BUFFER
DAN KAPASITAS BUFFER
A. TUJUAN
Tujuan dari pratikum kali ini yaitu
uneuk memperkenalkan cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan, serta
penentuan kapasitasnya.
B. LANDASAN TEORI
Larutan
penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang
dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion – ion hidrogen atau hidroksida
ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer
mengandung pasangan asam-basa konjugat atau terdiri dari campuran asam lemah
dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya, atau basa
lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya. Oleh
karena mengandung komponen asam dan basa tersebut, larutan buffer dapat
bereaksi dengan asam (ion H+) maupun dengan basa (ion OH-) apa saja yang
memasuki larutan. Oleh karena itu, penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa
ke dalam larutan buffer tidak mengubah pH-nya. Larutan penyangga dapat
dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Apabila asam
lemah dicampur dengan basa konjugasinya maka akan terbentuk larutan buffer
asam, dimana larutannya mempertahankan pH pada daerah asam (pH 7) (Anggrani,
2012).
Tingkat
keasaman ( pH ) adalah variabel penting untuk kualitas proses, dalam sistem
pengendaliannya mempunyai masalah utama pada karakteristik nonlinear terhadap
larutan penetralnya. Penambahan salah satu larutan terhadap nilai pH yang
dihasilkan pada pencampuran tersebut memiliki sifat nonlinear dan tergambarkan
pada kurva titrasinya. Penambahan sedikit saja volume dari salah satu larutan,
dapat mengubah nilai pH secara signifikan, terutama saat menuju netral
(Sanjaya, 2012).
Saat
titik ekivalen semua asam asetat dan NaOH terlarut, sehingga terbentuk CH3COO-
dan harga pH-pun ditentukan oleh larutan CH3COO- atau pH>7 (perhatikan untuk
titrasi asam lemah-basa kuat pH ≠ 7. Setelah titik ekivalen tersebut nilai pH
ditentukan oleh sisa basa kuatnya. Untuk titrasi asam lemah oleh basa luat,
harga pH awal lebih tajam dari titrasi asam-basa kuat. Semakin lemah asam, maka
titik ekivalen makin inflection. Untuk asam yang sangat lemah tidak mungkin
untuk mendeteksi titik ekivalen. Bagi aspek sistem pengendalian kondisi lemah
lebih mudah untuk dikendalikan. Hal tersebut terjadi oleh karena gain yang
diperlukan untuk menaiikan pH dari asam-netral ke kondisi basanya mempunyai
rentang penguatan yang lebar (Irawan, 2004).
Larutan
penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang
biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif
terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35
sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh
manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan
penyangga (Panca, 2012).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut
- Buret
50 ml
- Gelas
ukur 50 ml,
- Erlenmeyer
250 ml
- Statif
dan klem
- pipet
tetes
- corong
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
- Kertas
pH
- Asam
Asetat 0,1 M
- NaOH
0,1 M
- Buffer
asetat pH 4 dan pH 5
D. PROSEDUR KERJA
-
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel
Pengamatan
a. Asam
Asetat (CH3COOH)
V
Asam Asetat (ml)
|
V
NaOH 0,1 M
(ml)
|
pH
|
10
ml
|
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
|
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
b. Buffer
Asetat pH 4
V
Buffer Asetat pH 4(ml)
|
V
NaOH 0,1 M
(ml)
|
pH
|
10
ml
|
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
|
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
|
c. Buffer
asetat pH 5
V
Buffer Asetat pH 5 (ml)
|
V
NaOH 0,1 N
(ml)
|
pH
|
10
ml
|
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
|
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
|
2. Perhitungan
a. Buffer
Asetat pH 4
Perbandingan [garam] dan [asam]
pH =4
pH = pKa + log 

4 = 4,76 + log 

-0,76= log 



Jadi, perbandingan [CH3COONa] :
[CH3COOH] = 1 : 10-0,76
b. Buffer
Asetat pH 5
pH =5
pH = pKa + log 

5 =
4,76 + log 

0,24 = log 



Jadi, perbandingan [CH3COONa]
: [CH3COOH] = 100,24 : 1
c. Kapasitas
buffer
[CH3COOH] = 0,2 M
[CH3COONA] = 0,3 M

C = 0,2 + 0,3 = 0,5
β = 0,567 . 0,5
β = 0,288
F.
PEMBAHASAN
Larutan penyangga adalah suatu larutan yang mampu mempertahankan pH pada
kisarannya apabila terjadi upaya untuk menaikkan atau menurunkan pH. Larutan penyangga mempunyai zat terlarut yang bersifat sebagai penyangga.
Penyangga memiliki komponen asam dan basa. Komponen asam mengatasi kenaikan pH
sedangkan komponen basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan
pasangan konjugasi. pH larutan penyangga asam dan basa dapat dipertahankan pada
kisarannya, bila terjadi penambahan sedikit
asam kuat, sedikit basa kuat dan pengenceran.
Larutan
buffer dapat mempertahankan pHnya ketika ditambahkan sedikit asam atau basa.
Ketika larutan buffer ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan dinetralkan
oleh basa konjugasinya sehingga kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan
sehingga jumlah molekul asamnya akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika
larutan buffer ditambahkan basa, maka basa tersebut akan dinetralkan oleh asam
lemahnya sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah produk dan meningkatkan
jumlah basa konjugasinya.
Pada percobaan ini digunakan beberapa larutan diantaranya
larutan asam
asetat (CH3COOH) 0,1 M, buffer
asetat pH 4, buffer asetat pH 5, dan larutan NaOH sebagai titran. Untuk menetapkan pH larutan digunakan
kertas pH yang biasa juga disebut dengan
indikator universal, yaitu dengan mencelupkan kedalam atau ditetesi larutan
yang dianalisis maka kertas akan berubah warna sesuai pH larutan dan pH dapat
ditentukan dengan mencocokkan warna yang tertera pada kemasan.
Pada perlakuan larutan dilihat perubahan pH setiap penambahan 0,5 ml NaOH.
Percobaan
pertama dilakukan dengan menggunakan larutan asam asetat 0,1 M yang dimasukkan
dalam Erlenmeyer sebanyak 10 ml. sebelum dititrasi diukur pHnya dengan
menggunakan kertas pH. Setelah itu dititrasi dengan NaOH sebanyak 0,5, kemudian
dilakukan lagi pengukuran pH. Pengukuran dilakukan setiap penambahan 0,5 ml
NaOH dengan volume asam asetat 10 ml. Hasil dari pengukuran tersebut adalah
sebelum dititrasi pH larutan asam asetat adalah 3 dan setelah di titrasi, pH
larutan asam asetat adalah 4 dan tidak berubah sampai volume NaOH 5 ml.
Percobaan
kedua dilakukan dengan menggunakan larutan buffer asetat pH 4 dengan cara yang
sama dengan asam asetat. Hasil dari pengukuran pH dari larutan tersebut adalah
sebelum dititrasi dengan NaOH, pH larutan buffer asetat adalah 4 dan setelah
dititrasi, pH larutan tersebut masih tetap 4 dan tidak berubah sampai volume
NaOH 5 ml. Percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan larutan buffer asetat
pH 5 dengan cara yang sama dengan sebelumnya. Hasil dari pengukuran tersebut
adalah sebelum dititrasi pH larutan buffer asetat adalah 5 dan saat 6 kali
penambahan 0,5 ml NaOH, pH larutan tersebut tidak berubah. pH larutan berubah
saat penambahan yang ketujuh yaitu 6 dan tidak berubah sampai volume larutan NaOH
menjadi 5 ml.
Larutan
buffer asetat disusun oleh garam dan asam yaitu CH3COOH sebagai
asamnya dan CH3COONa sebagai garamnya sehingga kapasitas buffer
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi garam dan konsentrasi asam. Semakin tinggi
konsentrasi garam dan asam maka semakin besar kapasitas buffernya sehingga
semakin besar kemampuan untuk mempertahankan pH.
Dalam
indutri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat-obatan agar
zat aktif dari obat tersebut mempunya pH tertentu. Selain itu larutan penyangga
juga digunakan unutk industri makanan dan minuman ringan seperti yang sering
digunakan adalah Natrium asetat dan asam sitrat. Larutan penyangga sangat
penting dalam kehidupan misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi,
zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur
jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan
pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan
apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat
rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat
disimpulkan buffer dibuat dengan mencampurkan asam lemah atau basa lemah dengan
garamnya dengan perbandingan tertentu dan kapasitas buffer sangat dipengaruhi
oleh konsentrasi asam dan garam, dimana semakin tinggi konsentasi asam dan
garam maka semakin besar kapasitas buffernya sehingga semakin besar kemampuan
untuk mempertahankan pH.
DAFTAR PUSTAKA
Anggrani, Hesti. 2012. Laporan IPN
Buffer. http://hestianggraniiptp.wordpress.com/2012/09/07/laporan-ipn-buffer.html. Diakses
tanggal 21 April 2013.
Irawan, M.K., dan Hendra,
C. 2004. Perancangan Kontrol Ph Pada
Proses Titrasi Asam Basa. Jurnal Proses
Penetralan pH. Jurusan Teknik Fisika – Fakultas Teknologi Industri. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Panca, Ali. 2012. Pembuatan Buffer. http://alipanca5.blogspot.com/2012/06/13/pembuatan-buffer.html. Diakses
tanggal 21 April 2013.
Sanjaya, Haris dan
Hendra Cordova. 2012. Rancang Bangun Kontrol pH Menggunakan PID Berbasis Tuning
Damping Ratio(ξ). Jurnal teknik pomits.
Vol.1, No.1:1-6.
0 comments:
Post a Comment