PENGARUH KONDISI LAPAR (KEADAAN
PUASA) TERHADAP KANDUNGAN GLIKOGEN HEPAR AYAM
A. TUJUAN
Tujuan
dalam praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membandingkan perubahan kadar
glikogen pada hepar ayam yang lapar.
B. LANDASAN TEORI
Glikogen
adalah suatu rantai bercabang banyak yang tersusun dari unit glukosa dan
berperan sebagai molekul penyimpanan kalori pada hewan terutama dihati dan
otot. Enzim yang mendororng sintesis glikogen dari glukosa ditigkatkan
jumlahnya oleh insulin, sejenis hormon yang dilepaskan kedalam aliran darah
ketika kadar glukosa darah mulai naik. Glikogen dapat dipecah menjadi
molekul-molekul glukosa penyusunnya oleh enzim-enzim seperti fosoforilase, yang
diaktifkan oleh hormon-hormon epinefris dan glucagon (Fried, 2005).
Organ
hati memegang peranan penting sebagai penjaga (buffering)
hiperglikemia
postprandial
dengan
melibatkan mekanisme
sintesis
glikogen. Glikogen disimpan oleh tubuh dengan tujuan sebagai penyedia sementara
glukosa sebagai
bahan bakar atau sebagai bahan penghasil fosfat berenergi tinggi. Anabolisme
dan katabolisme
glikogen di dalam hati dan otot bergantung pada ketersediaan glukosa serta aktivitas tubuh.
Dalam kondisi tubuh normal, glukosa ditimbun sebagai glikogen apabila ada kelebihan glukosa
dan glikogen dipecah kembali menjadi glukosa bila diperlukan. Mekanisme sintesis glikogen
(glikogenesis) atau sebaliknya katabolisme glikogen (glikogenolisis). Selain melibatkan
serangkaian fungsi enzim juga kedua hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yaitu
hormon insulin dan glucagon. Resistensi insulin berkontribusi terhadap
peningkatan pelepasan glukosa di hati dan menurunkan pengambilan (uptake)
glukosa ke dalam jaringan adipose. Kondisi ini justru akan menyebabkan
terjadinya hiperglikemia dan kegagalan pembentukan glikogen (Suarsana, 2010).
Kebutuhan tertinggi terjadi selama
glikolisis anaerobik, yang memerlukan
lebih banyak mol glukosa untuk setiap
ATP yang dihasilkan daripada oksidasi glukosa menjadi CO2.
Glikolisis anaerobic terjadi dijaringan yang memiliki lebih sedikit
mitokondria, kandungan enzim glikolitik yang lebih tinggi, yaitu serat
glikolitik kejang yang cepat. Proses ini paling sering terjadi pada permulaan
olahraga. Sebelum terjadi vasodilatasi untuk membawa bahan bakar yang berasal
dari darah. Oleh karena itu, pengaturan penguraian glikogen otot rangka harus
berespons sangat cepat terhadap kebutuhan akan ATP, yang dihasilkan oleh
peningkatan AMP. Pengaturan pembentukan dan penguraian glikogen diotot rangka
berbeda dengan yang berlangsung dihati pada beberapa hal penting seperti
glukagon yang tidak mempunyai efek terhadap otot sehingga kadar glikogen dalam
otot tidak berubah-ubah mengikuti keadaan puasa atau makan (Marks, 2000).
Glukosa darah atau sering disebut gula darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi hewan dan tumbuhan.
Glikogen otot merupakan sumber glukosa yang cepat digunakan untuk glikolisis di
dalam otot itu sendiri. Glikogen hati berfungsi untuk menyimpan dan mengirim
glukosa untuk mempertahankan kadar glukosa darah di antara waktu makan dan
setelah 12-18 jam berpuasa (Djakani, 2013).
C. ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah :
-
Lumpang dan alu
-
Gelas kimia
-
Tabung sentrifugasi
-
Sentrifugasi
-
Gelas ukur 50 ml
-
Pipet tetes
-
Gelas kimia 500 ml
-
Pipet tetes
-
Tabung reaksi
-
Spektrofotometri
-
Spatula
-
Gegep
-
Batang pengaduk
2. Bahan
Bahan yang digunkan dalam percobaan ini adalah :
- Hepar
ayam yang dipuasakan -
H2SO4 pekat
- Hepar
ayam yang tidak dipuasakan -
Pereaksi DNS
- Etanol
96% -
Tisu
- Akuades
D.
PROSEDUR KERJA
Hepar ayam yang puasa
- Dilumatkan
dengan aquades dalam cawan
- Dimasukkan
ke dalam tabung sentrifius hingga rata
- Dipisahkan
filtrat dan residu dengan menggunakan alat sentrifugase
- Diambil
filtratnya
Filtrat
- Ditambahkan
etanol dingin 2 kali volume filtrat
- Disentrifugase
selama 5 menit untuk memisahkan filtrat dan residunya
- Diambil
residunya
Filtrat |
- Ditambahkan
10 ml aakuades
- Ditambahkan
3 ml H2SO4
- Dipanaskan
selama 7 menit
- Didinginkan
- Ditambahkan
pereaksi DNS
- Diukur
absorbansinya pada λ = 650 nm
- Diulangi
cara yang sama untuk hepar ayam yang tidak puasa
Kadar hepar ayam yang
puasa = 1,589 mg/ml
Kadar hepar ayam yang
tidak puasa = 0,667 mg/ml
E. HASIL PENGAMATAN
1.
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
2.
3.
4.
|
Hati ayam dilumatkan
Homogenate disentrifugase selama 5 menit dipisahkan
filtrat dan residunya
Filtrate + etanol dingin 2 kali volume filtrat,
disentrifugase selama 5 menit, dipisahkan filtrat dan residunya
Residu + aquades 10 ml diambil 1 ml + H2SO4
3 ml + pereaksi DNS
|
Homogenate (tidak terjadi perubahan warna)
Terbentuk endapan dan diambil filtratnya
Terbentuk endapan dan diambil residunya
Larutan berwarna bening kekuningan
·
Absorbansi
hepar ayam yang puasa = 0,062 A
· Absorbansi hepar ayam tidak puasa = 0.026 A
· Kadar hepar ayam yang puasa = 1,589 mg/ml
· Kadar hepar ayam yang tidak puasa = 0,667 mg/ml
|
2. Tabel Kurva Standar Glukosa
Glukosa (mg/mL)
|
Absorbansi
|
0
|
0
|
2
|
0,078
|
4
|
0,134
|
6
|
0,285
|
8
|
0,294
|
10
|
0,390
|
F. Pembahasan
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul
karbon, hydrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Karbohidrat ini kemudian akan digunakan
oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung, dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik
seperti berolahraga atau bekerja. Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut
yaitu monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. Disakarida adalah produk kondensasi dua unit
monosakarida. Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh
monosakarida. Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh unit
monosakarida.
Glikogen disimpan
oleh tubuh dengan tujuan sebagai penyedia sementara glukosa sebagai bahan bakar
atau sebagai bahan penghasil fosfat berenergi tinggi. Glukosa
yang tidak dengan segera dipakai untuk tenaga disimpan sebagai cadangan di
hati, otot, dan ginjal dalam bentuk glikogen dan dilepaskan kalau diperlukan
oleh tubuh. Anabolisme
dan katabolisme glikogen di dalam hati dan otot bergantung pada ketersediaan glukosa
serta aktivitas tubuh. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat
dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber
energi. Glikogen terbuat dari banyak molekul glukosa yang berikatan satu sama
lain
Percobaan kali ini dilakukan dengan menggunakan sampel
hepar ayam yang dipuasakan dan hepar ayam yang tidak dipuasakan yang telah
dibersihkan dari jaringan disekitarnya agar memudahkan pelumatan sehingga jumlah
filtrat yang dihasilkan cukup banyak. Hal pertama yang dilakukan adalah hepar
ayam yang puasa dan hepar ayam yang tidak puasa dilumatkan dengan penambahan
akuades agar lebih mudah. Setelah itu disentrifugase untuk memisahkan filtrat
dengan residunya. Prinsip kerja sentrifugasi yaitu sampel akan diputar pada
kecepatan tinggi dan akan memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar
tabung sentrifugase. Tabung yang sudah disentrifugase akan memisahkan antara
larutan dengan endapan.
Selajutnya filtrat hasil dari sentrifugase tersebut
diambil dan ditambahkan etanol dingin sebelum disentrifugase. Penambahan etanol
bertujuan sebelum dimasukkan ke alat sentrifugasi agar dapat menarik
molekul-molekul air yang terdapat pada glikogen hepar ayam. Setelah itu disentrifugase
untuk memisahkan filtrat dan residunya.
Setelah itu, residu dari hasil sentrifugase tersebut
diambil dan ditambahkan akuades dan larutan H2SO4.
Penambahan larutan H2SO4 bertujuan untuk memutuskan
ikatan-ikatan glikogen menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Kemudian
dipanaskan selama 7 menit. Tujuan dari pemanasan adalah untuk mempercepat
reaksi. Setelah itu ditambahkan dengan pereaksi DNS atau Dinitro Salisilat yang
fungsinya sebagai pengkompleks pada larutan sehingga dapat dilakukan pengukuran
yang baik sehingga kadar glikogennya pun dapat diketahui dengan benar. Pengompleksan
glukosa bertujuan untuk memberi warna glukosa sehingga bisa diukur
absorbansinya. Hasil dari proses tersebut adalah larutan berwarna bening
kekuningan.
Puasa secara
fisiologis berarti membatasi asupan makanan dan minuman. Puasa sangat berpengaruh
terhadap kadar glukosa dalam darah dan kadar glikogen hati ayam karena dalam keadaan
puasa glikogen dalam hati ayam akan dipecah menjadi glukosa untuk mempertahankan
kadar glukosa darah. Selain itu terdapat juga ayam yang diberi perlakuan tidak puasa
atau dibiarkan hidup secara normal untuk membandingkan pengaruh puasa tersebut
terhadap ayam yang tidak dipuasakan. Pada kondisi normal glukosa dalam darah akan
dipecah menjadi glikogen dan kemudian disimpan dalam hati. Glikogen ini nantinya
berfungsi sebagai cadangan apabila darah mengalami kekurangan glukosa.
Prinsip kerja
spektrofotometer yaitu dengan menembakan cahaya kearah sampel, cahaya tersebut ada
yang diteruskan ada yang diserap, cahaya yang diserap inilah nilai absorbansinya
dimana diperoleh nilai absorbansi untuk hepar ayam yang dipuasakan 0,062 Å dengan
kadar glikogennya 1,589 mg/ml sedangkan untuk hepar ayam yang tidak puasa 0,026
Å dengan kadar 0,667 mg/ml.
Kurva standar antara konsentrasi glukosa murni dengan
absorbansinya dibuat untuk mengetahui konsentrasi glikogen. Dari kurva tersebut
diperoleh persamaan garis y = 0,0039x + 0,000. Variabel y merupakan absorbansi
glikogen dan variabel x adalah kadar glikogen. Nilai absorbansi dari hepar ayam
yang puasa adalah 0,062 A dan nilai absorbansi dari hepar ayam yang tidak puasa
adalah 0,026 A. Dari perhitungan, hasil kadar glikogen hepar ayam yang puasa
adalah 1,589 mg/ml dan kadar glikogen hepar ayam yang tidak puasa adalah 0,667
mg/ml. Hal ini sesuai dengan literatur, menurutnya cadangan glikogen
dalam hati akan digunakan ketika keadaan lapar, hal ini dikarenakan
dalam keadaan puasa glikogen di hati dipecah melalui proses glikogenolisis
menjadi glukosa yang langsung ditransfer ke darah. Glikogen yang dipecah akan
menyebabkan glukosa di hati menjadi lebih sedikit. Glikogen sewaktu-waktu diubah jadi glukosa
sebagai sumber energi. Puasa merupakan salah satu
kondisi yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan utama pada saat
kelaparan adalah senyawa penghasil energi. Ketika puasa, lemak tubuh dirombak jadi asam lemak dan
gliserol, lalu diubah menjadi glukosa, untuk menjamin agar kadar gula darah
tetap dan sumber energi bagi metabolisme dan gerakan tubuh selalu cukup.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum
ini dapat diketahui bahwa dalam keadaan puasa, kadar glikogen hati akan
berkurang karena dipecah (glikogenolisis) untuk mempertahankan kadar glukosa
darah. Kadar glikogen hepar ayam puasa adalah 1,859 mg/ml. Kadar ini lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kadar glikogen hepar ayam yang tidak puasa yang
mempunyai kadar endapan glikogen sebesar 0,667 mg/ml.
DAFTAR PUSTAKA
Djakani, H. dkk. 2013. Gambaran Kadar Gula Darah Puasa Pada Laki-Laki
Usia 40-59 Tahun, Jurnal e-Biomedik
(eBM). Vol. 1, No. 1, Hal 70-75.
Fried, G. dan Hademenos, G.
2005. Biologi. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Marks, D., dkk. 2000. Biokimia
Kedokteran Dasar. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Suarsana, I Nyoman, dkk. 2010. Sintesis Glikogen Hati dan Otot
PadaTikus Diabetes yang Diberi Ekstrak Tempe,
Jurnal Veteriner, Vol. 11 No. 3, Hal. 190-195.
0 comments:
Post a Comment