PERCOBAAN 2
PEMERIKSAAN HAKSEL
A.
TUJUAN
Tujuan dari percobaan adalah dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel
yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.
B.
BAHAN
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Daun Seledri (Apium graveolens L.)
2.
Daun Jambu biji (Psidii guajavae L.)
3.
Kunyit (Curcuma domestica Val)
4.
Kayu manis (Cinnamomun verum)
5.
Jahe (Zingiber officinale Rocs.)
1. Klasifikasi
1. Seledri
(Apium graveolens L.)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermathopyta
Classes : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Familia : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
2.
Jambu biji (Psidii guajavae L.)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classes : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrteceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
3. Kunyit
(Curcuma domestica Val)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classes : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val
4.
Kayu manis (Cinnamomun verum)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classes : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Familia : Laureaceae
Genus : Cinnamomun
Spesies : Cinnamomun
verum
5. Jahe
(Zingiber officinale Rocs.)
Regnum : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Classes : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rocs.
2.
Deskripsi tanaman
a. Kunyit (Curcuma
domestica Val.)
Terna
dengan batang berwarna semu hijau atau agak keunguan, rimpang terbentuk dengan
sempurna, bercabang-cabang, berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 3 sampai 8
helai, panjang tangkai daun beserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa
lidah-lidah, berambut halus jarang-jarang helaian daun berbentuk lanset lebar,
ujung daun lancip berekor, keselurahannya berwarna hijau atau hanya bagian atas
dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28 cm sampai 85 cm, lebar 10
cm sampai 25 cm. perbungaan terminal, ganggang berambut, bersisik, panjang
ganggang 16 cm sampai 40 cm; tenda bunga, panjang 10 cm sampai 19 cm, lebar 5
cm sampai 10 cm; daun kelopak berambut, berbentuk lanset, pangjang 4 cm sampai
8 cm, lebar 2 cm sampai 3,5 cm, daun kelopak yang paling bawah berwarna hijau,
berbentuk bundar telur, makin ke atas makin menyempit serta memanjang, warna
semu putih atau keunguan, kelopak berbentuk tabung, panjang 9 mm sampai 13 mm,
bergigi tiga dan tipis seperti selaput; tajuk bagian bawah berbentuk tabung,
pangjang lebih kurang 20 mm, berwarna krem, bagian dalam tabing berambut; tajuk
bagian ujung berbelah-belah, warna putih atau merah jambu, panjang 10 mm sampai
15 mm, lebar 11 mm sampai 14 mm; bibir berbentuk bundar telur, panjang 16 mm
sampai 20 mm, lebar 15 mm sampai 18 mm, warna jingga atau kuning keemasan
dengan pinggir berwarna coklat dan di tengahnya berwarna kemerahan.
b. Jambu biji (Psidium
guajava L.)
Semak
atau pohon, tinggi 3 meter sampai 10 m, kulit batang halus permukaannya,
berwarna coklat dan mudah mengelupas. Daun berhadapan, bertulang menyirip,
berbintik, berbentuk bulat telur agak menjorong atau agak bundar sampai
meruncing, panjang helai daum 6 cm sampai 14 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm,
panjang tangkai 3 mm sampai 7 mm, daun yang muda berambut, daun yang tua
permukaan atasnya menjadi licin. Perbungaannya terdiri dari 1 sampai 3 bunga,
panjang ganggang perbungaan 2 cm sampai 4 cm ; panjang kelopak 7 mm sampai 10
mm; ajuk berbentuk bundar sungsang panjang 1,5 cm sampai 2 cm. Buah bentuk
bulat atau bulat telur, kalau masak berwarna kuning, panjang 5 cm sampai 8,6
cm, berdaging yang menyelimuti biji-biji daam massa berwarna kuning atau merah
jambu.
c. Kayu manis (Cinnamomum
burmanni Ness ex BL. )
Semak
atau pohon kecil, tinggi 5 m sampai 15 m, pepagangan (kulit) berbau khas.
Helaian daun berbentuk lonjong, panjang 4 cm sampai 14 cm, lebar 1,5 cm sampai
6 cm, permukaan atas halus, permukaan bawah berambut berwarna kelabu kehijauan
yang tertekan pada permukaan daun atau bertepung, daun muda berwarna merah
pucat; berpenulangan 3; panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. perbungaan
berupa malai, berambut halus berwarna kelabu yang tertekan pada permukaan; panjang
gagang bunga 4 mm sampai 12 mm, juga berambut halus; tenda bunga, panjang 4 mm
sampai 5 mm, helai tenda bunga sesudah berkembang tersobek secara melintang dan
terpotong agak jauh dari dasar bunga;
benang sari lingkaran ketiga, mempunyai
kelanjar di tengah-tengah tangkai sari. Buah adalah buah buni, panjang lebih
kurang 1 cm.
d. Jahe
(Zingiber officinale Rosc.)
Tema
berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna
kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai
15 mm. Tangkai daun berambut, panjang 2-4 mm. Bentuk lidah daun memanjang,
panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa
mulai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang
sempit 2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5
cm, lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga
hampir tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang
terdapat 5 buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hamper
tidak berambut, pangjang sisik 3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur
terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang
2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2
cm-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan,
panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm,
tangkai putik 2.
3.
Deskripsi simplisia
a. Kayu manis (Cinnamomum
burmanni Ness ex BL. )
Potongan
kulit kayu manis berbentuk gelondong agak menggulung membujur agak pipih atau
berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung
membujur panjang sampai 1 m tebal kulit
1-3 mm atau lebih. Permukaan luar yang tidak bergabus berwarna coklat
kekuningan atau coklat sampai coklat kemerahan, bergaris-garis pendek melintang
yang menonjol atau agak berlekuk; yang
bergabus berwarna hijau
kehitaman atau coklat
kehijauan, kadang-kadang terdapat bercak-bercak lumut kerak berwarna
agak putih atau coklat muda. Permukaan dalam berwarna coklat kemerahan tua
sampai coklat kehitaman, bekas patahan tidak rata.
b. Jambu
biji (Psidium
guajava L.)
Bentuk
berupa lembaran daun, warna hijau, bau khas aromatik, rasa kelat. Daun tunggal,
bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0.5-1 cm, helai daun berbentuk bundar
menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm, pinggir daun rata agak menggulung ke
atas, permukaan atas agak licin, warna hijau kecoklatan, ibu tulang daun dan
cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.
c. Seledri
(Apium graveolens L.)
Daun
warna hijau, hijau kecoklatan sampai hijau kekuningan. Bau aromatik, khas, rasa
agak asin, agak pedas dan menimbulkan rasa tebal di lidah. Daun majemuk,
menyirip, tipis, rapuh, jumlah anak daun 3-7 helai; batang dengan rusuk dan
alur membujur, sisa pangkal tangkai daun terdapat di bagian ujung. Warna daun
hijau mengkilat, bentuk belah ketupat miring, panjang 2-7,5 cm dan lebar 2-5
cm, pangkal dan ujung anak daun runcing, panjang ibu tangkai daun sampai 2,5
cm, terputar, beralur membujur, panjang tangkai anak daun 1-2,7 cm.
d. Kunyit (Curcuma
domestica Val.)
Kepingan
ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning
jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, agak pedas lama kelamaan
menimbulkan rasa tebal, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang,
kadang-kadang bercabang, lebar 0.5-3 cm, panjang 2-6 cm tebal 1-5 mm, umumnya
melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan
pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas
patahan agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai coklat kemerahan.
e. Jahe
(Zingiber officinale Rosc.)
Rimpang
agak pipih, bgian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan bau khas, rasa
pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk
ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6.5 mm. Bagian
luar berwarna coklat kekuningan, beralur
memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan
berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit
yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas
pengangkut tersebar barwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih
kecil berwarna kekuningan.
C.
HASIL PENGAMATAN
No.
|
Nama
Haksel
|
Suku
|
Pemeriksaan Organoseptis
|
Kegunaan
|
||
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
||||
1.
|
Kayu manis
|
Laurales
|
Coklat
|
Khas
|
Manis
|
Bumbu makanan, antiseptik
|
2.
|
Seledri
|
Apiales
|
Hijau tua
|
Aromatik
|
Sedikit pedas, lama-lama rasa
tebal di lidah
|
Obat demam, darah tinggi
|
3.
|
Kunyit
|
Zigibrales
|
Orange kekuningan
|
Aromatik
|
Agak hambar
|
Mencegahalzeimer, mengobati tipus,
mencegah kanker
|
4.
|
Jambu biji
|
Hijau keputihan
|
Tidak berbau
|
Agak hambar, lama-lama terasa pedas
|
Diare
|
|
5.
|
Jahe
|
Zigibrales
|
Putih kecoklatan
|
Aromatik
|
Pedas
|
Menurunkan
tekanan darah
|
D.
PEMBAHASAN
Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau
dari tanaman yang sengaja dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan
sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat
lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan
memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar).
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar,
batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam
bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai
obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain
umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia mineral.
Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati
bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk simplisia dan
merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman
yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Sedangkan pengamatan
anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa
sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan
diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma,
xilem, floem. Pada batang terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim,
xylem, floem, berkas pengangkut tipe kolateral. Pada akar terdapat epidermis,
eksodermis, parenkim korteks, floem, dan xilem.Identifikasi kandungan kimia
Simplisia yang diuji berupa simplisia tunggal baik dalam bentuk rajangan,
serbuk, ekstrak, yang ditambahkan dengan pereaksi tertentu, dan reaksi warna
dilakukan untuk pemastian identifikasi.
Pemeriksaan haksel dilakukan dengan cara pemeriksaan
simplisia secara mikroskopik, organoleptis dan makroskopik pada 5 haksel dan
serbuk simplisia. Pemeriksaan secara organoleptis dilakukan dengan mengamati
warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat
anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat
kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih). Kemudian
pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran
kuat. Sedangkan khusus untuk uji amilum hanya ditetesi dengan aquades. Hal ini
disebabkan karena penetesan kloralhidrat pada amilum dapat menghilangkan
butir-butir amilum. Kloralhidrat juga dapat digunakan untuk menghilangkan
kandungan sel seperti protein. Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik
dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan
mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada
pemeriksaan makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu dengan yang lainnya
memiliki bentuk, warna, dan bau yang hampir mirip pada sebagian besar
simplisia. Sedangkan kendala pada pemeriksaan mikroskopis adalah pada saat
pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas mendidih, sehingga pada saat
diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas. Kendala lain pada
pemeriksaan mikroskopis adalah ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat
sehingga antara pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur
dan dapat mempengaruhi pemeriksaan.
Hasil yang
diperoleh pada pengamatan haksel jambu biji secara makroskopik dan
organoleptik, daunnya berwarna hijau, berbentuk tebal, berkerut, tidak
mempunyai rasa, dan tidak mempunyai bau.. Daun jambu biji memiliki kegunaan
sebagai diare, masuk angin, maag, dan sariawan.
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel daun
seledri, daunnya berwarna hijau, berbau khas, dan tidak berasa.. Daun seledri
memiliki kegunaan untuk meningkatan enzim pada pencernaan (stomatik) menurunkan
tekanan darah, menghentikan pendarahan.
Hasil yang
diperoleh pada pengamatan haksel kayu manis, Rasa kulit kayu pedas, sedikit
manis, berstfat hangat, dan wangi. Berkhasiat untuk menghilangkan dingin untuk
menghangatkan lambung,meluruhkan kentut (karminatif), meluruhkan keringat
(diaforetik), antirematik, meningkatkan nafsu makan (stomakik), dan meredakan
nyeri (analgesik).
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel jahe baunya
aromatic disebabkan adanya minyak atsiri. sedangkan oleoresinnya menyebabkan
rasa pedas. Banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang jelas jika
dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini disebabkan karena simplisia
tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi dan
morfologi. Namun ciri khas tersebut dapat pula tidak nampak karena kesalahan
dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpnan simplisia yang relatif lama.
E.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi
simplisia yang dilakukan dengan cara antara lain: Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan
rasa, dari simplisia tersebut. Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan
dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ
tanaman yang digunakan untuk simplisia. Mikroskopik, pada umumnya meliputi
pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim,
1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia,
Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia,
Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim,
1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia,
Jilid VI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2008, “Buku Ajar Mata Kuliah
Farmakognosi”, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran.
0 comments:
Post a Comment