BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam
bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai
spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat
diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan
fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan
yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam
habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang
terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Mikroorganisme tersebar luas di
dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Mikroorganisme merupakan
mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air maupun udara. Untuk itu
perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme
tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat
dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan
dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau
biakan murni.
Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk
mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain sehingga
hanya biakan murni yang dapat tumbuh.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada pratikum ini adalah:
1.
Metode-metode
apa saja yang digunakan untuk memisahkan mikrobia tertentu dari populasi
campurannya untuk mendapatkan kultur murni?
2.
Bagaimana karakteristik mikroba yang
tumbuh pada kultur murni?
C.
Maksud Percobaan
Maksud percobaan pada praktikum ini adalah
:
1.
Memahami metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikrobia
tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2.
Memahami karakteristik mikroba yang
tumbuh pada kultur murni
D.
Tujuan Percobaan
Tujuan pada pratikum ini adalah:
1.
Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan untuk
memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur
murni.
2. Untuk
mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.Teori Umum
Mikrobiologi berasal
dari bahasa yunani yaitu micros = kecil atau renik, Bio = Hidup atau kehidupan,
dan logos = Ilmu atau kehidupan. Jadi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang berukuran
mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus, bakteri, ragi/jamur,
dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat dengan menggunakan mikroskop (Syamsunir, 1992)
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang
tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan
terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang
kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan.
Dengan demikian, enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk
persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan
makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Peran
mikroorganisme sangat luas yang mencakup di berbagai bidang yang meliputi :
bidang pangan, kesehatan, industri, ekologi, teknik rekayasa genetika, dan
lain-lain. Peran tersebut ada yang merugikan dan ada pula yang menguntungkan (Nurtjahyani, 2011).
Kemampuan
pertumbuhan yang berbeda-beda pada setiap isolat bakteri, maka diperlukan media
pertumbuhan alternatif yang murah untuk mendapatkan pertumbuhan isolat bakteri
yang optimum. Salah satu media pertumbuhan alternatif yang sering digunakan
adalah air rendaman kedelai. Air redaman kedelai merupakan salah satu limbah
yang masih memiliki nilai ekonomis, karena kandungan senyawa organik dan nutrient yang
terdapat di dalamnya masih relatif tinggi jika dibandingkan yeast extract
(Antonius 2013).
Mikoorganisme
terdapat di mana - mana, seperti pada tanah, debu, udara, air, makanan ataupun permukaan
jaringan tubuh kita. Keberadaan mikoorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan manusia misalnya dapat
menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapat menimbulkan kerusakan akibat
kontaminasi. Pengendalian mikroorganisme dapat dilakukan dengan penyinaran
ultra violet (Ariyadi, 2009).
Ada beberapa metode
untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium
agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar
miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium
petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour
plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar). Sehingga dikenal beberapa cara atau
metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang
paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang
didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies
individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel
yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain
digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Ada
dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni antara lain yang
pertama Metode
cawan gores, dimana Metode ini
mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores
yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan.
Kemudian yang kedua adalah Metode cawan tuang dimana cara lain untuk memperoleh koloni murni dari
populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen
dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50 oC ) yang
kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen
pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut
mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi. Metode cawan gores
memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh
hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh
dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan
akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. (Ratna,
1990)
B. Uraian Bahan
1. Agar
(Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 74)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti
selaput dan berlekatan, atau berbentuk keping, serpih atau butiran; jingga
lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna;
tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering
rapuh
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan larut
dalam air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Aquades
(Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Sinonim : Aquadest / Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : H – O - H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna. Tidak berasa,
tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Dekstrosa
(Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : )
Nama resmi : Dextrosum
Sinonim : Dekstrosa
RM / BM : C6H12O6.H2O
/ 180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau
serbuk granul putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam
air mendidih, larut dalam etanol mendidih, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai komponen pembuat medium PDA
4. Ekstrak
Beef (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : )
Nama resmi : Beef Extract
Nama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging
sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak,
dengn cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa
udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta,
berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, baud an rasa seperti daging,
sedikit asam.
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan
mikroorganisme
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya.
5. Ekstrak
Yeast (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 671)
Nama resmi : Ekstrak ragi
Sinonim : Sari ragi
Pemerian : Kuning kemerahan sampai coklat, bau khas
tidak busuk
Kelarutan : Larut dalam air, membentuk larutan kuning
sampai coklat, bereaksi asam lemah, tidak mengandung karbohidrat
Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik
6. Alkohol ( Dirjen POM, 1979)
Nama
resmi :
Aethanolum
Nama
Lain :
Etanol
RM
/ BM :
C2H5OH
/ 47,06
Pemerian :
Cairan
tak berwarna, jernih muda menguap, mudahbergerak, bau khas, rasa panas,
mudah terbakar, memberikan nyala biru yang tak berasap.
Kelarutan :
Bercampur
dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik
Penyimpanan :
Dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari
nyala api.
Kegunaan : Sebagai
pelarut
7. Pepton
(Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 721)
Nama resmi : Pepton
Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau
khas, tapi tidak busuk.
Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna
coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larutan dalam etanol
(95%) P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai
komponen pembuat medium PDA
c. Uraian Mikroba Uji
1. Pseudomonas aeruginosa
a. Klasifikasi
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : GammaProteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Tipe spesies : Pseudomonas aeruginosa
Filum : Proteobacteria
Kelas : GammaProteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Tipe spesies : Pseudomonas aeruginosa
b. Morfologi
Bentuk
batang bulat 0,5-1,5 menit mikron, ciri-ciri pertumbuhan pada agar sel putih,
dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok
mengembang sampai tak beraturan.
2. Candida albicans
Klasifikasi:
Divisio : Mycota
Class : Denteromycetes
Ordo : Pseudosaccharomycetales
Family : Candida
Spesies : Candida albicans
Morfologi:
Pada sediaan
mikroskopik eksudat, candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram
positif, ukurannya 2-3 x 4-6 m dan sel -sel bertunas. Gram positif yang
memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Pada agar Saboraud yang dieramkan pada
suhu kamar, terbentuk koloni-koloni lunak yang berwarna krem yang mempunyai bau
seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri dari sel-sel yang bertunas yang
lonjong. Ini terdiri dari pseudohifa yang membentuk blastospora pada
nodus-nodus dan kadang-kadang khlamidospora dan ujung-ujungnya. Dapat meragikan
glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa
daan tidak bereaksi dengan laktosa.
BAB
III
METODE
KERJA
A.
Alat
Alat-alat yang digunakan pada pratikum
ini, yakni tabung reaksi, spoit, lampu spiritus, jarum inokulum, cawan petri,
inkubator, laminar air flow, enkas,
botol gelap.
B.
Bahan
Bahan- bahan yang di gunakan pada pratikum ini, yakni akuades, NA (Nutrient Agar), NB (Nutrient
Broth), (PDA (Potato dectrose agar),
alkohol 70%, Aluminium voil, kapas, tissu, air sumur.
C. Prosedur Kerja
1. Inokulasi Mikroba
a.
Penyiapan Media (Miring, Tegak, Cair)
·
Media Miring
1.
Dituang Natrium Agar ke dalam tabung reaksi dan memiringkannya dan
membiarkanya memadat.
·
Media Tegak
1.
Dimasukkan Natrium Agar ke dalam tabung reaksi dan membiarkanya
memadat.
·
Media Cair
1.
Dimasukkan Medium Natrium Broth ke dalam tabung reaksi.
b.
Penanaman Mikroba Uji (inokulasi)
·
Media Miring
1. Dipegang tabung medium Natrium Agar pembiakan dengan tangan kiri.
2. Diambil koloni yang ada dengan jarum inokulasi pada
lempeng pembiakan.
3. Digores biakan pada permukaan medium miring dengan cara
zig zag dari bawah ke atas..
4. Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam.
5. Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.
·
Media Tegak
1.
Diambil satu ose isolat dari medium
2. Ditusukkan kedalam permukaan medium Natrium Agar didalam tabung reaksi.
3. Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
4. Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.
·
Media Cair
1. Diambil satu ose
isolat bakteri dari medium biakan
2.
Diaduk sampai rata.
3.
Diinkubasi pada
suhu 37 0C selama 24 jam.
4.
Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.
2. Isolasi Mikroba
a.
Diencerkan sampel
yang akan diisolasi dari pengenceran
10-1 hingga 10-4.
b.
Dipipet sebanyak 1 ml larutan tersebut dari pengenceran
10-4 dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril
c.
Dituangkan Natrium
Agar yang telah dicairkan ke dalam cawan petri tersebut, memutar cawan
petri di atas meja dengan gerakan seperti angka delapan untuk menyebarkan
sel-sel mikroba secara merata.
d.
Diinkubasi cawan-cawan tersebut dengan posisi terbalik.
e. Diamati koloni
mikroba yang terbentuk.
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Gambar Pengamatan
1. Inokulasi mikroba
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
|
||||||
|
||||||
MIKROBA : Pseudomonas
aurogenosa
MEDIUM : PDA Miring
|
Keterangan
:
1.
Tabung reaksi
2.
Medium PDA
3. Ciri
koloni
spreading
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
|
MIKROBA : Pseudomonas
aurogenosa
MEDIUM : NA Tegak
|
Keterangan
:
1.
Tabung reaksi
2.
Medium NA
3.
Ciri koloni
spreading
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
|
||||||
|
||||||
MIKROBA : Pseudomonas
aurogenosa
MEDIUM : NB Cair
|
Keterangan
:
1.
Tabung reaksi
2.
Medium NB
3.
Ciri koloni : sediment
2. Isolasi
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
|
||||||
|
||||||
SAMPEL : Air Sumur 10-1
MEDIUM : PDA
|
Keterangan
:
1.
Cawan Petri
2.
Medium PDA
3.
Ciri Koloni : Ukuran (Moderate), Bentuk (Circular), Elevasi (Umbonate), Tepi
(Lobate), Warna (putih)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
|
||||||
|
||||||
SAMPEL : Air Sumur 10-2
MEDIUM : PDA
|
Keterangan
:
1.
Cawan Petri
2.
Medium PDA
3.
Ciri Koloni : Ukuran (Small), Bentuk (Irrengular), Elevasi (Umbonate), Tepi
(Entire), Warna (putih)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
|
||||||
|
||||||
SAMPEL : Air Sumur 10-3
MEDIUM : PDA
|
Keterangan
:
1.
Cawan Petri
2.
Medium PDA
3.
Ciri Koloni : Ukuran (Small), Bentuk (Circular), Elevasi (Raised), Tepi
(Entire), Warna (putih)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
|
||||||
|
||||||
SAMPEL : Air Sumur 10-4
MEDIUM : PDA
|
Keterangan
:
1.
Cawan Petri
2.
Medium PDA
3.
Ciri Koloni : Ukuran (Pinpoint), Bentuk (Circular), Elevasi (Raised), Tepi (Entire),
Warna (putih)
A. 1. Tabel hasil pengamatan isolasi
Nama
Media
|
Ciri
Koloni
|
Warna
|
||||
Ukuran
|
Bentuk
|
Elevasi
|
Tepi
|
|||
PDA
|
Moderate
|
Circular
|
Umbonate
|
Lobate
|
Putih
|
|
PDA
|
Small
|
Irregular
|
Umbonate
|
Entire
|
Putih
|
|
PDA
|
Small
|
Circular
|
Raised
|
Entire
|
Putih
|
|
PDA
|
Pinpoint
|
Circular
|
Raised
|
Entire
|
Putih
|
|
2.Tabel
hasil pengamatan inokulasi
No.
|
Bakteri/
jamur
|
Bentuk
koloni
|
||
NA
tegak
|
NB
cair
|
PDA
miring
|
||
1.
|
PA
|
Beaded
|
Sediment
|
Spreading
|
2.
|
Stapiloccocus
aureus
|
-
|
Spreading
|
Sediment
|
B. Pembahasan
Isolasi adalah
cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan sehingga
diperoleh biakan yang sifatnya murni. Tujuan isolasi adalah untuk
memperlihatkan keanekaragaman mikroorganisme dalam lingkungan di sekitar kita.
Inokulasi adalah proses memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke
medium yang baru.
Saat isolasi mikroba perlu dilakukan
inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose yang
digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose
yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang
tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan kedalam
cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu
dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang
menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu
dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap
air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak
atau mengalami gangguan.
Prinsip kerja isolasi
bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri
pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah
kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan
inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri
adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara.
Tujuan dari pemindahan
biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke
wadah lain secara aseptik, sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang
tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba
terutama yang berasal dari stok kultur (bukan dari substrat). Kegagalan dalam
hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan mikroba
yang tidak diharapkan.
Beberapa cara atau
metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran.
Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan
metode cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan
maksud untuk memperoleh spesies individu, dengan anggapan bahwa setiap koloni
dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati.
Metode inokulasi terbagi dua yaitu Metode agar tegak dimana metode ini menggunakan
medium yang telah dipadatkan dengan tegak (permukaannya rata) dalam tabung
reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan cara menusukkan ose yang
telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur ke dalam medium yang memadat
hingga ½ dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan dalam inkubator pada suhu
37oC selama 1 x 24 jam untuk bakteri dan selama 3 x 24 jam untuk
jamur pada suhu kamar. Kemudian Metode agar miring dimana pada metode agar
miring inokulasi menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan dimiringkan
dalam tabung reaksi. Pada metode ini digunakan ose bulat yang telah disentuhkan
dengan biakan bakteri atau jamur dengan cara digoreskan secara zig-zag pada permukaan
medium. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam untuk
bakteri dalam inkubator pada
suhu 37oC dan
selama 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar. Sedangkan metode isolasi terbagi tiga, yaitu Isolasi substrat padat contohnya metode gores, yang
kedua adalah Isolasi substrat cair contohnya Metode tuang dan Metode sebar.
Pada percobaan
ini dilakukan inokulasi bakteri Pseudomonas
aureus dengan menggunakan medium NA tegak, medium PDA miring dan medium NB
cair serta menggunakan cawan Petri, sehingga dapat diperoleh bentuk bakteri
yang berbeda-beda.
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta
kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis
kapang. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan
bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama
kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk
bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang
lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril
dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu
inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas
api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini
menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat
pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam
lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Hasil yang diperoleh pada isolasi air sumur 10-1 pada media
PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya moderate, pada bentuk
cirinya circular, pada elevasi cirinya umbonate, pada tepinya cirinya lobate
dan warnanya putih. Kedua pada isolasi air sumur 10-2 pada media
PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya small, pada bentuk
cirinya irrengular, pada elevasi cirinya umbonate, pada tepinya cirinya entire
dan warnanya putih. Ketiga pada isolasi air sumur 10-3 pada media
PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya small, pada bentuk
cirinya circular, pada elevasi cirinya raised, pada tepinya cirinya entire dan
warnanya putih. Keempat pada isolasi air sumur 10-4 pada media
PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya pinpoint, pada bentuk
cirinya circular, pada elevasi cirinya raised, pada tepinya cirinya entire dan
warnanya putih.
Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar
uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang
dapat mengganggu petumbuhan mikroba. Lamanya
inkubasi bakteri dan jamur berbeda. Ini dikarenakan perbedaan waktu yang
dibutuhkan bakteri dan jamur untuk bereprodiksi (melakukan pembelahan) berbeda.
Bakteri membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1 - 2 hari sedangkan jamur
membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 3 - 5 hari.
Hasil yang diperoleh pada
bakteri Pseudomonas aureus (PA) bentuk koloni pada NA tegak hasil yang didapat
Beaded, bentuk koloni pada NB cair hasil
yang didapat sediment, dan bentuk koloni pada PDA miring hasil yang didapat adalah
spreading.
Setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis,
dimaksudkan agar kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki dapat
dicegah semaksimal mungkin. Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium
ke medium lainnya digunakan jarum ose yang disterilkan melalui pemijaran dari
pangkal sampai ke ujungnya sampai berwarna merah sesaat sebelum dan setelah
digunakan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan
yang dapat ditarik dari percobaan ini yaitu:
1. Beberapa
metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi
campurannya untuk mendapatkan kultur murni yaitu metode cawan gores, metode
sebar, dan juga metode tuang
2. Karakteristik
dari mikroba yang tumbuh pada kultur murni dapat diketahui dengan melihat
bentuk-bentuk dari koloni, elevasi atau permukaan koloni, tepi koloni, warna
dari koloni dan juga diameter koloni.
B. Saran
1.
Sebaiknya satu jenis biakan
mikroba diinokulasikan sendiri oleh praktikan keberbagai jenis media, sehingga
semua praktikan mahir dan melakukan semua percobaan.
2.
Sebaiknya setelah praktek selesai, pratikan lebih
memperhatikan kebersihan didalam laboratorium
DAFTAR
PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.
Antonius, Dkk., 2013. Pertumbuhan
Bakteri Pseudomonas Aeruginosa Dan Dekolorisasi Senyawa Pewarna Strawberry Red
Dan Orange Yellow Dalam Kondisi Curah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. Vol.2 No.1
Ariyadi Dan Sinta Dewi, 2009. Pengaruh
Sinar Ultra Violet Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus Sp. Sebagai Bakteri
Kontaminan. Jurnal Kesehatan. Vol.2, No.2.
Nurtjahyani, 2011. Peran Mikroorganisme Dalam Perkembangan Mikrobiologi
Pangan. Prospektus, Vol.Ix.No.1
Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.
Syamsunir. 1992. Dasar Dasar Mikrobiologi Dan Parasitologi
Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment