanya perbedaan massa jenis dua komponen tersebut, dimana air massa jenisnya
lebih besar daripada massa jenis benzena.
Destilat yang didapatkan kemudian
dihitung volumenya untuk mengukur kadar air tersebut. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan rumus perbandingan massa air dan massa sampel dan dikalikan 100%.
Berdasarkan perhitungan, didapatkan kadar air dalam tomat adalah sebesar 15,2 %.
Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh volume air sebanyak 38 mL. Dengan
diketahui massa jenis air sebesar 1 gr/mL maka diperoleh massa air sebesar 38
gram. Kadar air dalam tomat untuk 250 gram dapat diketahui sebesar 15,2 %.
Besarnya kadar ini memungkinkan bahwa tomat mudah berjamur jika disimpan dalam
waktu yang cukup lama. Selain itu terdapat kelemahan dari metode ini karena
kita tidak dapat mengetahui dengan pasti kandungan air dalam sampel sudah
benar-benar menguap seluruhnya atau belum.
G. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode Dean Stark
adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kadar air dari suatu sampel
dengan pemanasan bersama pelarut organik yang uapnya dialirkan melalui
kondensor sehingga mengembun dan berubah menjadi cairan yang tertampung pada
alat Dean Stark, dan diperoleh kadar air dalam 250 gram sampel tomat sebesar 15,2
%.
DAFTAR PUSTAKA
Ari, K., dan Hadi, W. 2008. Pembuatan Etanol Dari Sampah Pasar Melalui
Proses Hidrolisis Asam Dan Fermentasi Bakteri Zymomonas Mobilis. Jurnal
Teknik Lingkungan. Vol. 2. No. 1, Hal. 6.
Dwijosepputro,
D., 1994. Dasar - dasar Mikrobiologi.
Djambatan : Jakarta.
Fessenden, R.J dan Fessenden J.S., 1986. Dasar-dasar Kimia
Organik. Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Ni Ketut, S. 2010. Vapor-Liquid Equilibrium (VLE) Water-Ethanol From
Bulrush Fermentantion. Jurnal Teknik Kimia,
Vol. 5. No. 1, Hal. 363.
Sahidin, 2009. Penuntun
Praktikum Kimia organik I. Unhalu. Kendari.
Sofyan, L, A. 1983.
Perbedaan Nyata Hasil Pengukuran Kadar Air Cairan Rumen dengan Metoda Toluen
dan Metoda Oven. Media Peternakan. Vol. 8, No. 1, Hal. 2.
Sudrajat, D.J dan Nurhasybi, 2007, Pengembangan Standar
Pengujian Kadar Air dan Perkecambahan Benih Beberapa Jenis
Tanaman Hutan untuk Menunjang Progam Penanaman Hutan di Daerah, Balai Penelitian Teknologi Perbenihan,
Bogor. Vol. 2 No. 1, Hal. 5.
Sumantri,
2005, Sintesis 5-etilkarbinal-2,2-dimetil-1,3-benzodioksol sebagai Insektisida,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Vol. 16 No. 1, Hal. 3.
Asalamualaikum, mas bisa minta literatur dalam pengerjaan destilasi dean dan stark untuk penetapan kadar air?
ReplyDelete