LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN I
PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN
SENYAWA ANORGANIK
OLEH
NAMA : ASMAN SADINO
NIM
: F1F1 12 092
KELAS : C
KELOMPOK : V
ASISTEN
: MUHAJRIATI
LABORATORIUM
FARMASI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
PERBEDAAN
SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK
A. Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan ini
adalah
1. Mempelajari
tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun senyawa tersebut.
2. Mengamati
beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan anorganik.
B. Landasan
Teori
Pencemaran lingkungan
dapat berupa pencemaran udara, tanah dan air. Pencemaran diperairan dapat
disebabkan karena limbah organik dan anorganik. Salah satu cara yang dapat
dilakukanuntuk mememinimalkan jumlah residu pestisida dan logam berat adalah
melalui adsorpsi dengan menggunakan adsorben seperti zeolit, arang aktif,
kitosan dan bentonit. Bentonit merupakan clay material yang tersedia cukup
melimpah di Indonesia sehingga potensialdimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
diantaranya sebagai adsorben. Kitosan pun telah banyak dimanfaatkan sebagai
adsorben. Kitosan merupakan polimer dengan kelimpahan terbesar kedua setelah
selulosa. Pada umumnya kitosan dapat diperoleh dari cangkang kepiting atau
udang. Pemanfaatan kitosan yang cukup luas dalam proses adsorpsi deisebabkan
karena adanya gugus amina dan hidroksil, yang menyebabkan kitosan mempunyai
reaktifitas kimia yang tinggi sehingga dapat berperan sebagai adsorben untuk
mengadsorpsi logam berat ataupun limbah organik dalam air limbah (Purnamasari,
2010).
Kimia organik didefenisikan sebagai kimia dari
senyawa yang datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Suatu
pengetahuan mengenai kimia organik tak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuwan.
Misalnya, karena sistem kehidupan terutama terdiri dari air dan senyawa
organik, hampir semua bidang yang berurusan dengan tanaman, hewan, atau
mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik (Fessenden, 1997).
Pada mulanya, senyawa organik hanya menyebabkan
terlibatnya senyawa yang diturunkan dari makhlik hidup. Makhluk hidup dianggap
mempunyai ‘tenaga gaib’ yang dalam sintesis senyawa-senyawa tersebut. Pada
tahun 1978, seorang kimiawan jerman, frederich wohler memanaskan ammonium
sionat, beraal dari senyawa organik dan diperoleh senyawa urea.
Lebih dari sejuta senyawa terdiri dari gabungan karbon
dengan hidrogen, oksigen,nitrogen atau beberapa unsur tertentu. Keseluruhan
senyawa tersebut merupakan bagian dari kimia organik. Unsur karbon sangat
istimewa karena memiliki kemampuan untuk mengadakan ikatan kovalen yang kuat
dengan sesamanya (Petrucci, 1987).
Senyawa organik terlibat dalam tiap segi kehidupan, dan
banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Ada diantaranya yang
berwujud bahan makanan, bahan sandang, obat-obatan, kosmetik, dan berbagai
jenis plastik. Bahkan dalam tubuhpun banyak terdapat sejumlah senyawa organik
dengan fungsi yang beragam pula. Senyawa organik hanya mewakili satu jenis
senyawa kimia, yaitu yang mengandung satu atom karbon atau lebih. Kimia organik
barangkali lebih baik didefinisikan sebagai kimia senyawa yang mengandung
karbon. Meskipun penggolongan seperti ini agak terbatas, fakta menunjukkan bahwa
senyawa yang mengandung atom karbonlah yang banyak terdapat di muka bumi ini.
Fakta ini adalah akibat dari kemampuan atom karbon membentuk ikatan dengan atom
karbon lain. Jika sifat khas ini dibarengi dengan kemampuan atom karbon
membentuk empat ikatan dalam ruang tiga dimensi, maka berbagai susunan atom
dapat terjadi. Saat ini jutaan senyawa organik telah ditentukan cirinya, dan
setiap tahun puluhan ribu zat baru ditambahkan ke dalam daftar ini, baik
sebagai hasil penemuan di alam, ataupun sebagai hasil pembuatan di laboratorium
(Estevanus, 2007).
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah suatu
senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya
senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan sistem
kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang tidak
mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang merupakan
senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea dapat dibuat
dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan senyawa anorganik
menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
C. Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
-
Gelas Kimia 50 ml
-
Hot Plate
-
Cawan Porselin
-
Kawat Ose
-
Lampu Bunsen
2. Bahan
Bahan yang digunkan dalam percobaan
ini adalah :
- Aqua (air es)
- Etanol
- Kloroform
- Larutan AgNO3
- Larutan KI
- Larutan NaCl
D. Prosedur
kerja
1. Tes unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik
a. Deteksi
unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik
-
Dimasukkan ke dalam cawan porselin
-
Dibakar
-
Dipipet air 2 ml
-
Dimasukkan kedalam gelas kimia
-
Di letakkan air yang didalam gelas kimia
di dalam mortar (cawan porselin)
-
Di amati perubahan yang terjadi
Hasil ?
b. Tes Beilstein
-
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
-
Dibakar kawat dengan menggunakan
lampu bunsen
-
Diselupkan ke dalam tabung reaksi
-
Diamati hasil yang terjadi
Hasil ?
2. Perbedaan senyawa organik dan
anorganik
a. Perbedaan dalam ionisasi
|
|
- Dimasukkan
masing-masing larutan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan
masing-masing 3 tetes AgNO3
- Diamati hasil yang
terjadi
Hasil ?
E. Hasil Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
- Etanol
dimasukkan ke cawan + Panaskan
- Air +
Panaskan
|
Menguap
Tidak
menguap (Hangat)
|
2.
|
-
Kloroform + Kawat Panas
- KI +
Kawat Panas
|
Menggelembung
Tidak
Menggelembung
|
3.
|
- NaCl +
AgNO3
-
Kloroform + AgNO3
|
Endapan
Putih
Terbentuk
2 lapisan
|
F. Pembahasan
Pada umumnya senyawa organik merupakan senyawa yang
mengandung unsur karbon, selain itu juga terdapat unsur hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), sulfur (S) dan pospor (P). Ada beberapa sifat fisika maupun kimia yang memberikan deskripsi dalam suatu senyawa termasuk dalam
senyawa organik ataupun senyawa anorganik, seperti keadaan saat pemanasan, konduktivitas, ionisasi serta
kelarutan masing-masing.
Senyawa organik adalah golongan
besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat,
dan oksida karbon. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak,
dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia. Senyawa organik dapat diperoleh dari hasil
suatu reaksi atau hasil isolasi bahan-bahan alam. Senyawa organik banyak
terkandung didalam jasad hidup, dan sangat lama dipercayai bahwa senyawa
organik tidak bisa disintesis di laboratorium. Sedangkan senyawa non organik adalah senyawa pada alam yang
pada umumnya menyusun materi atau benda tak hidup. Senyawa anorganik merupakan
semua senyawa kimia yang jika dipanaskan terbentuk endapan dan pada umumnya
membentuk ikatan kovalen.
Percobaan ini dilakukan dengan
tujuan untuk mempelajari tes-tes yang digunakan untuk mengindetifikasi unsur
penyusun senyawa tersebut serta mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik
dan anorganik. Oleh karena itu, yang menandakan perbedaan pada golongan senyawa
organic dan senyawa anorganik dilakukan dengan cara pembakaran, pemanasan,
ionisasi dan kelarutannya.
Pada
percobaan pertama yaitu untuk membandingkan senyawa organik dan anorganik dari pembakaran.
Sampel senyawa organik yang digunakan yaitu etanol 2ml dan senyawa anorganiknya yaitu akuades. Dari
perlakuan diperoleh hasil bahwa etanol yang memiliki titik didih yang lebih
rendah lebih cepat mendidih dan menguap dibandingkan dengan akuades. Hal ini
menunjukkan bahwa senyawa organik ketika dikenakan pembakaran ataupun pemanasan
akan lebih mudah terurai dibandingkan senyawa anorganik yang sukar terurai
ketika dilakukan pembakaran atau pemanasan.
Percobaan
yang terakhir perbedaan antara senyawa organik dan anorganik yaitu dengan cara
ionisasi. NaCl yang direaksikan dengan AgNO3 maka larutan akan keruh dan
terdapat endapan putih, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan energi
ionisasi. NaCl yang memiliki ikatan ion mudah melepaskan dan membentuk ionion
positif sehingga lebih reaktif karena energi ionisasi yang dimilikinya kecil
bila dibandingkan dengan Ag yang energi ionisasinya besar dan membentuk
ionpositif. Sedangkan CHCl3 (Kloroform) yang direaksikan dengan AgNO3,
larutan tersebut terdiri dari dua lapisan, yang menunjukkan tidak terjadinya
reaksi antara dua senyawa tersebut. Hal ini disebabkan karena CHCl3 (Kloroform)
memiliki energi ionisasi yang sangat kuat karena kloroform mempunyai ikatan
kovalen yang menyebabkan ia tidak dapat bereaksi dengan AgNO3 sehingga
sukar untuk membentuk ion positif, sama dengan Ag yang sukar membentuk ion
positif, sehingga keduanya sukar larut. Dari hasil tersebut dapat menunjukkan
bahwa senyawa organik CHCl3 (Kloroform) akan lebih sukar untuk
membentuk ion positif dibandingkan dengan senyawa anorganik (NaCl) yang
lebih mudah membentuk ion positif.
untuk
mendeteksi adanya atom C yang dilakukan dengan udara pernapasan yang dilewatkan
melalui pipet kedalam larutan Ca(OH)2. Dari perlakuan menunjukkan hasil yang
positif yang ditandai bahwa larutan tersebut yang awalnya bening menjadi keruh
dan ketika didiamkan membentuk endapan putih CaCO3. Perubahan larutan menjadi
endapan merupakan bukti adanya gas CO2 yang dihasilkan dari pernapasan
mengandung atom C. CO2 yang kita keluarkan tersebut merupakan hasil
metabolisme(respirasi) seluler yang terjadi di dalam tubuh, yaitu pembakaran
karbohidrat olehoksigen yang dihirup oleh manusia.
Percobaan
selanjutnya dilakukan untuk melihat perbedaan sifat senyawaorganik dan
anorganik karena pemanasan. Pada percobaan ini bertujuan untuk mendeteksi
adanya unsur nitrogen pada senyawa organik tersebut dan tes palingsederhana
untuk mendeteksinya yaitu tergantung pada kecenderungan senyawatersebut menghasilkan amoniak. Sampel senyawa
organik yang digunakan adalahurea yang direaksikan dengan NaOH kemudian
dipanaskan guna untuk mempercepat terjadinya reaksi. Hasil positif
didapatkan dengan adanya gasdengan bau yang khas dari larutan tersebut yaitu
bau pesing. Gas tersebutmerupakan amoniak (NH3) yang bersifat basa lemah. Jadi
dapat pastikan bahwaurea merupakan senyawa organik yang mengandung unsur
nitrogen.
Uji
terakhir perbedaan antara senyawa organik dan anorganik yaitu dengancara
ionisasi. NaCl yang direaksikan dengan AgNO3 maka larutan akan keruh dan
terdapat endapan putih, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
energiionisasi. NaCl yang memiliki ikatan ion mudah melepaskan dan membentuk
ionion positif sehingga lebih reaktif karena energi ionisasi yang dimilikinya
kecil biladibandingkan dengan Ag yang energi ionisasinya besar dan membentuk
ionpositif. Sedangkan CHCl3yang direaksikan
dengan AgNO3larutan terdiri daridua lapisan,yang menunjukkan tidak
terjadinya reaksi antara dua senyawatersebut. Hal ini disebabkan karena CHCl3
memiliki energi ionisasi yang sangatkuat
sebab kloroform mempunyai ikatan kovalen yang menyebabkan ia tidak dapat
bereaksi dengan AgNO3 sehingga sukar untuk membentuk ion positif,
samadengan Ag yang sukar membentuk ion positif, sehingga keduanya sukar
larut.Dari hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa senyawa organik (CHCl3)
akanlebih sukar untuk membentuk ion positif dibandingkan dengan senyawa
anorganik (NaCl) yang lebih mudah membentuk ion positif.
Pada proses pembakaran larutan Ca(OH)2,
setelah dibakar terbentuk endapan berwarna putih. Endapan yang dihasilkan tidak lain adalah
senyawa CaCO3 sebagai hasil reaksi antara Ca(OH)2 dan CO2.
Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O
Ini menunjukkan, bahwa Ca(OH)2 merupakan
senyawa organik, sebab pada saat
setelah pembakaran terdapat
ciri khas senyawa yang mengandung karbon. Hal ini juga terjadi pada Ca(OH)2 yang diberi aliran udara hasil
pernapasan, hasilnya
larutan menjadi keruh serta
terbentuknya
endapan putih CaCO3, hali ini juga
menujukkan bahwa Ca(OH)2 mengandung senyawa karbon. Ca(OH)2
akan bereaksi dengan CO2 yang dikeluarkan dalam proses pernapasan
sebagai zat sisa.
Dalam mengidentifikasi suatu senyawa organik, dapat juga digunakan tes dengan basa kuat dalam melepaskan suatu bahan agar mudah
untuk dideteksi. Uji ini
digunakan dalam
mengidentifikasi unsur-unsur nitrogen
dalam senyawa, jika
direaksikan dengan suatu basa kuat seperti NaOH akan menghasilkan senyawa
amoniak (NH3). Dalam percobaan
ini digunakan untuk mndeteksi adanya nitrogen dalam senyawa urea. Ketika
urea ditambahkan dengan
NaOH dan dipanaskan,
akan terbentuk gas amoniak yang bersifat basa, hal ini dapat dideteksi melalui baunya yang khas
serta dari pengujian kertas lakmus. Agar dapat diketahui bahwa dalam larutan tersebut terdapat gas
amoniak yang bersifat basa, digunakan kertas lakmus untuk mengindentifikasi
keberadaannnya. Dengan menguji melalui kertas lakmus merah dan biru, dan hasil
yang diberikan adalah lakmus biru berubah, dan lakmus merah tetap merah. Hal
ini menunjukkan bahwa di dalam larutan tersebut terdapat ammonia yang bersifat
basa, yang merupakan senyawa organik. Oleh sebab itu, dapat kita katakan bahwa
urea termasuk senyawa organik karena mengandung nitrogen. Namun, dalam percobaan ini, tidak terbentuk bau seperti
teori yang seharusnya. Hal ini dapat disebabkan karena percobaan yang dilakukan
kurang efektif, sehingga hasilnya juga kurang maksimal.
Pada
percobaan pertama yakni mendeteksi adanya unsur-unsur
dengan pembakaran senyawa organik. dalam perlakuannya, etanol dalam cawan krus
dibakar dan diatas cawan krus diletakkan gelas kimia berisi air maka etanol
yang telah disimpan dalam cawan krus akan habis dan air dalam gelas kimia
menjadi hangat. Kemudian mendeteksi
adanya atom C yang dilakukan dengan udara pernapasan yang dilewatkan melalui
selang kedalam larutan Ca(OH)2. Larutan tersebut menjadi keruh bahkan
akan membentuk endapan pituh CaCO3. Perubahan larutan menjadi
endapan merupakan bukti adanya gas CO2 yang dihasilkan dari
pernapasan. Sumber CO2 tersebut berasal dari metabolisme (respirasi)
seluler yang terjadi di dalam tubuh manusia, yaitu pembakaran karbohidrat oleh
oksigen yang dihirup oleh manusia.
Untuk test beilstein, yaitu tes yang digunakan untuk
mendeteksi adanya unsur C dan H dalam suatu senyawa organik. Pronsip dasar dari
tes ini adalah mencelupkan kawat ose yang kemudian akan
bakar lalu dicelupkan kedalam
larutan senyawa yang akan diuji. Dengan membakar
kawat ose tersebut
lalu dicelup kedalam larutan kloroform, maka
warna kawat akan berwarna jingga dan terbentuk gelembung. Kemudian kawat
tersebut dibakar lagi kemudian dicelupkan kedalam larutan HCl, maka kawat akan berubah menjadi
warna orange tetapi tidak terbentuk gelembung
namun muncul asap. Selanjutnya kawat yang sama dibakar lagi lalu dicelupkan
kedalam air ludah, dengan tercelupnya kawat pada air ludah maka terbetuk
gelembung dan pada KI pada saat dicelupkan kawat yang telah dibakar, warna
kawat berubah warna jingga, tetapi tidak juga terbentuk gelembung hanya saja KI
tersebut berasap.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HCl
dan KI merupakan senyawa
anorganik sedangkan CHCl3 dan air ludah merupakan senyawa organik.
Pada pengamatan untuk membedakan senyawa organik dan
organik melalui perbedaan sifat karena
pemanasan, dimana gulkosa dan garam dapur dipanaskan, pada gulkosa mengalami
perubahan warna yang tadinya warna putih menjadi warna coklat itu bertanda
bahwa gulkosa dapat terbakar sedangkan pada NaCl tidak dapat terbakar, karena
tidak ada perubahan yang terjadi. Kemudian membedakan senyawa organic dan
anorganik melalui ionisasi,
NaCl yang direaksikan dengan AgNO3 maka larutan akan berwarna putih
dan larut, hal ini terjadi karena NaCl mudah melepaskan ion dan
membentuk ion-ion
positif sehingga reaktif karena energi ionisasi yang dimilikinya kecil bila
dibandingkan dengan Ag yang energi ionisasinya besar dan membentuk ion positif.
Sedangkan CHCl3 yang direaksikan dengan AgNO3 larutan
terdiri dari dua fase, hal ini terjadi karena CHCl3 memiliki energi
ionisasi yang sangat kuat sehingga sukar untuk membentuk ion positif, sama
dengan Ag yang sukar membentuk ion positif, sehingga keduanya sukar larut. Dari
pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa NaCl merupakan senyawa anorganik
sedangkan kloroform merupakan senyawa organik.
Unsur-unsur penyusun senyawa organik dapat pula dideteksi
dengan basa kuat dan pemanasan. Proses ini bertujuan untuk mendeteksi adanya
unsur nitrogen dalam senyawa organik. Tes paling sederhana untuk mendeteksi
nitrogen dalam senyawa organik tergantung pada kecenderungan senyawa tersebut
menghasilkan amoniak. Urea merupakan senyawa organik yang mengandung unsur N
dalam senyawanya. Urea yang ditambahkan dengan larutan basa kuat (NaOH) yang
kemudian dipanaskan akan menghasilkan suatu gas yang mempunyai bau khas. Gas
tersebut adalah gas amoniak (NH3). Gas amoniak merupakan gas yang
bersifat basa lemah. Ini dapat dideteksi dengan perubahan lakmus menjadi lakmus
biru sebagai akibat dialirkannya gas NH3 pada lakmus tersebut.
G. Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat diperoleh dari praktikum ini antara lain:
1. Pada umumnya senyawa organik merupakan senyawa yang
mengandung unsur karbon, selain itu terdapat juga unsur hidrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur dan fosfor dan juga merupakan zat penyusun dari sebagian besar
makhluk hidup, umumnya berikatan kovalen, dan terurai bila terbakar. Sedangakn
senyawa anorganik adalah senyawa yang berasal dari sintesis mineral,
umumnya berikatan ion, dan tidak terurai bila dibakar.
2. Tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur
penyusun senyawa organik yaitu dengan pembakaran, tes beilstein, ionisasi, dan
pemanasan.
DAFTAR PUSTAKA
Estevanus K. H. dan Satria Bijaksana., 2007. Identifikasi Mineral
Magnetik pada Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika.
Vol. 2 No. 1 Hal. 1-13.
Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.
Petrucci,
Ralph. 1987. Kimia Dasar I. Erlangga.
Jakarta.
Purnamasari, et al. 2010. Uji Kinerja Adsorben
Kitosan-Bentonit Terhadap Logam Berat Dan Diazonin Secara Stimulan. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. Vol. 1, No. 2 Hal. 121-134.
Siswoyo,
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik.
Erlangga. Jakarta
0 comments:
Post a Comment