Tuesday, November 22, 2016

Laporan Praktikum Farmakognosi: Percobaan 3. Pemeriksaan Simplisia Secara Mikroskopi


LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
PERCOBAAN III
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI



Description: E:\Alif\SDASD.png



 OLEH:

NAMA                   : ASMAN SADINO
NIM                       : F1F1 12 092
KELOMPOK         : II (DUA)
KELAS                  : C
ASISTEN               : RINI HAMSIDI, S.Farm, M.Farm, Apt.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014



PERCOBAAN III
PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

A.    TUJUAN
Tujuan dari percobaan adalah dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa.
B.     BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
-  Kunyit (Curcuma domestica Val.)
1. Klasifikasi
1.   Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Regnum     :    Plantae
Divisio       :    Spermatophyta
Classes      :    Monocotyledoneae
Ordo          :    Zingiberales
Familia      :    Zingiberaceae
Genus        :    Curcuma
Spesies      :    Curcuma domestica Val.
  
2.   Deskripsi tanaman
a.    Kunyit (Curcuma domestica Val.)
         Terna dengan batang berwarna semu hijau atau agak keunguan, rimpang terbentuk dengan sempurna, bercabang-cabang, berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 3 sampai 8 helai, panjang tangkai daun beserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa lidah-lidah, berambut halus jarang-jarang helaian daun berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip berekor, keselurahannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28 cm sampai 85 cm, lebar 10 cm sampai 25 cm. perbungaan terminal, ganggang berambut, bersisik, panjang ganggang 16 cm sampai 40 cm; tenda bunga, panjang 10 cm sampai 19 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm; daun kelopak berambut, berbentuk lanset, pangjang 4 cm sampai 8 cm, lebar 2 cm sampai 3,5 cm, daun kelopak yang paling bawah berwarna hijau, berbentuk bundar telur, makin ke atas makin menyempit serta memanjang, warna semu putih atau keunguan, kelopak berbentuk tabung, panjang 9 mm sampai 13 mm, bergigi tiga dan tipis seperti selaput; tajuk bagian bawah berbentuk tabung, pangjang lebih kurang 20 mm, berwarna krem, bagian dalam tabing berambut; tajuk bagian ujung berbelah-belah, warna putih atau merah jambu, panjang 10 mm sampai 15 mm, lebar 11 mm sampai 14 mm; bibir berbentuk bundar telur, panjang 16 mm sampai 20 mm, lebar 15 mm sampai 18 mm, warna jingga atau kuning keemasan dengan pinggir berwarna coklat dan di tengahnya berwarna kemerahan.
3.   Deskripsi simplisia
a.    Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa tebal, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang, lebar 0.5-3 cm, panjang 2-6 cm tebal 1-5 mm, umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai coklat kemerahan.

C.    HASIL PENGAMATAN
No
Keterangan
Pemeriksaan Mikroskopik
1.
Berisi butir pati

1
 
          

2.

Parenkim dengan sel sekresi

2
 
            

3.

Pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan jala

3
 
      
4.
Periderm

4
 
       
5.
Rambut penutup

5
 
       



D.    PEMBAHASAN
Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar).
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Pemeriksaan haksel dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia secara mikroskopik, organoleptis dan makroskopik. Namun pada percobaan ini dilakukan pemeriksaan pada 5 haksel secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih). Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat.
Uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskop yang derajat perbesarannya disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu simplisia memiliki karakteristik tersendiri, dan merupakan pemeriksaan spesifik suatu simplisia. Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopik harus di pahami bahwa masing-masing jaringan tanaman berbeda bentuknya.
Ciri khas dari masing-masing organ batang, akar dan rimpang umumnya memiliki jaringan penyusun primer yang hampir sama yaitu epidermis, korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan bentuk berkas pengangkutannya. Pada sampel kunyit kelompok kami, kami melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap butir pati, parenkim dengan sel ekskresi, kunyit pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan jala, periderm dan rambut penutup.
Pengamatan Mikroskopik serbuk Simplisia bertujuan untuk memastikan kebenaran simplisia dengan mengamati ciri-ciri mikroskopiknya dengan pemeriksaan di bawah mikroskop. Yang diamati disini adalah: (a) Bentuk sel-sel epidermis, (b)  Tipe stomata, (c) Bentuk rambut-rambut, (d) Bentuk kristal kalsium oxalate. Dengan melihat ciri-ciri mikroskopik simplisia dapat diketahui benar tidaknya sebuah simplisia.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi pada sampel rimpang jahe memiliki ciri serabut, pembuluh kayu,  berkas pengangkut, Periderm terdiri dari beberapa lapis sel gabus sehingga membentuk jaringan gabus tangensial. Teramati pula amilum pada rimpang jahe, yang membentuk butir-butir pati.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi pada sampel kayu manis adalah Anatomi jaringan yang teramati yaitu sel batu, serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium oksalat. Pada kulit yang lapisan luarnya belum dibuang akan tampak: lapisan epidermis dengan kutikula berwarna kuning ; lapisan gabus terdiri beberapa sel berwarna coklat, dinding tangensial dan dinding radial lebih tebal dan berlignin, kambium gabus jernih tanpa penebalan dinding. Korteks : terdiri dari beberapa lapis sel parenkim.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi pada sampel kunyit adalah anatomi jaringan ini mempunyai ciri khas yaitu adanya parenkim, gumpalan sel, dan rambut penutup. Anatomi jaringan yang diamati praktikan meliputi pembuluh kayu, parenkim dan butir pati. Fragmen pengenal adalah butir pati; gumpalan tidak beraturan zat berwarna kuning sampai kuning coklat; parenkim dengan sel sekresi; fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala; fragmen rambut penutup warna kuning; tidak terdapat serabut. Rambut penutup : berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok; panjang 250 µm sampai 890 µm, dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel terentang tangensial , dinding sel menggabus. Periderm : terdiri dari 6 lapis sampai 9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding menggabus. Korteks dan silinder pusat : parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati. Butir pati: tunggal, bentuk lonjong atau bulat telur dengan satu ujung mempunyai tonjolan atau berbentuk bulat sampai hampir segitiga dengan satu sisi membulat; Sel sekresi : banyak tersebar, bentuk bulat atau lonjong berisi minyak berwarna kuning jingga yang sebagian mendamar dan berwarna coklat kekuningan. Berkas pembuluh: kolateral, tersebar tidak beraturan pada korteks dan pada silinder pusat, berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun dalam lingkaran, kadang-kadang berkas pembuluh dikelilingi sel parenkim yang tersusun menjari; pembuluh kayu umumnya terdiri dari pembuluh tangga dan pembuluh jala, lebar 20 µm sampai 80 µm, tidak berlignin.
Pemeriksaan secara mikroskopis pada sampel jambu biji adalah Epidermis atas : terdiri dari 1 lapis sel, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata. Epidermis bawah: sel lebih kecil, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus. Stomata : tipe anisolitik , banyak terdapat pada permukaan bawah. rambut penutup : terdapat pada kedua permukaan.
Pemeriksaan secara mikroskopis pada sampel daun seledri adalah Anatomi jaringan yang teramati yaitu stomata, kristal kalsium oksalat, fragmen xilem dengan floem dan dengan penebalan cincin.
Terdapat kendala pada pemeriksaan mikroskopis adalah pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas terlalu panas atau sampai mendidih, sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas. Kendala lain pada pemeriksaan mikroskopis adalah ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi pemeriksaan serta kloralhidrat yang diteteskan terlalu tebal sehingga hasil yang diperoleh pada saat diamati dibawah mikroskop tidak terlalu kelihatan dengan jelas.


E.     PENUTUP
1. Kesimpulan
        Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa uji mikroskopik dilakukan dengan mikroskop yang derajat perbesarannya disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan anatomi serbuk dari suatu simplisia memiliki karakteristik tersendiri, dan merupakan pemeriksaan spesifik suatu simplisia. Uji mikroskopik serbuk jamu tidak hanya dapat dilakukan melihat bentuk anatomi jaringan yang khas, tetapI dapat pula menggunakan uji histokimia dengan penambahan pereasi tertentu pada serbuk sediaan jamu uji, dan kandungan simplisia akan memberikan warna spesifik sehingga mudah di deteksi.

2.   Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu saat pengujian diharapkan mahasiswa dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga kesalahan dalam proses pengujian dapat diminimalisir.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2008, “Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi”, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran.


2 comments:

  1. Silahkan cek LABTRONIX di Tokopedia. Kami menjual Kloralhidrat murni 50 gram dengan harga Rp 200.000 per botol. Kami juga menjual alat lab dan bahan kimia terlengkap dengan harga termurah.

    ReplyDelete