
Pengertian Diabetes
Diabetes adalah
kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung
tinggi. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang mampu
menyerang siapa saja. Diabetes melitus (DM) atau kencing manis adalah kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup yang memengaruhi
kemampuan tubuh dalam menggunakan energi dari makanan yang telah dicerna. Ada
dua jenis utama dari penyakit ini: Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2.
Penyebab
Diabetes
Prinsip
penyebab penyakit ini apapun jenisnya adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk
menggunakan glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu
memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan menjadi gula khusus yang disebut
glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel dibutuhkan insulin. Pada pengidap diabetes,
tubuh tidak memiliki insulin (DM Tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat
(DM Tipe 2).
Karena
sel-sel tidak dapat mengambil glukosa, akibatnya ini akan menumpuk dalam aliran
darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil
di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang
tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal,
kebutaan, dan kerusakan saraf di kaki.
Penyakit
ini memiliki dua jenis utama, yaitu Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2.
Diabetes
Mellitus Tipe 1


Apa
itu diabetes mellitus tipe 1?
Diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana kadar
gula (glukosa) di dalam darah menjadi tinggi. Diabetes terdiri dari dua tipe:
Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah penyakit jangka
panjang (kronis).
Pada orang dengan diabetes tipe 1, tubuhnya
tidak mampu memproduksi cukup insulin, yakni hormon yang diproduksi oleh sel
beta di dalam pankreas. Insulin sangat penting perannya dalam mengontrol jumlah
gula (glukosa) yang didapat sel tubuh dari darah.
Penderita diabetes mempunyai banyak sekali gula
di dalam darah, namun tidak banyak gula yang dapat diserap oleh sel tubuh.
Kondisi ini menyebabkan penyakit komplikasi yang cukup parah di organ lain
seperti hati, mata, ginjal, sistem saraf, gusi, dan gigi.
Seberapa
umumkah diabetes tipe 1?
Diabetes tipe 1 lebih jarang terjadi dibandingkan
diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 lebih sering diidap oleh laki-laki
dibandingkan perempuan, terutama seseorang dengan masalah pankreas atau
seseorang yang memiliki riwayat anggota keluarga yang juga pernah mengidap
diabetes tipe 1. Sering kali dimulai pada usia 4 hingga 7 tahun dan 10 hingga
14 tahun.
Tanda-tanda
& gejala
Apa
saja tanda-tanda dan gejala diabetes tipe 1?
Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang gejalanya
secara mendadak dan biasanya terdiri dari:
- Pandangan yang kabur
- Meningkatnya frekuensi buang air kecil
- Lebih cepat haus dan lapar
- Lebih mudah terinfeksi
- Rasa lelah yang menyerang setiap saat
- Luka yang lama sembuh
- Sering merasa kaku atau kesemutan pada kaki anda
- Berat badan yang semakin menurun
Ada banyak gejala lain yang tidak disebutkan di
atas. Jika Anda mulai merasakan gejala tersebut, konsultasikan segera dengan
dokter Anda.
Kapan
saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda mulai merasakan gejala-gejala yang
telah disebutkan di atas atau mempunyai pertanyaan lebih lanjut mengenai
diabetes tipe 1, konsultasikan segera dengan dokter Anda. Tubuh setiap orang
berbeda. Diskusikan dengan dokter untuk menemukan solusi terbaik bagi kondisi
tubuh dan kesehatan Anda.
Penyebab
Apa
penyebab diabetes tipe 1?
Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang disebabkan
oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin. Hasilnya adalah glukosa
tidak dapat masuk ke dalam sel untuk membantu tubuh menyerap energi sehingga
kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi, menyebabkan hiperglikemia. Pada umumnya
pertahanan dan sistem imun tubuh para pengidap diabetes akan menghancurkan sel
beta pada pankreas, namun alasannya tidak banyak diketahui. Penyebab lainnya
adalah terjadinya penyakit lain seperti cystic fibrosis yang mempengaruhi
pankreas, operasi pengangkatan, dan peradangan yang parah pada pankreas.
Faktor-faktor
risiko
Apa
yang meningkatkan risiko saya terkena diabetes tipe 1?
Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang punya
faktor pemicu, antara lain:
Faktor Riwayat Keluarga. Seseorang yang mempunyai orangtua atau saudara yang mengidap diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 1
Faktor Keturunan. Keberadaan gen tertentu meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 1
Faktor Geografi. Kemungkinan terjangkit diabetes tipe 1 meningkat saat Anda menjauhi garis khatulistiwa. Orang yang berdomisili di Finlandia dan Sardinia paling banyak terkena diabetes tipe 1, sekitar dua atau tiga kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata yang terjadi di Amerika Serikat dan 400 kali lebih banyak dibanding orang-orang yang tinggal di Venezuela
Usia. Meskipun diabetes tipe 1 dapat muncul pada semua tingkat usia, namun penyakit ini biasanya terdeteksi mulai umur tertentu. Pertama pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10-14 tahun.Banyak faktor pemicu diabetes tipe 1 yang telah diteliti, meskipun tidak satu pun yang dapat dibuktikan. Beberapa faktor pemicu lainnya antara lain:
- Virus tertentu seperti virus Epstein -Barr, virus coxsackie, virus gondok, dan cytomegalovirus
- Meminum susu sapi di usia terlalu dini
- Kurangnya vitamin D
- Meminum air yang di dalamnya terkandung natrium nitrat
- Pengenalan makanan sereal dan gluten yang terlalu cepat (sebelum 4 bulan) atau terlalu lambat (setelah 7 bulan)
- Memiliki ibu yang mengalami preeklampsia saat hamil
- Orang yang saat lahir mengidap penyakit kuning
Obat
& Pengobatan
Apa
saja pengobatan untuk diabetes tipe 1?
Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang dapat
muncul dengan cepat dan gejalanya dapat menjadi parah. Orang yang baru
didiagnosis mengidap penyakit ini mungkin saja harus segera dirawat di rumah
sakit.
Pengobatan untuk diabetes tipe 1 antara lain:
Insulin
Saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes tipe 1, jadi insulin adalah salah satu cara terbaik untuk mengontrol gula darah Anda. Anda dapat menyuntikkan insulin di rumah sekitar 2 – 3 kali sehari.
Pola makan sehat
Diet yang sehat dapat membantu untuk mengontrol tingkat glukosa anda. Anda dapat meminta bantuan ahli nutrisi untuk membimbing Anda menjalani diet ini.
Olahraga
Rajinlah berolahraga untuk membantu mengontrol gula darah Anda. Anda juga harus merawat kaki Anda dan memeriksakan mata Anda secara berkala untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Apa
saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1?
Diabetes biasanya didiagnosis dengan tes darah
di bawah ini:
- Tes level glukosa darah saat puasa
- Tes level glukosa darah random (tanpa puasa) atau sewaktu
- Tes oral glucose tolerance
- Tes hemoglobin A1c (HbA1C)
Jika Anda didiagnosis mengidap diabetes tipe 1,
Anda harus menemui dokter Anda setiap tiga bulan sekali, sehingga Anda dapat:
- Memeriksa kulit dan tulang pada kaki dan Anda
- Memeriksa apakah punggung kaki Anda terasa kaku (serangan saraf diabetes)
- Memeriksa tekanan darah Anda
- Memeriksa bagian belakang mata Anda dengan menggunakan sinar khusus
- Melakukan tes HbA1C (setiap 6 bulan jika diabetes Anda sudah terkontrol dengan baik)
Tes ini dapat membantu Anda dan dokter Anda
untuk mengontrol diabetes dan mencegah masalah lain yang diAebabkan oleh
diabetes. Di samping itu, Anda harus menjalani tes setahun sekali:
- Memeriksa tingkat kolesterol dan trigliserida
- Menjalani tes satu tahun sekali untuk memastikan bahwa ginjal Anda bekerja dengan baik (microalbuminuria and serum creatinine)
- Menemui dokter gigi setiap 6 bulan untuk memeriksa seluruh gigi Anda. Pastikan dokter gigi Anda mengetahui Anda memiliki diabetes
Pengobatan
di rumah
Apa
yang harus dilakukan jika Anda mengidap diabetes tipe 1?
Berikut ini adalah perubahan gaya hidup dan
pengobatan di rumah yang dapat membantu Anda mengatasi diabetes tipe 1
- Jalani pola makan yang sudah diatur untuk Anda dan makan camilan di waktu yang sama setiap hari
- Olahraga dan tidur yang cukup
- Periksa tingkat gula darah Anda jika Anda sakit. Hubungi dokter jika Anda demam, mual, atau muntah dan terus mengeluarkan cairan
- Hubungi dokter Anda jika gula darah Anda terlalu tinggi
- Segera pergi ke rumah sakit jika Anda mengalami kejang-kejang mendadak, tidak dapat bangun, atau hilang kesadaran
- Ikuti aturan dokter Anda secermat mungkin mengenai penggunaan insulin
Diabetes
Melitus Tipe 2


Apa
itu diabetes melitus tipe 2?
Diabetes melitus adalah kondisi di mana
terdapat tingkat kadar gula (glukosa) yang tinggi dalam darah. Diabetes melitus
adalah kondisi diabetes tipe 2, ini juga sering disebut sebagai penyakit
kencing manis.
Terdapat 3 jenis diabetes: diabetes tipe
1,diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Diabetes tipe 2 adalah kondisi
penyakit yang berlangsung lama (kronis). Dalam diabetes tipe 2, tubuh tidak
memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan baik,
hormon khusus yang diproduksi oleh sel beta dalam pankreas.
Insulin sangat penting karena mengontrol jumlah
gula (glukosa) yang didapat sel-sel tubuh dari darah. Orang-orang yang
menderita diabetes memiliki kadar gula yang banyak dalam darah, tetapi tidak
cukup untuk sel tubuh. Kondisi ini menyebabkan komplikasi berat pada jantung,
pembuluh darah, mata, ginjal, sistem saraf, gusi dan gigi.
Seberapa
umumkah diabetes melitus tipe 2?
Diabetes tipe 2 adalah jenis yang paling umum
dari diabetes. Sebanyak 95% kasus diabetes adalah diabetes melitus tipe 2.
Secara umum, diabetes dapat menyerang pada semua orang di segala umur, termasuk
anak-anak. Namun, diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada umur dewasa dan lanjut
usia. Selain itu, orang-orang yang obesitas dan jarang bergerak memiliki risiko
lebih tinggi menderita diabetes tipe 2.
Tanda-tanda
& gejala
Apa
saja tanda-tanda dan gejala dari diabetes tipe 2?
Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang memiliki
gejala cukup signifikan. Mereka yang memiliki diabetes melitus tipe 2 sering
tidak mengalami gejala apapun pada masa awal. Mereka bahkan dapat tidak
menyadari gejalanya selama beberapa tahun.
- Rasa lapar meningkat
- Rasa haus meningkat
- Buang air kecil yang sering, khususnya malam hari
- Luka yang lambat pulih atau sering infeksi
- Pandangan buram
- Lelah
- Rasa sakit atau mati rasa pada kaki dan tangan
- Kesemutan
- Gatal
- Gatal pada kemaluan (wanita)
- Disfungsi ereksi (pria)
Terdapat beberapa kemungkinan tanda-tanda dan
gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih
lanjut tentang suatu gejala, silakan hubungi dokter Anda.
Kapan
saya harus periksa ke dokter?
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala dari
yang disebutkan di atas atau memiliki pertanyaan, silakan hubungi dokter Anda.
Tubuh setiap orang bereaksi berbeda-beda. Berdiskusilah dengan dokter Anda
untuk menentukan yang terbaik bagi keadaan Anda.
Penyebab
Apa
penyebab diabetes melitus tipe 2?
Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang bisa
disebabkan karena beberapa hal tertentu. Ketika Anda memiliki diabetes tipe 2,
lemak Anda, hati, dan sel-sel otot tidak merespon insulin dengan benar. Hal ini
disebut resistensi insulin (kekebalan terhadap insulin). Hasilnya, sel tidak
bisa menerima gula darah untuk kemudian diolah menjadi energi.
Saat gula tidak dapat memasuki sel-sel, kadar
gula dalam darah meningkat tinggi. Hal ini disebut hiperglikemia.
Penyebab pertahanan insulin termasuk:
- Kelebihan berat badan atau obesitas: Peningkatan lemak membuat tubuh mengalami resistensi insulin sehingga kesulitan menggunakan insulin dengan benar.
- Keturunan atau bila keluarga memiliki riwayat medis diabetes juga dapat memengaruhi. Faktor genetik juga merupakan faktor-faktor yang menyebabkan diabetes tipe 2.
Faktor-faktor
risiko
Siapa
yang berisiko terkena diabetes melitus tipe 2?
Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang sepenuhnya
belum dipahami para ahli. Pasalnya, sebagian orang mengalami peningkatan risiko
diabetes tipe 2 dan sebagian lagi tidak. Bagaimanapun, ada beberapa hal yang
jelas meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2, seperti:
Berat
badan. Memiliki kelebihan berat badan merupakan faktor risiko
utama untuk diabetes tipe 2. Semakin tebal jaringan lemak, sel-sel semakin
kebal terhadapinsulin. Tetapi tidak hanya orang yang kelebihan berat badan saja
yang memiliki risiko diabetes tipe 2.
Distribusi
lemak. Jika tubuh Anda menyimpan lemak pada bagian perut, risiko
Anda lebih besar mengalami diabetes tipe 2 dibanding jika tubuh Anda menyimpan
lemak di bagian lain, seperti pinggul dan paha.
Gaya
hidup tidak aktif. Semakin Anda pasif, semakin besar risiko Anda
mengalami diabetes tipe 2. Aktivitas fisik membantu Anda mengontrol berat
badan, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel-sel Anda semakin
sensitif terhadap insulin.
Riwayat
medis keluarga. Risiko mengalami diabetes tipe 2 semakin besar
jika orangtua atau saudara kandung Anda memiliki diabetes tipe 2.
Ras.
Walaupun masih belum jelas mengapa, kebanyakan orang dari suatu ras – termasuk
ras hitam, hispanik, Indian Amerika dan Asia-Amerika – lebih cenderung memiliki
risiko terhadap diabetes tipe 2 dibanding ras kulit putih.
Umur.
Risiko dari diabetes tipe 2 meningkat seiring Anda bertambah umur, khususnya
setelah umur 45 tahun. Hal ini mungkin karena orang-orang di usia ini cenderung
kurang bergerak, kehilangan massa otot, dan menambah berat badan seiring
bertambahnya umur. Selain itu, proses penuaan juga mengakibatkan penurunan
fungsi sel beta pankreas sebagai penghasil insulin. Namun, diabetes tipe 2 juga
meningkat secara dramatis pada remaja, dan masa awal dewasa.
Prediabetes.
Prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah Anda lebih tinggi dari
kadar normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
Jika tidak diatasi, prediabetes dapat berlanjut menjadi diabetes tipe 2.
Diabetes
kehamilan. Jika Anda mengalami diabetes saat hamil, risiko Anda
mengalami diabetes tipe 2 meningkat. Jika Anda melahirkan bayi yang beratnya
lebih dari 4 kilogram, bayi Anda juga berisiko mengalami diabetes tipe 2 di
masa dewasanya.
Sindrom
Ovarium Polikistik. Untuk wanita yang mengalami sindrom ini – yang
merupakan ketidakteraturan periode menstruasi, pertumbuhan rambut yang
berlebihan, dan obesitas – risiko diabetes akan meningkat.
Obat
& Pengobatan
Apa
saja obat diabetes melitus tipe 2 yang sering digunakan?
Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang tidak bisa
disembuhkan, namun bisa dikontrol. Sekali Anda didiagnosis, Anda bisa
mempelajari apa saja yang harus Anda lakukan agar tetap sehat. Hanya
membutuhkan beberapa perubahan dan komitmen untuk menjalani gaya hidup yang
lebih sehat. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk merawat kondisi
diabetes yang Anda miliki:
1.
Diet Sehat
Meskipun
penderita diabetes memiliki glukosa darah yang tinggi, bukan berarti dengan
berpuasa (dengan tujuan mengurangi asupan glukosa) akan menyelesaikan masalah.
Jika Anda terdiagnosis mengalami diabetes, Anda perlu menjalani dietsehat yang
akan membantu mengontrol tingkat glukosa Anda. Ahli diet dapat membantu Anda
dalam menyusun diet. Bila Anda ingin menjalani puasa, Anda harus
mengonsultasikan hal ini terlebih dahulu dengan Dokter.
2.
Olahraga
Anda
sebaiknya melakukan olahraga secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 menit) dan hidup dengan aktif karena dengan bergerak dapat mengontrol
tingkat gula darah. Dengan tambahan, Anda juga harus menjaga kaki terutama bila
terasa baal, kesemutan, mati rasa, serta terdapat luka, dan periksa mata Anda
secara teratur untuk mencegah komplikasi di masa mendatang.
3.
Obat Pengontrol Gula Darah dan Terapi Insulin
Dokter
akan meninjau kondisi Anda dan menentukan manakah obat atau terapi yang tepat
untuk Anda. Dokter mungkin akan memberikan satu jenis obat saja atau memberikan
kombinasi obat. Konsultasikan dengan dokter apa saja efek samping obat dan apa
yang harus dilakukan bila efek samping muncul. Salah satu efek samping obat
yang tersering adalah lemas akibat hipoglikemia (gula darah rendah). Untuk pertolongan
pertama, minumlah teh manis hangat kemudian segera temui dokter.
Apa
saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis diabetes melitus tipe 2?
Diabetes bisa didiagnosis dengan tes darah
sebagai berikut:
- Tes glukosa puasa
- Tes glukosa random
- Tes glukosa oral
- Tes hemoglobin A1c
Jika Anda didiagnosis dengan diabetes tipe 2,
Anda sebaiknya pergi ke dokter setiap 3 bulan, sehingga Anda dapat:
- Memeriksa kulit dan tulang pada telapak kaki dan kaki.
- Memeriksa jika telapak kaki Anda mati rasa.
- Memeriksa tekanan darah Anda.
- Memeriksa bagian belakang mata Anda menggunakan alat dengan cahaya khusus.
- Menyelesaikan tes A1C (setiap 6 bulan jika diabetes Anda terkontrol dengan baik)
Tes-tes dan pemeriksaan ini akan membantu Anda
dan dokter Anda memantau diabetes dan mencegah masalah yang diakibatkan oleh
diabetes. Selain itu, Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan berikut setahun
sekali :
- Memeriksa tingkat kolesterol dan trigliserida.
- Melakukan tes setahun sekali memastikan ginjal Anda bekerja dengan baik (microalbumin dan serum kreatinin).
- Pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan untuk membersihkan dan pemeriksaan secara keseluruhan. Pastikan dokter gigi anda dan ahli kesehatan Anda tahu bahwa Anda memiliki diabetes.
Pengobatan
di rumah
Apa
saja perubahan gaya hidup untuk mengatasi kencing manis (diabetes mellitus tipe
2)?
Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang bisa
dirawat dan dijaga dengan melakukan perubahan gaya hidup. Pengobatan rumah dapat
membantu Anda mengatasi diabetes tipe 2, antara lain seperti:
- Jaga tingkat gula darah Anda normal dengan target gula darah puasa (GDP) <100 mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan (post prandial) <140 mg/dL.
- Olahraga teratur dan diet sehat khusus diabetes
- Coba untuk memiliki berat badan normal dengan target indeks massa tubuh 18,5–<23
- Makan makanan diet sehat: makanan berserat, sayur, buah, rendah gula, rendah lemak, dan makanan dengan tepung putih.
- Pergi ke dokter mata setiap tahun dan dokter gigi setahun dua kali
- Hubungi dokter Anda jika Anda tidak dapat makan atau minum karena muntah
- Hubungi dokter Anda jika Anda merasa lemas setelah minum obat pengontrol gula darah
- Hubungi dokter Anda jika tingkat gula darah Anda mendadak tidak normal
- Jangan merokok
Selain itu, perawatan kaki sangat penting pada
penderita diabetes karena salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah kaki
yang baal atau mati rasa sehingga sering kali penderita diabetes tidak
menyadari adanya luka pada kaki. Luka pada penderita diabetes perlu perhatian
dan penanganan khusus dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan infeksi
yang sering kali berujung pada amputasi, bahkan kematian.
Perawatan kaki yang dapat Anda lakukan secara
mandiri adalah sebagai berikut:
- Selalu mengenakan alas kaki, termasuk di pasir dan di air
- Memeriksa kaki setiap hari secara rutin, misalnya setiap sebelum tidur, untuk melihat apakah ada kulit terkelupas, kemerahan, atau luka
- Periksa alas kaki sebelum memakai. Apakah ada kerikil atau benda lain yang dapat menimbulkan luka.
- Potong kuku secara teratur
- Menjaga kaki tetap bersih dan tidak basah. Bila kulit kering, gunakan pelembab.
- Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar. Jangan gunakan sepatu hak tinggi.
- Bila ada kalus (kapalan) atau mata ikan, tipiskan secara teratur.
- Jangan gunakan bantal atau botol berisi air panas atau batu untuk kaki. Kaki yang baal tidak bisa merasakan panas atau sakit sehingga bila terjadi luka bakar atau luka gores, kemungkinan besar Anda tidak menyadarinya.
Diabetes
Gestasional


Apa
Itu Diabetes Gestasional ?
Selama
masa kehamilan, seorang wanita akan mengalami perubahan hormon yang dapat
memengaruhi gula darah dalam tubuhnya. Itulah mengapa wanita hamil perlu sangat
berhati-hati dalam mengonsumsi makanan tertentu. Kalau tidak, diabetes
gestasional akibatnya.
Diabetes gestasional adalah diabetes yang
dialami sang ibu selama masa kehamilan. Seorang
wanita yang mengalami diabetes gestasional akan cenderung terkena
diabetes tipe 2 di kemudian hari. Itulah mengapa selama masa kehamilan, Anda
perlu memperhatikan porsi dan kandungan nutrisi di dalam makanan Anda. Diabetes
tipe ini biasanya hadir setelah usia 28 minggu atau pada trimester ketiga.
Perlu diketahui, diabetes tipe ini bukan semata
hadir karena ada riwayat diabetes di keluarga Anda. Namun karena selama masa
kehamilan, terjadi peningkatan hormon di dalam tubuh Anda seperti progesteron,
esterogen, dan laktogen plasenta. Peningkatan hormon-hormon ini membuat insulin
tidak bisa bekerja dengan baik sehingga gula dalam darah akan meningkat. Gula
darah yang tinggi akan diambil oleh janin dan disimpan sebagai lemak di dalam
tubuhnya. Hasilnya? Janin tumbuh lebih besar di atas rata-rata.
Mengenali
Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Gestasional
Hadirnya diabetes gestasional ini tentu dapat
dicegah. Salah satunya adalah dengan mengenali dan menghindari hal-hal yang
memicu penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab dan faktor risiko yang
memicu munculnya diabetes gestasional.
Insulin tidak bekerja dengan baik
Selama masa kehamilan, seorang wanita akan mengalami perubahan hormon yang kemudian memengaruhi peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini sebenarnya adalah hal yang wajar, karena kelebihan gula darah tersebut akan dihantarkan kepada bayi agar bayi dapat berkembang. Nah, pada saat gula darah meningkat, seharusnya tubuh juga memproduksi lebih banyak insulin agar glukosa yang masuk ke dalam janin tidak berlebih.
Namun sayangnya, pada sebagian wanita, insulin tidak diproduksi dengan baik. Akibatnya, ibu mengalami diabetes gestasional saat hamil dan bayi tumbuh secara tidak wajar.
Riwayat diabetes gestasional
Selain terjadi masalah pada insulin, risiko diabetes gestasional akan meningkat jika pada kehamilan sebelumnya Anda mengalami hal yang sama. Jadi, jika Anda pernah mengalami kondisi ini sebelumnya, cobalah untuk lebih berhati-hati pada kehamilan berikutnya.
Indeks massa tubuh
Selama masa kehamilan, penting bagi Anda untuk terus mengontrol berat badan dengan mengetahui indeks massa tubuh. Karena jika indeks massa tubuh Anda lebih dari 30 selama masa kehamilan, itu artinya Anda termasuk dalam kategori obesitas. Pada level ini tubuh akan cenderung berisiko mengalami diabetes gestasional.
Bayi yang lahir sebelumnya mengalami makrosomia
Makrosomia adalah kondisi di mana bayi lahir dengan berat badan 4,5 kg atau lebih. Cobalah ingat baik-baik berat anak Anda sebelumnya saat lahir, jika beratnya 4,5 kg atau lebih, sebaiknya Anda lebih memperhatikan perkembangan janin dan apa yang Anda konsumsi.
Insulin tidak bekerja dengan baik
Selama masa kehamilan, seorang wanita akan mengalami perubahan hormon yang kemudian memengaruhi peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini sebenarnya adalah hal yang wajar, karena kelebihan gula darah tersebut akan dihantarkan kepada bayi agar bayi dapat berkembang. Nah, pada saat gula darah meningkat, seharusnya tubuh juga memproduksi lebih banyak insulin agar glukosa yang masuk ke dalam janin tidak berlebih.
Namun sayangnya, pada sebagian wanita, insulin tidak diproduksi dengan baik. Akibatnya, ibu mengalami diabetes gestasional saat hamil dan bayi tumbuh secara tidak wajar.
Riwayat diabetes gestasional
Selain terjadi masalah pada insulin, risiko diabetes gestasional akan meningkat jika pada kehamilan sebelumnya Anda mengalami hal yang sama. Jadi, jika Anda pernah mengalami kondisi ini sebelumnya, cobalah untuk lebih berhati-hati pada kehamilan berikutnya.
Indeks massa tubuh
Selama masa kehamilan, penting bagi Anda untuk terus mengontrol berat badan dengan mengetahui indeks massa tubuh. Karena jika indeks massa tubuh Anda lebih dari 30 selama masa kehamilan, itu artinya Anda termasuk dalam kategori obesitas. Pada level ini tubuh akan cenderung berisiko mengalami diabetes gestasional.
Bayi yang lahir sebelumnya mengalami makrosomia
Makrosomia adalah kondisi di mana bayi lahir dengan berat badan 4,5 kg atau lebih. Cobalah ingat baik-baik berat anak Anda sebelumnya saat lahir, jika beratnya 4,5 kg atau lebih, sebaiknya Anda lebih memperhatikan perkembangan janin dan apa yang Anda konsumsi.
Bahayanya
Bagi Ibu dan Anak
Seorang wanita yang selama masa kehamilan
menderita diabetes gestasional tidak hanya dapat mengandung bayi dengan berat
di atas rata-rata. Beberapa komplikasi lainnya juga mungkin dapat terjadi.
Misalnya saja, rendahnya mineral dan gula darah dalam tubuh bayi ketika
dilahirkan. Gangguan pernapasan sementara atau bayi mengalami sakit kuning.
Berat badan janin yang berlebih juga dapat
mengakibatkan kemungkinan munculnya cedera baik pada ibu atau anak selama masa
persalinan. Biasanya, jika selama masa kehamilan dokter sudah dapat memrediksi
besarnya bayi Anda, dokter akan menyarankan operasi caesar. Hal ini dilakukan
guna menghindari cedera pada saat persalinan.
Selain itu, ibu yang selama masa kehamilannya
menderita diabetes tipe ini juga cenderung berisiko mengalami keguguran, bayi
lahir prematur, dan mengalami preeklamsia.
Jadi, mulailah untuk lebih memperhatikan apa
yang Anda makan dan tetaplah kontrol porsinya. Jangan sampai Anda melakukan hal
yang dapat membahayakan kesehatan janin dan diri Anda di kemudian hari.
Ketahuilah, selain Anda yang nantinya dapat berisiko terkena diabetes tipe 2,
anak yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes gestasional juga berisiko
menderita diabetes atau obesitas di kemudian hari.
0 comments:
Post a Comment