Saturday, November 21, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA: PENGAMBILAN SAMPEL

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA I
PERCOBAAN I
PENGAMBILAN SAMPEL

 








OLEH :
               NAMA                    : ASMAN SADINO
               NIM                         : F1F1 12 092
               KELAS                   : C
               KELOMPOK         : V (LIMA)
               ASISTEN                : AGUNG WIBAWA MAHATVA YODHA, S.Si




JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar didunia.  Dari sekian besar jumlah tersebut baru sekitar 940 species yang diketahui berkhasiat terapautik (mengobati) melalui penelitian ilmiah dan hanya sekitar 180 species diantaranya yang telah dimanfaatkan dalam temuan obat tradisional oleh industri obat tradisional Indonesia. Penggunaan tanaman obat untuk penyembuhan suatu penyakit didasarkan pada pengalaman secara turun-temurun diwariskan ke generasi berikutnya.
Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis. Agar penggunaannya optimal, perlu diketahui informasi yang memadai tentang tanaman obat. Informasi yang memadai akan membantu masyarakat lebih cermat untuk memilih dan menggunakan suatu produk obat tradisional atau tumbuhan obat dalam upaya kesehatan. Namun, pengujian dan praktikum secara ilmiah terhadap obat tradisional masih kurang, sehingga pemakaian secara medis belum dapat dipertanggung jawabkan untuk menunjang secara ilmiah agar mendapat tempat yang lebih luas dalam masyarakat maka perlu diadakan tahap-tahap praktikum terhadap obat tradisisonal.
Oleh karena itu, maka perlu dilakukan usaha-usaha untuk menggali informasi kandungan senyawa kimia dan bioaktivitas tumbuhan obat melalui penelitian ilmiah menjadi sangat penting. Pengambilan sampel dilakukan sebelum memulai uji fitokimia tanaman. Hal ini karena senyawa kimia dalam sampel tanaman mudah rusak jika pengambilan sampel tidak dilakukan dengan benar. Sehingga, pengetahuan mengenai teknik pengambilan sampel sangat diperlukan guna untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan terhadap suatu tanaman tertentu.

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana teknik  pengambilan sampel tanaman Tembelekan (Lantana camara L.)?
C.      Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pengambilan sampel tanaman Tembelekan (Lantana camara L).
D.      Manfaat
Manfaat dari percobaan ini agar mahasiswa mampu mengetahui teknik pengambilan sampel Tembelekan (Lantana camara L).

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tembelekan (Lantana camara L).
Klasifikasi Tembelekan
Kingdom   : Plantae
Order         : Lamiales
Family       : Verbenacea
Genus        :  Lantana
Species      : Lantana camara L.
(Saxena, et al.,2012)
Lantana camara (L.) var. aculeate (keluarga: Verbenaceae)
umumnya dikenal sebagai tantani (Marathi), pulikampa (Telugu) dan
caturang (Hindi) adalah gulma yang signifikan sering ditemukan di seluruh
India. Tanaman tradisional digunakan sebagai yg mengeluarkan keringat, karminatif, antispasmodic, tonik dan berguna dalam pengobatan tetanus, epilepsi, gastropati. Sebuah rebusan segar akar adalah kumur yang baik untuk odontalgia dan ini digunakan oleh suku bukit untuk semua jenis disentri. Bunga bubuk digunakan untuk pemotongan,
 luka, bisul, dan pembengkakan. Infus bunga yang baik untuk demam empedu, eksim dan letusan. Buah yang berguna dalam fistula, pustula, tumor dan rematik (Ghangale, et al., 2011).
Lantana camara L. atau biasa dikenal dengan nama Tembelekan merupakan tanaman liar yang tumbuh tanpa perawatan khusus. Tembelekan sendiri sebagai tanaman liar ternyata memiliki banyak kandungan kimia diantaranya minyak atsiri, fenol, flavonoid, karbohidrat, protein, alkaloid, glikosida, glikosida iridoid, etanoid fenil, oligosakarida, quinin, saponin, steroid,triterpin, sesquiterpenoid dan tannin (Purwanto, et al., 2013)
Lantana camara adalah rendah, tegak atau scandent sub, semak kuat yang dapat tumbuh hingga 2 - 4 meter. Daun adalah ovate atau bulat telur lonjong, 2 - panjang 10 cm dan 2 - lebar 6 cm, diatur berpasangan berlawanan. Daun hijau terang, kasar, halus berbulu, dengan margin bergerigi dan memancarkan bau tajam bila diremas. Batang dalam varietas yang dibudidayakan seringkali tidak berduri. Hal ini berkayu, persegi di penampang, berbulu ketika muda, silinder dan upto 15 cm setebal tumbuh lebih tua. Bunga kepala berisi 20 - 40 bunga, biasanya 2,5 cm; warna bunga bervariasi dari putih, krem ​​atau kuning menjadi merah muda oranye, ungu dan merah (Lonare, et al., 2012).
L. camara merupakan tanaman obat yang penting dengan beberapa obat properti dan digunakan secara luas dalam sistem obat tradisional untuk menyembuhkan varietas penyakit yaitu, influenza, batuk, gondongan, demam tinggi terus-menerus, malaria, serviks kelenjar getah bening TBC, dermatitis, eksim, pruritus, rematik, keseleo, luka, memar, tetanus, sakit gigi, bisul dan bengkak. Dalam dekade terakhir, L. camara telah dipelajari secara ekstensif untuk sifat obat dengan metode ilmiah. itu tanaman dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, aktivitas anti-proliferasi, aktivitas antipiretik, aktivitas antifilarial, anti-inflamasi., anti aktivitas bakteri, aktivitas anti-kanker, aktivitas antifertilitas, aktivitas anti-mutagenik, aktivitas pharmacognostic, anti hyperglycaemic, aktivitas protectective hepato, aktivitas anti tumor ,  aktivitas larvasida , aktivitas termiticidal (Kalita, et al.,2011).
Bagian tumbuhan L. camara yang dapat digunakan sebagai insektisida adalah bunga dan daun. Ekstrak daun L. camara mengandung senyawa lantaden A dan lantaden B yang termasuk golongan terpenoid Lantaden A dan lantaden B dan kandungan flavonoid yang tinggi dari tumbuhan L. camara dapat mengendalikan serangga hama. Daun dan bunga dari tumbuhan L. camara memiliki sifat antifeedant pada serangga (Hendrival dan Khaidir, 2012)

B. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode aseptis. Produk farmasi steril adalah produk yang sangat kritis dan sensitif. Produk-produk ini dengan desain yang diperlukan untuk bebas dari mikroorganisme, dan pirogen. Kontaminasi dapat berasal dari proses, bahan, peralatan, operator, atau lingkungan produksi, tapi bisa saja dengan mudah diperkenalkan selama sampling atau pengujian sampel. Pengujian sterilitas sampel dari proses aseptik dapat dianggap sebagai proses aseptik terpisah, tergantung pada jenis yang sama dari kontaminasi adventif sebagai proses aseptis itu sendiri (Nageen, 2012).
Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Aseptik dilakukan dalam pembuatan obat steril, Namun, penyiapan sediaan tersebut belum dilakukan dengan teknik aseptis yang baik. Padahal teknik aseptis dalam pemberian intravena harus mendapatkan perhatian, karena sediaan tersebut merupakan sediaan yang harus dihindarkan dari kontaminasi semaksimal mungkin, Kontaminan yang ditemukan dalam sampel yang diambil dari lingkungan produksi, pemantauan lingkungan, secara rutin dikaitkan semata-mata dengan lingkungan produksi dan tidak dianggap kontaminan adventif selama pengujian (Surahman et al, 2008).




BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan di Kecamatan Lambandia, Kabupaten Kolaka Timur pada hari hari Kamis, 16 Oktober 2014 pukul 06.00-17.00 WITA.
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah pisau stainless steel.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan adalah bunga Tapak dara (Catharanthus roseus).
Gambar 1. Tanaman Tapak dara (Catharanthus roseus)
C.      Prosedur Kerja

Tapak dara (Catharanthus roseus)
 


-          Dipetik bunganya secara aseptis
-          Dibersihkan dari sisa kotoran
-          Dibungkus dengan koran dan dilapis dengan plastik
-          Disimpan dalam lemari pendingin.
Hasil...


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
Dari hasil pengumpulan sampel diperoleh sampel bunga Lantana camara L.  sebanyak ± 3,5 kg.
Gambar
Keterangan
Proses pengambilan sampel
Lokasi Pengambilan
Hasilnya diperoleh simplisia bunga Lantana camara sebanyak 3,5 kg.


B. Pembahasan
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangatberpotensi untuk dikembangkan dalam pencarian senyawa bioaktif. Diantara sekian banyak spesies tumbuhan yang memiliki potensi bioaktifikasi, hanya sebagian kecil yang diteliti secara fitokimia. Di Indonesia, Lantana camara L. telah digunakan secara tradisional sebagai obat bengkak, rematik, keputihan, dan penurun panas.
Pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat sedang digalakkan di Indonesia. Penggunaan obat tradisional pada masyarakat telah berlangsung lama secara turun temurun. Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan obat. Tanaman liar yang tumbuh bebas di sekitar pekarangan atau di kebun bahkan mampu dimanfaatkan sebagai obat.
Lantana camara L atau biasa dikenal dengan nama Tembelekan merupakan tanaman liar yang tumbuh tanpa perawatan khusus. Tembelekan sendiri sebagai tanaman liar ternyata memiliki banyak kandungan kimia diantaranya minyak atsiri, fenol, flavonoid, karbohidrat, protein, alkaloid, glikosida, glikosida iridoid, etanoid fenil, oligosakarida, quinin, saponin, steroid, triterpin, sesquiterpenoid dan tannin.
Teknik yang paling baik dalam pengambilan sampel adalah dengan teknik aseptis. Teknik ini meminimalkan sampel yang diperoleh bebas dari kontaminan seperti mikroba atau kontaminan lainnya. Pengambilan sampel ini dengan teknik ini baik sehingga sampel yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Kontaminan ini dapat bersumber dari sampel, alat yang digunakan ataupun personil itu sendiri. Salah satu alat yang digunakan dalam pengambilan sampel bunga L. camara adalah cutter stainless steel. Dengan menggunakan cutter stainless steel diharapkan sampel bunga yang dipetik terbebas dari kontaminan seperti logam. Pengambilan sampel dengan teknik yang salah menyebabkan munculnya kontaminan yang dapat merusak sampel.
Pengambilan sampel pada percobaan ini, di ambil di tiga tempat diantaranya di hutan samping Fakultas Ekonomi UHO, di depan gerbang BTN Kendari Permai Kecamatan Lambandia, dan di depan Anggoeya Resort Andounohu. Kami mengambil di tiga tempat yang berbeda karena sampel L. camara yang akan dicari hanya sedikit sehingga kami berinisiatif untuk mencari tumbuhan tersebut di tempat lain. Setelah sampel diperoleh kemudian tanaman tersebut dimasukkan ke dalam kantung plastik. Setelah proses pembukusan selesai, sampel kemudian disimpan didalam lemari pendingin agar tanaman tidak mudah rusak. Sampel disimpan dalam waktu 6 hari yang kemudian digunakan untuk praktikum. Sampel yang segar diharapkan dapat memberikan hasil yang sesuai saat dilakukan penelitian terhadap kandungannya tanpa adanya kontaminan.



BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pengambilan sampel bunga Tembelekan (Lantana camara L.) sampel yang baik adalah dengan teknik aseptis.
B.       Saran
Sebaiknya dalam pengambilan sampel, selain menggunakan cutter stainless steel digunakan juga handskun untuk menghindari kontaminan yang berasal dari tangan.


DAFTAR PUSTAKA

Ghangale, et al., 2011. Antimitotic Activity Of Lantana Camara Flowers. International Journal Of Institutional Pharmacy And Life Sciences Vol 1, No. 1.
Hendrival Dan Khaidir. 2012. Toksisitas Ekstrak Daun Lantana Camara L. Terhadap Hama Plutella Xylostella L.  J. Floratek 7: 45 -56.

Kalita, et al., 2011. Phytochemical Composition and In Vitro Hemolytic Activity of Lantana Camara L. (Verbenaceae) Leaves. Pharmacologyonline 1 : 59-67.
Lonare, et al., 2012. Lantana Camara: Overview On Toxic To Potent Medicinal Properties. International Journal Of Pharmaceutical Science And Research,  (IJPSR). Vol. 3, Issue 09. ISSN: 0975-8232.
Nageen, L.A., Gupta N.V., Natasha N.S., Bhat R.S., Yogita P., 2012, Comparison of Quality Requirements for Sterile Product Manufacture as per International Regulatory Agencies, Int.J.Pharm.Phytopharmacol.Res Vol. 1 No. 4.
Parwanto, et al., 2013. Formulasi Salep Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tembelekan (Lantana Camara L). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – Unsrat. Vol. 2, No. 03.
Saxena, et al., 2012. A Brief Review On: Therapeutical Values Of Lantana Camara Plant. International Journal Of Pharmacy & Life Sciences. (IJPLS), Vol. 3, Issue 3. ISSN: 0976-7126.
Surahma, Emma, Esther Mandalas dan Endah Ismu K., 2008, Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi Intravena Untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 1.



0 comments:

Post a Comment