NORIT SEBAGAI ADSORBEN
A.
TUJUAN
Adapun
tujuan pada percobaan ini adalah mengkaji
proses adsorpsi menggunakan norit.
B.
LANDASAN
TEORI
Adsorpsi
suatu zat pada permukaan adsorben bergantung pada beberapa faktor dan memiliki
pola isoterm adsorpsi tertentu. Untuk proses adsorpsi yang terjadi dalam
larutan, jumlah zat yang teradsorpsi bergantung pada : (1) jenis adsorben, (2)
jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi, (3) luas permukaan adsorben, (4)
konsentrasi zat terlarut, dan (5) temperatur. Terdapat tiga pola isoterm
adsorpsi, yaitu isoterm adsorpsi Freundlich, Lamngmuir, dan BET (Brunauer,
Emmet dan Teller). Adsorpsi molekul atau ion pada permukaan padatan umumnya
terbatas pada lapisan satu molekul (monolayer) (Nyoman, 2008).
Jenis-jenis spektrometri yang tercantum di farmakope Indonesia, yaitu spektrofotometri inframerah, spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak, spektrofotometri atom, spektrofotometri flouresensi, spektrofotometri cahaya bias, spektrofotometri turbidimetri, serta spektrofotometri nefelometri. Fisika farmasi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya,
misalnya spektrometri
massa, spektrofotometri, dan kromatografi (syamsuni, 2006).
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan absorbsi cahaya pada panjang
gelombang
tertentu melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Proses ini disebut “absorbs spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”, karena memberikan warna. Selain gelombang
cahaya tampak spektrofotometri juga menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan inframerah. Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorbsi oleh
larutan sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan (Lestari, 2007).
Ada beberapa faktor
yang dapat berpengaruh terhadap proses absorpsi, antara lain kelarutan obat.
Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air, laju pelarutan seringkali
merupakan tahap yang paling lambat, oleh karena itu mengakibatkan terjadinya
efek penentu kecepatan terhadap bioavailabilitas obat. Tahap yang paling lambat
didalam suatu rangkaian proses kinetik disebut tahap penentu kecepatan (Zulkarnain.,dkk.,
2008) .
Luas area permukaan pori merupakan suatu
parameter yang sangat penting dalam menentukan kualitas dari suatu karbon aktif
sebagai adsorben. Hal ini disebabkan karena luas area permukaan pori merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi daya adsorpsi dari suatu adsorben
(Idrus,2013).
Dalam analisis kimia dikenal berbagai macam cara
untuk mengetahui data kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu
peralatan optik (instrumen) ataupun dengan cara basah. Alat instrumen biasanya
dipergunakan untuk menentukan suatu zat berkadar rendah, biasanya dalam satuan
ppm (part per million) atau ppb (part per billion). Salah satu metode sederhana untuk menentukan zat
organik dan anorga-nik secara kualitatif dan kuantitatif dalam contoh air laut,
yaitu dengan metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak. Prinsip
kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan.
Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah
zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif (Triyati, 1985).
Makin rendah kelarutan suatu zat
organik di dalam air, makin mudah diadsorpsi dari larutannya. Hal yang sama,
makin kurang polar suatu senyawa organik makin baik teradsorpsi dari larutan
yang bersifat polar ke permukaan yang non polar (Kasam, dkk., 2005).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
:
Alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah ;
·
Erlenmeyer
125 ml 3 buah
·
LabuTakar
1 Liter 1 buah
·
Gelas
Kimia 600 ml 1 buah
·
BatangPengaduk
·
Spektronik
20 D
·
Mortir
·
Pipet
tetes
·
Sendok
Tanduk
2. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
·
Zat
Warna (Metilen red 1 gram)
·
Kertas
Saring
·
Norit
·
Aquades
·
Alkohol
D.
PROSEDUR
KERJA
-
Dimasukkan
ke dalam gelas ukur
-
Tambahkan
20 ml alkohol
-
Isikan
sejumlah pelarut
-
Diaduk
-
Diencerkan
dengan akuades sampai 1 liter
Larutan induk metilen
red 100 Ppm
-
Ditimbang
10 mg
-
Dikontakkan
dengan larutan metilen red 80, 100, 120 Ppm
-
Dikocok
dan disaring
-
Di
ukur absorbansinya
HasilPengamatan...... ?
E.
HASIL
PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap
absorbansi adalah sebagai berikut :
Konsentrasi
|
Absorbansi
|
50 Ppm
|
0,008
|
100 Ppm
|
0,023
|
150 Ppm
|
0,033
|
200 Ppm
|
0,136
|
250 Ppm
|
0,182
|
Sampel
|
Absorbansi
|
80 Ppm
|
0,004
|
100 Ppm
|
0,558
|
120 Ppm
|
1,721
|
Analisis
Data
1. Kurva Standar
2.
Perhitungan
y = ax + b
y = 0,001 x – 0,020
0,004
= 0,001 x – 0,020
0,001x = 0,024
x = 0,024 / 0,001
= 24
sampel
|
awal
|
akhir
|
teradsorpsi
|
Massa teradsorpsi
|
80 Ppm
|
80 Ppm
|
24 Ppm
|
56 Ppm
|
2,8 mg
|
100 Ppm
|
100 Ppm
|
58 Ppm
|
42 Ppm
|
2,1 mg
|
120 Ppm
|
120 Ppm
|
92 Ppm
|
28 Ppm
|
1,4 mg
|
3.
IsotermAdsorpsi
x
|
m
|
x/m
|
Log x/m
|
Log c
|
2,8 mg
|
10 mg
|
0,28
|
- 0,552
|
1,90
|
2,1 mg
|
10 mg
|
0,21
|
- 0,677
|
2
|
1,4 mg
|
10 mg
|
0,14
|
- 0,85
|
2,07
|
Perhitungan
Y =
-0,354 + 0,01
Log
x/m = n log c + log k
n
= 0,354
k = 0,01
log k = log
0,01 = -2
F.
PEMBAHASAN
Adsorpsi merupakan sebuah
peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap
disebut adsorbat atau zat yang terserap. Sedangkan zat yang menyerap disebut
adsorben. Oleh karena itu, pada proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat yang
teradsorpsi bergantung pada jenis adsorben, jenis adsorbat, luas permukaan
adsorben, konsentrasi zat terlarut dan temperatur.
Pada praktikum
kali ini pengukuran absorbansi larutan di lakukan dengan menggunakan larutan metilen red dengan variasi 3 konsentrasi.
Konsentrasi yang digunakan adalah 80, 100 dan 120 ppm. Adsorben yang digunakan adalah
obat norit yang berfungsi sebagai obat penetral racun di dalam tubuh.
Pada percobaan ini adsorban
yang digunakan adalah norit. Sebelum digunakan, norit harus digerus dahulu, hal
ini bertujuan agar nantinya norit yang sudah halus dapat mempermudah
absorbsi . Karena semakin luas permukaan adsorben maka daya penyerapannya pun
semakin tinggi. Dimana penggerusan pada norit adalah cara memperluas
permukaan adsorbennya.
Aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap norit yang bertujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau
mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Selain karbon aktif, yang biasa digunakan
sebagai adsorben adalah silika gel, zeolit dan
penyaring molekul.
Percobaan
adsorpsi tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi
zat-zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi fisika karena adanya gaya
van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga proses
adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan.
Dari data pengamatan dan
hasil perhitungan, konsentrasi larutan sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada
setelah adsorpsi. Hal ini karena larutan metilen red telah diadsorpsi oleh
arang aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m diplotkan sebagai
ordinat dan C sebagai absis.
Adsorpsi karbon membuat konsentrasi larutan
metilen red mengalami penurunan. Pada data diatas penyerapan tiap
percobaan terjadi ketidaksamaan antara data 1 sampai 3 dapat dilihat jumlah zat
yang teradsorpsi mulai menurun. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil adsorpsi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya
serap adsorpsi, yaitu : (1) Sifat Serapan, Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi
oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-
masing senyawa. (2) Temperatur/ suhu, Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan
untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak ada
peraturan umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi.
(3) pH (Derajat Keasaman). (4) Waktu Singgung, Bila
karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang
yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga
mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan
pada partikel karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan.
Kesalahan –kesalahan yang terjadi pada
percobaan ini juga dapat mempengaruhi data percobaan. Kesalahan yang terjadi
seperti: kesalahan dalam pembacaan skala pada buret titrasi, kesalahan dalam
pengocokan campuran larutan dan adsorben, kesalahan yang dilakukan
oleh praktikan.
G.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan
ini adalah norit adalah senyawa karbon yang proses penyerapannya dilakukan
dengan menggerus obat tersebut sehingga dapat memperluas permukaan obat
tersebut agar lebih mudah terabsorbsi.
DAFTAR
PUSTAKA
Idrus, et al. 2013. Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap
Kualitas Karbon Aktif BerbahanDasar Tempurung Kelapa. Prisma Fisika. Vol. 1 No.1 Hal.
50-55.
Kasam,
Andik Yulianto, Titin Sukma. 2005. Penurunan COD (Chemical Oxygen Demand) dalam Limbah Cair
Laboratorium Menggunakan Filter Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa .Logika. Vol. 2 No. 1 Hal. 1-16.
Nyoman, S. 2008. Optimalisasi Adsorpsi Zeolit Terhadap
Ion Kromium (III). Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains & Humaniora. Vol.
2 No.1 Hal. 17-33.
Lestari, fatma. 2007. Bahaya Kimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Jakarta
Syamsuni. 2006. Farmasetika
Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Jakarta
Triyati, ety. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya
Dalam Oseanologi. Oseana. Vol.X . No. 1 Hal. 1-2.
Zulkarnain,
A.K., Arundita Kusumawida dan Triani Kurniawati. 2008. Pengaruh Penambahan Tween 80 Dan Polietilen
Glikol 400 Terhadap Absorpsi Piroksikam Melalui Lumen Usus In Situ. Majalah Farmasi Indonesia. Vol.1 No.19 Hal. 1-2.
0 comments:
Post a Comment