KELARUTAN SEMU/TOTAL
(APPARENT SOLUBITY)
A.
TUJUAN
Mengetahui
perubahan pH larutan terhadap kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah.
B.
LANDASAN TEORI
Kelarutan atau solubilitas adalah
kemampuan suatu zat kimia
tertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).
Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan
jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu
pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris
lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang
dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat
yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit
terlarut, seperti perak klorida
dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun
sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang
terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui
untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated)
yang metastabil (Nugroho, 2012).
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai
kelarutan perlu diketahui pula mengenai larutan yang dibagi atas larutan jenuh,
larutan tidak jenuh, dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh adalah suatu arutan di mana zat terlarut berada dalam
kesetimbangan dengan fase padat zat terlarut). Suatu larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung hampir zat terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi yang
dibutuhkan untk penjenuhan sempurna pada temperatur tertentu. Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu larutan
yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang
seharusnya pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak
larut (Sakinah, 2012).
kelarutan suatu zat terlarut didalam pelarut
tergantung pada tingkat kepolaran pelarut dan zat terlarut atau komponen polar
akan larut dalam pelarut polar serta komponen nonpolar akan larut dalam pelarut
non polar (Choirul, 2010).
Polaritas pelarut yang digunakan harus
disesuaikan dengan komponen target, sesuai dengan prinsip kelarutan like
dissolve like yaitu pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan
pelarut non polar akan melarutkan senyawa non polar (Lestari, 2008).
Salah satu bahan pengawet yang sering
digunakan dalam makanan adalah asam benzoat (C6H5COOH).
Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk bahan makanan yang bersifat asam
seperti saos tomat. Bahan ini bekerja sangat efektif pada pH 2,5 – 4,0 untuk
mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri (Siaka, 2009).
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini, yaitu :
·
Gelas kimia
·
Batang pengaduk
·
Erlenmeyer
·
Timbangan analitik
·
Spatula
·
Oven
·
Kertas saring
2.
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu :
·
Asam benzoat
·
Buffer asetat dengan pH 4 ; pH 5 ;
pH 5,6
·
Aquades
D.
PROSEDUR KERJA
BUFFER ASETAT
|
pH
4
|
pH
5
|
pH
5,6
|
-
Dipipet 7 ml
-
Dimasukkan dalam erlenmeyer
-
Ditambahakan 0,2 g asam benzoat
-
Dikocok 20 menit
-
Disaring menggunakan kertas saring
RESIDU
|
FILTRAT
|
-
Dikeringkan di dalam oven
dengan suhu 50oC
-
Ditimbang
-
Dihitung asam benzoat yang larut
-
Dihitung konsentrasi asam benzoat
yang larut.
Berat endapan asam benzoat :
pH 4 = 0,62 gr
pH 5 = 0,75 gr
pH 5,6 = 1,38 gr
E.
HASIL PENGAMATAN
1.
Tabel hasil pengamatan
Berat asam benzoat yang digunakan 0,2 gram
Larutan buffer fosfat
(pH)
|
Berat awal kertas saring
(gram)
|
Berat akhir
Kertas saring + asam benzoat (gram)
|
Berat asam benzoat yang tak larut
(gram)
|
S0
|
S
|
4
|
0,03
|
0,65
|
0,62
|
0,450 M
|
0,126
|
5
|
0,04
|
0,79
|
0,75
|
0,344 M
|
0,313
|
5,6
|
0,06
|
1,44
|
1,38
|
0,967 M
|
1,111083
|
2.
Grafik
3.
Perhitungan
a)
Massa asam benzoat yang larut
·
Untuk pH 4
Massa
benzoat = massa benzoat awal – massa benzoat tidak larut
= 0,2 g – 0,75 g
= 0,55 g
·
Untuk pH 5
Massa
benzoat = massa benzoat awal – massa benzoat tidak larut
= 0,2 g – 0,62 g
= 0,42 g
·
Untuk pH 5,6
Massa
benzoat = massa benzoat awal – massa benzoat tidak larut
= 0,2 g – 1,38 g
= 1,18 g
b)
Menghitung konsentrasi kelarutan
intrinsik (S0)
·
Untuk pH 4
Massa Asam Benzoat 1
x
Mr Asam Benzoat v
0,55 1
x
122 0,01
= 0,450 M
·
Untuk pH 5
Massa Asam Benzoat 1
x
Mr Asam Benzoat v
0,42 1
x
122 0,01
= 0,344 M
·
Untuk pH 5,6
Massa Asam Benzoat 1
x
Mr Asam Benzoat v
-1,18 1
x
122 0,01
= 0,967 M
c)
Menghitung konsentrasi kelarutan semu
(S)
·
Untuk pH 4
log
= pH – pKa
(S – S0) = Inv.log (pH - pKa) x (S0)
S = [(Inv.log (pH - pKa)) x (S0)] + (S0)
S = [(Inv.log (4 – 4,19)) x (0,450)] + (0,450)
S = [(Inv.log (0,81)) x (0,450)] + (0,450)
S = (-0,721 x 0,450) + 0,450
S = -0,324 + 0,450
S = 0,126
·
Untuk pH 5
log
= pH – pKa
(S – S0) = Inv.log (pH - pKa) x (S0)
S = [(Inv.log (pH - pKa)) x (S0)] + (S0)
S = [(Inv.log (5 – 4,19)) x (0,344)] + (0,344)
S = [(Inv.log (0,81)) x (0,344)] + (0,344)
S = (-0,091 x 0,344) + 0,344
S = -0,031 + 0,344
S = 0,313
·
Untuk pH 5,6
log
= pH – pKa
(S – S0) = Inv.log (pH - pKa) x (S0)
S = [(Inv.log (pH - pKa)) x (S0)] + (S0)
S = [(Inv.log (5,6 – 4,19)) x (0,967)] + (0,967)
S = [(Inv.log (0,149)) x (0,967)] + (0,967)
S = (0,149 x 0,967) + 0,967
S = 0,144083 + 0,967
S = 1,111083
F.
PEMBAHASAN
Topik mengenai larutan
perlu dipelajari lebih mendalam karena sangat penting, khususnya untuk ahli
farmasi, sehingga dapat mengerti teori dan penerapan dari gejala kelarutan dan
dapat membantu memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau
kombinasi obat, membantu mengatasi kesulitan- kesulitan tertentu yang timbul
pada waktu pembuatan larutan farmasetis (dibidang farmasi). Pengetahuan yang
lebih mendetail mengenai kelarutan dan sifat-sifat yang berhubungan dengan itu
juga memberikan informasi mengenai struktur dan obat gaya antar molekul obat.
Sebelum suatu obat dipasarkan kepada masyarakat, perlu diketahui bagaimana
kelarutan obat tersebut dalam tubuh manusia. Hal tersebut sangat penting karena
tidak semua zat yang terkandung dalam obat terserap oleh tubuh, akan tetapi
terdapat bagian zat yang dieksresikan.
Percobaan kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH terhadap kelarutan
semu asam benzoat. Kelarutan semu merupakan keadaan di mana suatu zat terlarut
seolah-olah telah larut seluruhnya dan zat pelarut, namun sebenarnya masih
terdapat bagian zat terlarut yang tidak larut.
Asam
benzoat merupakan salah satu senyawa organik golongan asam aromatik. Untuk
mengukur nilai kelarutan semu asam benzoat, digunakan larutan buffer asetat
dengan berbagai pH tertentu, yaitu pH 5,6; 5; dan 4. Digunakan larutan buffer
asetat karena larutan buffer merupakan larutan yang tidak mengalami perubahan
pH walaupun ditambahkan sedikit asam maupun sedikit basa sehingga dapat
digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan asam benzoat yang bersifat asam
lemah. Penggunaan pH yang dibuat bervariasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perubahan pH terhadap kelarutan semu asam benzoat, sehingga variabel bebas
dalam hal ini larutan buffer asetat harus dibuat bervariasi.
Prosesnya, asam benzoat dilarutkan dalam larutan buffer asetat dengan
ukuran pH yang telah ditentukan sebelumnya secara bersamaan ada tiap-tiap pH
yang telah ditentukan, kemudian dilakukan pengocokan. Pengocokan dilakukan
dengan tujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Dalam percobaan yang telah
dilakukan, pengocokan dilakukan selama 20 menit. Setelah pengocokan selama 20
menit, akan tampak bagian asam benzoat yang tidak larut dalam larutan buffer
asetat. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam benzoat memiliki kelarutan semu.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini
adalah metode gravimetri, di mana dilakukan penimbangan terhadap asam benzoat
sebelum dan sesudah dilarutkannya asam benzoat dalam larutan buffer astetat.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh berat asam benzoat yang tidak larut
dari mengurangkan berat kertas saring akhir (berat kertas saring dan sisa asam
benzoat yang tidak larut) dengan berat kertas saring awal.
Secara teori, perubahan pH berbanding lurus
dengan kelarutan semu-nya. Maksudnya ialah, semakin meningkat nilai pH suatu
larutan, maka semakin besar juga kelarutan semu zat tersebut. Namun,
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, tampak pada grafik bahwa kelarutan
semu asam benzoat tidak berbanding lurus terhadap perubahan pH larutan buffer
asetat yang digunakan, tetapi membentuk
kurva naik-turun.
Perbedaan antara teori dengan hasil percobaan
mengenai hubungan perubahan pH terhadap kelarutan semu asam benzoat kemungkinan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu di antaranya adalah larutan buffer
asetat yang digunakan kemungkinan telah rusak karena tampak cairan kental
berwarna putih dalam larutan buffer asetat tersebut.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pH mempengaruhi kelarutan asam benzoat (asam lemah),
di mana semakin tinggi nilai pH, maka semakin tinggi pula nilai kelarutan asam
benzoat (asam lemah).
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul. 2010. Ekstraksi Oleoserin Jahe
Kajian Dari Ukuran Bahan Pelarut, waktu,
dan suhu. Jurnal pertanian MAPETA. Vol XII (2). Hal: 101-105.
Lestari, Mairisa. 2008. Pengaruh Nisbah
Total Etanol dan Waktu Reaksi
Terhadap Rendemen dan
Aktivitas Antibakteri Produk Etanolisis Minyak Inti Sawit. Jurnal Teknologi dan Hasil
Pertanian. Vol 13 (2). Hal: 102.
Nugroho, Hendro.
2012. Kelarutan. http://nugroho.the.zero.cool.blogspot.com/
diakses 18 April 2013.
Sakinah, 2012. Kelarutan semu / total. http://K.N.blogspot.com/ diakses 18 April
2013.
Siaka, I M. 2009. Analisis Bahan Pengawet
Benzoat pada Saos Tomat yang Beredar
Pada Wilayah Kota Denpasar. Jurnal Kimia.
Vol 3 (2). Hal :
87-88.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment