Sunday, May 13, 2018

Diabetes - Penyebab, Diagnosis, Tanda, Gejala, Faktor Resiko, Pengobatan

Hasil gambar untuk diabetes
Pengertian Diabetes

Diabetes adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang mampu menyerang siapa saja. Diabetes melitus (DM) atau kencing manis adalah kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam menggunakan energi dari makanan yang telah dicerna. Ada dua jenis utama dari penyakit ini: Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2.

Penyebab Diabetes

Prinsip penyebab penyakit ini apapun jenisnya adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan menjadi gula khusus yang disebut glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dibutuhkan insulin. Pada pengidap diabetes, tubuh tidak memiliki insulin (DM Tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat (DM Tipe 2).

Karena sel-sel tidak dapat mengambil glukosa, akibatnya ini akan menumpuk dalam aliran darah. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. Oleh karena itu, diabetes yang tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf di kaki.

Penyakit ini memiliki dua jenis utama, yaitu Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2.

Diabetes Mellitus Tipe 1
Hasil gambar untuk diabetes tipe 1
Apa itu diabetes mellitus tipe 1?

Diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana kadar gula (glukosa) di dalam darah menjadi tinggi. Diabetes terdiri dari dua tipe: Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah penyakit jangka panjang (kronis).

Pada orang dengan diabetes tipe 1, tubuhnya tidak mampu memproduksi cukup insulin, yakni hormon yang diproduksi oleh sel beta di dalam pankreas. Insulin sangat penting perannya dalam mengontrol jumlah gula (glukosa) yang didapat sel tubuh dari darah.

Penderita diabetes mempunyai banyak sekali gula di dalam darah, namun tidak banyak gula yang dapat diserap oleh sel tubuh. Kondisi ini menyebabkan penyakit komplikasi yang cukup parah di organ lain seperti hati, mata, ginjal, sistem saraf, gusi, dan gigi.

Seberapa umumkah diabetes tipe 1?

Diabetes tipe 1 lebih jarang terjadi dibandingkan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 lebih sering diidap oleh laki-laki dibandingkan perempuan, terutama seseorang dengan masalah pankreas atau seseorang yang memiliki riwayat anggota keluarga yang juga pernah mengidap diabetes tipe 1. Sering kali dimulai pada usia 4 hingga 7 tahun dan 10 hingga 14 tahun.

Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala diabetes tipe 1?

Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang gejalanya secara mendadak dan biasanya terdiri dari:
  • Pandangan yang kabur
  • Meningkatnya frekuensi buang air kecil
  • Lebih cepat haus dan lapar
  • Lebih mudah terinfeksi
  • Rasa lelah yang menyerang setiap saat
  • Luka yang lama sembuh
  • Sering merasa kaku atau kesemutan pada kaki anda
  • Berat badan yang semakin menurun

    Ada banyak gejala lain yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda mulai merasakan gejala tersebut, konsultasikan segera dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda mulai merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas atau mempunyai pertanyaan lebih lanjut mengenai diabetes tipe 1, konsultasikan segera dengan dokter Anda. Tubuh setiap orang berbeda. Diskusikan dengan dokter untuk menemukan solusi terbaik bagi kondisi tubuh dan kesehatan Anda.

Penyebab
Apa penyebab diabetes tipe 1?

Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin. Hasilnya adalah glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk membantu tubuh menyerap energi sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi, menyebabkan hiperglikemia. Pada umumnya pertahanan dan sistem imun tubuh para pengidap diabetes akan menghancurkan sel beta pada pankreas, namun alasannya tidak banyak diketahui. Penyebab lainnya adalah terjadinya penyakit lain seperti cystic fibrosis yang mempengaruhi pankreas, operasi pengangkatan, dan peradangan yang parah pada pankreas.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya terkena diabetes tipe 1?

Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang punya faktor pemicu, antara lain:

Faktor Riwayat Keluarga. Seseorang yang mempunyai orangtua atau saudara yang mengidap diabetes  tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 1

Faktor Keturunan. Keberadaan gen tertentu meningkatkan risiko  terkena diabetes tipe 1

Faktor Geografi. Kemungkinan terjangkit diabetes tipe 1 meningkat saat Anda menjauhi garis khatulistiwa. Orang yang berdomisili di Finlandia dan Sardinia paling banyak terkena diabetes tipe 1, sekitar dua atau tiga kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata yang terjadi di Amerika Serikat dan 400 kali lebih banyak dibanding orang-orang yang tinggal di Venezuela

Usia. Meskipun diabetes tipe 1 dapat muncul pada semua tingkat usia, namun penyakit ini biasanya terdeteksi mulai umur tertentu. Pertama pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10-14 tahun.Banyak faktor pemicu diabetes tipe 1 yang telah diteliti, meskipun tidak satu pun yang dapat dibuktikan. Beberapa faktor pemicu lainnya antara lain:
  • Virus tertentu seperti virus Epstein -Barr, virus coxsackie, virus gondok, dan cytomegalovirus
  • Meminum susu sapi di usia terlalu dini
  • Kurangnya vitamin D
  • Meminum air yang di dalamnya terkandung natrium nitrat
  • Pengenalan makanan sereal dan gluten yang terlalu cepat (sebelum 4 bulan) atau terlalu lambat (setelah 7 bulan)
  • Memiliki ibu yang mengalami preeklampsia saat hamil
  • Orang yang saat lahir mengidap penyakit kuning

Obat & Pengobatan
Apa saja pengobatan untuk diabetes tipe 1?

Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang dapat muncul dengan cepat dan gejalanya dapat menjadi parah. Orang yang baru didiagnosis mengidap penyakit ini mungkin saja harus segera dirawat di rumah sakit.

Pengobatan untuk diabetes tipe 1 antara lain:

Insulin
Saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan diabetes tipe 1, jadi insulin adalah salah satu cara terbaik untuk mengontrol gula darah Anda. Anda dapat menyuntikkan insulin di rumah sekitar 2 – 3 kali sehari.

Pola makan sehat
Diet yang sehat dapat membantu untuk mengontrol tingkat glukosa anda. Anda dapat meminta bantuan ahli nutrisi untuk membimbing Anda menjalani diet ini.


Olahraga
Rajinlah berolahraga untuk membantu mengontrol gula darah Anda. Anda juga harus merawat kaki Anda dan memeriksakan mata Anda secara berkala untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1?

Diabetes biasanya didiagnosis dengan tes darah di bawah ini:
  • Tes level glukosa darah saat puasa
  • Tes level glukosa darah random (tanpa puasa) atau sewaktu
  • Tes oral glucose tolerance
  • Tes hemoglobin A1c (HbA1C)
Jika Anda didiagnosis mengidap diabetes tipe 1, Anda harus menemui dokter Anda setiap tiga bulan sekali, sehingga Anda dapat:
  • Memeriksa kulit dan tulang pada kaki dan Anda
  • Memeriksa apakah punggung kaki Anda terasa kaku (serangan saraf diabetes)
  • Memeriksa tekanan darah Anda
  • Memeriksa bagian belakang mata Anda dengan menggunakan sinar khusus
  • Melakukan tes HbA1C (setiap 6 bulan jika diabetes Anda sudah terkontrol dengan baik)

Tes ini dapat membantu Anda dan dokter Anda untuk mengontrol diabetes dan mencegah masalah lain yang diAebabkan oleh diabetes. Di samping itu, Anda harus menjalani tes setahun sekali:
  • Memeriksa tingkat kolesterol dan trigliserida
  • Menjalani tes satu tahun sekali untuk memastikan bahwa ginjal Anda bekerja dengan baik (microalbuminuria and serum creatinine)
  • Menemui dokter gigi setiap 6 bulan untuk memeriksa seluruh gigi Anda. Pastikan dokter gigi Anda mengetahui Anda memiliki diabetes

Pengobatan di rumah
Apa yang harus dilakukan jika Anda mengidap diabetes tipe 1?

Berikut ini adalah perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah yang dapat membantu Anda mengatasi diabetes tipe 1
  • Jalani pola makan yang sudah diatur untuk Anda dan makan camilan di waktu yang sama setiap hari
  • Olahraga dan tidur yang cukup
  • Periksa tingkat gula darah Anda jika Anda sakit. Hubungi dokter jika Anda demam, mual, atau muntah dan terus mengeluarkan cairan
  • Hubungi dokter Anda jika gula darah Anda terlalu tinggi
  • Segera pergi ke rumah sakit jika Anda mengalami kejang-kejang mendadak, tidak dapat bangun, atau hilang kesadaran
  • Ikuti aturan dokter Anda secermat mungkin mengenai penggunaan insulin

Diabetes Melitus Tipe 2
Hasil gambar untuk diabetes tipe 2
Apa itu diabetes melitus tipe 2?

Diabetes melitus adalah kondisi di mana terdapat tingkat kadar gula (glukosa) yang tinggi dalam darah. Diabetes melitus adalah kondisi diabetes tipe 2, ini juga sering disebut sebagai penyakit kencing manis.

Terdapat 3 jenis diabetes: diabetes tipe 1,diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Diabetes tipe 2 adalah kondisi penyakit yang berlangsung lama (kronis). Dalam diabetes tipe 2, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan baik, hormon khusus yang diproduksi oleh sel beta dalam pankreas.

Insulin sangat penting karena mengontrol jumlah gula (glukosa) yang didapat sel-sel tubuh dari darah. Orang-orang yang menderita diabetes memiliki kadar gula yang banyak dalam darah, tetapi tidak cukup untuk sel tubuh. Kondisi ini menyebabkan komplikasi berat pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, sistem saraf, gusi dan gigi.

Seberapa umumkah diabetes melitus tipe 2?

Diabetes tipe 2 adalah jenis yang paling umum dari diabetes. Sebanyak 95% kasus diabetes adalah diabetes melitus tipe 2. Secara umum, diabetes dapat menyerang pada semua orang di segala umur, termasuk anak-anak. Namun, diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada umur dewasa dan lanjut usia. Selain itu, orang-orang yang obesitas dan jarang bergerak memiliki risiko lebih tinggi menderita diabetes tipe 2.

Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala dari diabetes tipe 2?

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang memiliki gejala cukup signifikan. Mereka yang memiliki diabetes melitus tipe 2 sering tidak mengalami gejala apapun pada masa awal. Mereka bahkan dapat tidak menyadari gejalanya selama beberapa tahun.
  • Rasa lapar meningkat
  • Rasa haus meningkat
  • Buang air kecil yang sering, khususnya malam hari
  • Luka yang lambat pulih atau sering infeksi
  • Pandangan buram
  • Lelah
  • Rasa sakit atau mati rasa pada kaki dan tangan
  • Kesemutan
  • Gatal
  • Gatal pada kemaluan (wanita)
  • Disfungsi ereksi (pria)
Terdapat beberapa kemungkinan tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang suatu gejala, silakan hubungi dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala dari yang disebutkan di atas atau memiliki pertanyaan, silakan hubungi dokter Anda. Tubuh setiap orang bereaksi berbeda-beda. Berdiskusilah dengan dokter Anda untuk menentukan yang terbaik bagi keadaan Anda.

Penyebab
Apa penyebab diabetes melitus tipe 2?

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang bisa disebabkan karena beberapa hal tertentu. Ketika Anda memiliki diabetes tipe 2, lemak Anda, hati, dan sel-sel otot tidak merespon insulin dengan benar. Hal ini disebut resistensi insulin (kekebalan terhadap insulin). Hasilnya, sel tidak bisa menerima gula darah untuk kemudian diolah menjadi energi.

Saat gula tidak dapat memasuki sel-sel, kadar gula dalam darah meningkat tinggi. Hal ini disebut hiperglikemia.

Penyebab pertahanan insulin termasuk:
  •  Kelebihan berat badan atau obesitas: Peningkatan lemak membuat tubuh mengalami resistensi insulin sehingga kesulitan menggunakan insulin dengan benar.
  •  Keturunan atau bila keluarga memiliki riwayat medis diabetes juga dapat memengaruhi. Faktor genetik juga merupakan faktor-faktor yang menyebabkan diabetes tipe 2.
Faktor-faktor risiko
Siapa yang berisiko terkena diabetes melitus tipe 2?

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang sepenuhnya belum dipahami para ahli. Pasalnya, sebagian orang mengalami peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan sebagian lagi tidak. Bagaimanapun, ada beberapa hal yang jelas meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2, seperti:

Berat badan. Memiliki kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Semakin tebal jaringan lemak, sel-sel semakin kebal terhadapinsulin. Tetapi tidak hanya orang yang kelebihan berat badan saja yang memiliki risiko diabetes tipe 2.

Distribusi lemak. Jika tubuh Anda menyimpan lemak pada bagian perut, risiko Anda lebih besar mengalami diabetes tipe 2 dibanding jika tubuh Anda menyimpan lemak di bagian lain, seperti pinggul dan paha.

Gaya hidup tidak aktif. Semakin Anda pasif, semakin besar risiko Anda mengalami diabetes tipe 2. Aktivitas fisik membantu Anda mengontrol berat badan, menggunakan glukosa sebagai energi, dan membuat sel-sel Anda semakin sensitif terhadap insulin.

Riwayat medis keluarga. Risiko mengalami diabetes tipe 2 semakin besar jika orangtua atau saudara kandung Anda memiliki diabetes tipe 2.

Ras. Walaupun masih belum jelas mengapa, kebanyakan orang dari suatu ras – termasuk ras hitam, hispanik, Indian Amerika dan Asia-Amerika – lebih cenderung memiliki risiko terhadap diabetes tipe 2 dibanding ras kulit putih.

Umur. Risiko dari diabetes tipe 2 meningkat seiring Anda bertambah umur, khususnya setelah umur 45 tahun. Hal ini mungkin karena orang-orang di usia ini cenderung kurang bergerak, kehilangan massa otot, dan menambah berat badan seiring bertambahnya umur. Selain itu, proses penuaan juga mengakibatkan penurunan fungsi sel beta pankreas sebagai penghasil insulin. Namun, diabetes tipe 2 juga meningkat secara dramatis pada remaja, dan masa awal dewasa.

Prediabetes. Prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah Anda lebih tinggi dari kadar normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes. Jika tidak diatasi, prediabetes dapat berlanjut menjadi diabetes tipe 2.

Diabetes kehamilan. Jika Anda mengalami diabetes saat hamil, risiko Anda mengalami diabetes tipe 2 meningkat. Jika Anda melahirkan bayi yang beratnya lebih dari 4 kilogram, bayi Anda juga berisiko mengalami diabetes tipe 2 di masa dewasanya.

Sindrom Ovarium Polikistik. Untuk wanita yang mengalami sindrom ini – yang merupakan ketidakteraturan periode menstruasi, pertumbuhan rambut yang berlebihan, dan obesitas – risiko diabetes akan meningkat.

Obat & Pengobatan
Apa saja obat diabetes melitus tipe 2 yang sering digunakan?

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol. Sekali Anda didiagnosis, Anda bisa mempelajari apa saja yang harus Anda lakukan agar tetap sehat. Hanya membutuhkan beberapa perubahan dan komitmen untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk merawat kondisi diabetes yang Anda miliki:

1. Diet Sehat
Meskipun penderita diabetes memiliki glukosa darah yang tinggi, bukan berarti dengan berpuasa (dengan tujuan mengurangi asupan glukosa) akan menyelesaikan masalah. Jika Anda terdiagnosis mengalami diabetes, Anda perlu menjalani dietsehat yang akan membantu mengontrol tingkat glukosa Anda. Ahli diet dapat membantu Anda dalam menyusun diet. Bila Anda ingin menjalani puasa, Anda harus mengonsultasikan hal ini terlebih dahulu dengan Dokter.

2. Olahraga
Anda sebaiknya melakukan olahraga secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) dan hidup dengan aktif karena dengan bergerak dapat mengontrol tingkat gula darah. Dengan tambahan, Anda juga harus menjaga kaki terutama bila terasa baal, kesemutan, mati rasa, serta terdapat luka, dan periksa mata Anda secara teratur untuk mencegah komplikasi di masa mendatang.

3. Obat Pengontrol Gula Darah dan Terapi Insulin
Dokter akan meninjau kondisi Anda dan menentukan manakah obat atau terapi yang tepat untuk Anda. Dokter mungkin akan memberikan satu jenis obat saja atau memberikan kombinasi obat. Konsultasikan dengan dokter apa saja efek samping obat dan apa yang harus dilakukan bila efek samping muncul. Salah satu efek samping obat yang tersering adalah lemas akibat hipoglikemia (gula darah rendah). Untuk pertolongan pertama, minumlah teh manis hangat kemudian segera temui dokter.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis diabetes melitus tipe 2?

Diabetes bisa didiagnosis dengan tes darah sebagai berikut:
  • Tes glukosa puasa
  • Tes glukosa random
  • Tes glukosa oral
  • Tes hemoglobin A1c
Jika Anda didiagnosis dengan diabetes tipe 2, Anda sebaiknya pergi ke dokter setiap 3 bulan, sehingga Anda dapat:
  • Memeriksa kulit dan tulang pada telapak kaki dan kaki.
  • Memeriksa jika telapak kaki Anda mati rasa.
  • Memeriksa tekanan darah Anda.
  • Memeriksa bagian belakang mata Anda menggunakan alat dengan cahaya khusus.
  • Menyelesaikan tes A1C (setiap 6 bulan jika diabetes Anda terkontrol dengan baik)
Tes-tes dan pemeriksaan ini akan membantu Anda dan dokter Anda memantau diabetes dan mencegah masalah yang diakibatkan oleh diabetes. Selain itu, Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan berikut setahun sekali :
  • Memeriksa tingkat kolesterol dan trigliserida.
  • Melakukan tes setahun sekali memastikan ginjal Anda bekerja dengan baik (microalbumin dan serum kreatinin).
  • Pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan untuk membersihkan dan pemeriksaan secara keseluruhan. Pastikan dokter gigi anda dan ahli kesehatan Anda tahu bahwa Anda memiliki diabetes.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup untuk mengatasi kencing manis (diabetes mellitus tipe 2)?

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang bisa dirawat dan dijaga dengan melakukan perubahan gaya hidup. Pengobatan rumah dapat membantu Anda mengatasi diabetes tipe 2, antara lain seperti:
  •  Jaga tingkat gula darah Anda normal dengan target gula darah puasa (GDP) <100 mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan (post prandial) <140 mg/dL.
  • Olahraga teratur dan diet sehat khusus diabetes
  • Coba untuk memiliki berat badan normal dengan target indeks massa tubuh 18,5–<23
  • Makan makanan diet sehat: makanan berserat, sayur, buah, rendah gula, rendah lemak, dan makanan dengan tepung putih.
  • Pergi ke dokter mata setiap tahun dan dokter gigi setahun dua kali
  • Hubungi dokter Anda jika Anda tidak dapat makan atau minum karena muntah
  • Hubungi dokter Anda jika Anda merasa lemas setelah minum obat pengontrol gula darah
  • Hubungi dokter Anda jika tingkat gula darah Anda mendadak tidak normal
  • Jangan merokok
Selain itu, perawatan kaki sangat penting pada penderita diabetes karena salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah kaki yang baal atau mati rasa sehingga sering kali penderita diabetes tidak menyadari adanya luka pada kaki. Luka pada penderita diabetes perlu perhatian dan penanganan khusus dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan infeksi yang sering kali berujung pada amputasi, bahkan kematian.

Perawatan kaki yang dapat Anda lakukan secara mandiri adalah sebagai berikut:
  • Selalu mengenakan alas kaki, termasuk di pasir dan di air
  • Memeriksa kaki setiap hari secara rutin, misalnya setiap sebelum tidur, untuk melihat apakah ada kulit terkelupas, kemerahan, atau luka
  • Periksa alas kaki sebelum memakai. Apakah ada kerikil atau benda lain yang dapat menimbulkan luka.
  • Potong kuku secara teratur
  • Menjaga kaki tetap bersih dan tidak basah. Bila kulit kering, gunakan pelembab.
  • Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar. Jangan gunakan sepatu hak tinggi.
  • Bila ada kalus (kapalan) atau mata ikan, tipiskan secara teratur.
  • Jangan gunakan bantal atau botol berisi air panas atau batu untuk kaki. Kaki yang baal tidak bisa merasakan panas atau sakit sehingga bila terjadi luka bakar atau luka gores, kemungkinan besar Anda tidak menyadarinya.

Diabetes Gestasional
Hasil gambar untuk diabetes gestasional
Apa Itu Diabetes Gestasional ?
  
Selama masa kehamilan, seorang wanita akan mengalami perubahan hormon yang dapat memengaruhi gula darah dalam tubuhnya. Itulah mengapa wanita hamil perlu sangat berhati-hati dalam mengonsumsi makanan tertentu. Kalau tidak, diabetes gestasional akibatnya.

Diabetes gestasional adalah diabetes yang dialami sang ibu selama masa kehamilan. Seorang  wanita yang mengalami diabetes gestasional akan cenderung terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Itulah mengapa selama masa kehamilan, Anda perlu memperhatikan porsi dan kandungan nutrisi di dalam makanan Anda. Diabetes tipe ini biasanya hadir setelah usia 28 minggu atau pada trimester ketiga.

Perlu diketahui, diabetes tipe ini bukan semata hadir karena ada riwayat diabetes di keluarga Anda. Namun karena selama masa kehamilan, terjadi peningkatan hormon di dalam tubuh Anda seperti progesteron, esterogen, dan laktogen plasenta. Peningkatan hormon-hormon ini membuat insulin tidak bisa bekerja dengan baik sehingga gula dalam darah akan meningkat. Gula darah yang tinggi akan diambil oleh janin dan disimpan sebagai lemak di dalam tubuhnya. Hasilnya? Janin tumbuh lebih besar di atas rata-rata.

Mengenali Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Gestasional
Hadirnya diabetes gestasional ini tentu dapat dicegah. Salah satunya adalah dengan mengenali dan menghindari hal-hal yang memicu penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab dan faktor risiko yang memicu munculnya diabetes gestasional.

Insulin tidak bekerja dengan baik
Selama masa kehamilan, seorang wanita akan mengalami perubahan hormon yang kemudian memengaruhi peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Hal ini sebenarnya adalah hal yang wajar, karena kelebihan gula darah tersebut akan dihantarkan kepada bayi agar bayi dapat berkembang. Nah, pada saat gula darah meningkat, seharusnya tubuh juga memproduksi lebih banyak insulin agar glukosa yang masuk ke dalam janin tidak berlebih.

Namun sayangnya, pada sebagian wanita, insulin tidak diproduksi dengan baik. Akibatnya, ibu mengalami diabetes gestasional saat hamil dan bayi tumbuh secara tidak wajar.

Riwayat diabetes gestasional
Selain terjadi masalah pada insulin, risiko diabetes gestasional akan meningkat jika pada kehamilan sebelumnya Anda mengalami hal yang sama. Jadi, jika Anda pernah mengalami kondisi ini sebelumnya, cobalah untuk lebih berhati-hati pada kehamilan berikutnya.

Indeks massa tubuh
Selama masa kehamilan, penting bagi Anda untuk terus mengontrol berat badan dengan mengetahui indeks massa tubuh. Karena jika indeks massa tubuh Anda lebih dari 30 selama masa kehamilan, itu artinya Anda termasuk dalam kategori obesitas. Pada level ini tubuh akan cenderung berisiko mengalami diabetes gestasional.

Bayi yang lahir sebelumnya mengalami makrosomia
Makrosomia adalah kondisi di mana bayi lahir dengan berat badan 4,5 kg atau lebih. Cobalah ingat baik-baik berat anak Anda sebelumnya saat lahir, jika beratnya 4,5 kg atau lebih, sebaiknya Anda lebih memperhatikan perkembangan janin dan apa yang Anda konsumsi.

Bahayanya Bagi Ibu dan Anak
Seorang wanita yang selama masa kehamilan menderita diabetes gestasional tidak hanya dapat mengandung bayi dengan berat di atas rata-rata. Beberapa komplikasi lainnya juga mungkin dapat terjadi. Misalnya saja, rendahnya mineral dan gula darah dalam tubuh bayi ketika dilahirkan. Gangguan pernapasan sementara atau bayi mengalami sakit kuning.

Berat badan janin yang berlebih juga dapat mengakibatkan kemungkinan munculnya cedera baik pada ibu atau anak selama masa persalinan. Biasanya, jika selama masa kehamilan dokter sudah dapat memrediksi besarnya bayi Anda, dokter akan menyarankan operasi caesar. Hal ini dilakukan guna menghindari cedera pada saat persalinan.

Selain itu, ibu yang selama masa kehamilannya menderita diabetes tipe ini juga cenderung berisiko mengalami keguguran, bayi lahir prematur, dan mengalami preeklamsia.

Jadi, mulailah untuk lebih memperhatikan apa yang Anda makan dan tetaplah kontrol porsinya. Jangan sampai Anda melakukan hal yang dapat membahayakan kesehatan janin dan diri Anda di kemudian hari. Ketahuilah, selain Anda yang nantinya dapat berisiko terkena diabetes tipe 2, anak yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes gestasional juga berisiko menderita diabetes atau obesitas di kemudian hari.

0 comments:

Post a Comment